THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAGE WORK (6)
Prinsip 6
Overcome the Gridlock. Mengatasi kemacetan dalam relasi suami istri
Perbedaan-perbedaan yang dibawa suami istri saat masuk dalam pernikahan akan sangat berpotensi menimbulkan konflik. Baik itu masalah kehamilan, jumlah anak, pola didik anak, pekerjaan, kondisi keuangan, mendukung orang tua dan keluarga dalam keuangan, dan banyak lagi. Ketika suami istri tidak bisa mengakomodasi perbedaan-perbedaan ekspektasi yang terjadi adalah Gridlock, Macet. dan semakin banyak macam kemacetan yang terjadi dalam rumah tangga, tidak mungkin terjadi komunikasi yang baik. Yang terjadi pasti saling menyalahkan dan menuntut.
Jangankan menyelesaikan kemacetan, untuk bicara saja masing-masing sudah pasang kuda-kuda. Mereka saling menjaga area amannya sehingga kompromi menjadi barang langka.
Ciri ciri suami istri yang mengalami kemacetan dalam berkomunikasi adalah
1. Selalu berdebat dengan topik yang sama dalam setiap konflik
2. Keduanya tidak pernah membawa setiap masalah dengan guyonan dan ringan, penuh empati dan rasa sayang. Selalu dengan ketegangan dan suara tinggi.
3. Masalah yang sama selalu diungkit dan semakin berat intensitasnya.
4. Merasa gengsi untuk mengakui dan meminta maaf bahwa masing-masing ikut ambil bagian dalam setiap konflik yang terjadi.
Lalu bagaimana seharusnya suami istri membangun relasi?
Coping with Typical Solvable Problems (Kemampuan kognitif dalam mengatasi masalah dengan cara pandang yang berbeda)
Kita semua pasti setuju bahwa dalam pernikahan dan membangun relasi tidak ada mujizat. Harus diusahakan dan diupayakan dengan usaha yang cukup keras. Dan komunikasi memegang peranan penting dalam setiap diskusi. Mimpi kalau mau menyelesaikan masalah sementara komunikasi belum baik.
Menurut survey di Los Angeles, berapa lama waktu yang dihabiskan suami istri untuk berbicara satu sama lain dalam intensitas yang baik? 35 menit, dalam seminggu.
Bagaimana dengan komunikasi harian kita.
Ketika pasangan kita mengeluh bahwa kita lebih focus pada profil media social dibanding status pernikahan, itu adalah masalah yang perlu ditangani secara serius meski kita membantahnya,
Dalam keseharian semua pasangan suami istri menghadapi masalah-masalah yang sama. Stress pekerjaan, apalagi dalam kondisi ekonomi yang menurun drastis akibat Covid 19. Masalah relasi dengan ipar dan saudara, pekerjaan rumah, hingga mempengaruhi seks suami istri.
Kelahiran anak, yang menjadi distraksi tersendiri bagi relasi suami istri, jika tidak segera dipahami akan berakibat jangka panjang dalam relasi suami istri. Dan itu tidak bisa menjadi alasan untuk tetap belajar tentang pernikahan dan keluarga.
Suami istri harus “Sharpen the Saw” (menajamkan gergaji) dengan belajar setiap saat dan mengisi hidupnya dengan pengetahuan bagaimana membangun dan menjaga relasi dan komunikasi dalam pernikahan.
Sharpen the Saw saya mengambil istilah Steven Covey dalam Eight Habits From Effectiveness to Greatness.
Penambahan dari buku Seven Habits of Highly Effective People
Ketika gergaji masih baru, sehari bisa menebang 10 pohon, tapi berjalannya waktu selama beberapa minggu ke depan sehari hanya bisa memotong 8, 7, 6, 3, 1 semakin menurun. Itu karena dia lupa mengasah gergajinya.
Ketajaman gergaji berkurang sehingga kemampuan untuk “memotong pohon” juga menurun.
Demikian juga dalam kehidupan pernikahan, kita sudah terlibat dalam pelayanan di gereja, ikut terlibat di pelayanan MoU, aktif jadi tim, sudah sampai level pengajar. Waktu itu “gergaji” kita masih tajam, kita peka dengan setiap masalah dan pergumulan suami istri, berdoa bersama, berdiskusi dan menyelesaikan konflik karena setiap saat diasah. Kalau mulai tumpul, ada retret yang bisa merecharge dan menyegarkan ingatan kita.
Tapi sekarang saat kesempatan belajar dan berkumpul dalam retret terhambat. Apakah gergaji kita masih tajam atau sudah tumpul?
Amsal 27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya
Suami istri harus terus dan terus belajar untuk bisa saling menajamkan, jangan menunggu sampai gergaji kita tumpul. Akan butuh waktu lagi untuk menajamkan tools yang sudah kita pelajari dalam 10 prinsip MoU. Jangan berhenti belajar apalagi terlena karena sudah mengerti prinsip MoU.
Pernikahan adalah sekolah seumur hidup dan tidak ada kelulusan sampai maut memisahkan.
Saat suami istri berhenti belajar, berarti kita sedang saling menumpulkan.
(Agus - Vita)
0 Response to "THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAGE WORK (6)"