THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAGE WORK (5)
Prinsip 5
Solve your Solvable Problems (Selesaikan Masalah yang Mudah diselesaikan)
Jika suami istri mempunyai respect satu sama lain, itu membuka sudut pandang mereka. Mereka akan mempunyai dasar dalam menyelesaikan setiap perbedaan yang mengemuka.
Dan ketika suami istri terlalu sering berargumen, mereka akan kehilangan cara untuk meyakinkan pasangannya dalam menyelesaikan suatu masalah. Komunikasi tidak akan produktif karena dilakukan dengan suara tinggi dan kemarahan.
Jika ini terjadi dalam relasi kita, kita sendiri adalah “masalah” yang harus diselesaikan, bukan konfliknya.
“It’s not problem to solve but tension to manage”
Suami istri perlu belajar mengenal emosi dan gambar diri. Bekal apa yang kita bawa saat masuk ke pernikahan? Warisan karakter dan pohon keluarga seperti apa yang kita hidupi selama bertahun-tahun hidup bersama orang tua dan saudara- saudara kita?
Itu yang akan membantu suami istri untuk lebih bijak dalam bertindak dan berkata-kata.
Sering terjadi masalah yang sesungguhnya tidak seberat yang kita bayangkan, tapi karena pola komunikasi yang buruk, masalah menjadi semakin terlihat berat.
Ada lima prinsip dalam membangun relasi dan mengatasi konflik
1. Soften your Start-up,
Mulailah berkata dengan lembut.
2. Learn to make and receive repair attempts.
Belajarlah untuk membuat dan menerima usaha-usaha menuju kebaikan. Ketika kita belajar mengemudi, hal pertama yang diajarkan adalah mengenali bagian-bagian untuk mengemudi. Terutama REM. Jika semua tak terkendali jangan lupa menginjak rem.
Memahami kapan menginjak rem dalam konflik suami istri adalah keahlian dalam pernikahan.
Kedewasaan dan kematangan suami istri dalam berkonflik, bukan sibuk mencari siapa yang memulai, tapi siapa yang berani mengakhirinya. agus vita
3. Soothe yourself and each other.
Tenangkan dirimu dan pasangan sebelum mulai bicara. Lebih sulit bagi laki-laki dibanding perempuan, untuk berlaku sabar setelah berargumen.
4. Compromise. Berkompromilah untuk kebaikan bersama. Mengalahlah meski “merasa lebih benar.”
5. Processs any grievances so that they don’t linger.
Bicarakan dan jangan abaikan setiap keluhan-keluhan yang muncul, sehingga itu tidak terpendam, yang bisa menjadi bom waktu dikemudian hari.
Ini adalah langkah- langkah yang perlu dilatih terus menerus. Seperti di prinsip yang pertama. Statemen Ben Hogan, melakukan gerakan sederhana dengan benar secara berulang-ulang akan membuat kita menjadi trampil. Demikian juga dalam berkomunikasi.
(Agus - Vita)
0 Response to "THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAGE WORK (5)"