THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAFE WORK (4)

 Prinsip 4

Let your Partner Influence You (Ijinkan pasanganmu memberi pengaruh dalam hidupmu)

Buku ini menuliskan bahwa dalam penelitian yang dilakukan, tidak menemukan bahwa para suami akan memberikan semua kekuatan dalam pengambilan keputusan ke istrinya, dan tidak membiarkan istrinya mengatur hidupnya.

Dituliskan di buku itu, survey menunjukkan bahwa pernikahan yang bahagia dan stabil adalah jika para suami tidak takut membagi kekuasaan dalam pengambilan keputusan kepada istrinya untuk kepentingan bersama keluarga.

Ketika istri kurang setuju dengan keputusan yang akan diambil, lebih baik suami harus segera mencari alternatif keputusan yang disepakati berdua, daripada bersikukuh dengan keputusan awal.

Ini sinkron dengan prinsip ke 8 dalam MoU, suami sebagai perajurit pengambil keputusan dan eksekutor, sedangkan istri adalah radar yang mengingatkan suami.

Tapi yang ditemukan dalam survey, 65% suami tidak memilih pendekatan ini. Alih-alih malah berpikir negatif tentang istrinya.

Apa yang bisa dipelajari oleh seorang suami dari istrinya?

Ketika suami membuka diri untuk masukan istri, dia juga sedang membangun kekuatan persahabatan dengan pasangannya. 

Bukan hanya menghindarkan kemungkinan terjadinya konflik yang berkepanjangan tapi akan membuat pernikahan menjadi lebih menyenangkan. Dan tidak diragukan saat istri diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan memberi masukan, dia punya banyak kesempatan untuk membangun persahabatan dan mengajarkan hal baik pada suaminya tanpa takut.

Jika suami terbuka terhadap kritik dan masukan, seperti dalam MH4U, suami maupun istri memberi kunci pada pasangan masuk lebih dalam untuk mengenali kebutuhan jiwa masing-masing pasangan. Suami mengerti kebutuhan istri dan istri bisa memahami keinginan suami.

Pernikahan seperti ini bisa menjadi milik kita, kuncinya masing- masing suami istri harus membangun keintiman bersama Tuhan. Sehingga kasih Allah untuk istri dialirkan melalui suami begitu pula sebaliknya.

Bagaimana dengan relasi kita dengan pasangan?

Bagaimana relasi kita dengan Tuhan yang akan berdampak pada bangunan keintiman utuh Roh Jiwa dan Tubuh seperti yang dikehendaki Tuhan?

(Agus - Vita)

Tweet