THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAGE WORK (3)
Prinsip 3
Turn Toward Each Other Instead of Away (Berbalik untuk saling berhadapan dari pada saling Menghindar)
Apakah kita sering meluangkan waktu untuk ngobrol dengan pasangan dengan topik yang ringan-ringan? Bahkan kita bisa tertawa saat duduk bersama?
Konflik suami istri terjadi bukan karena kehilangan cinta tapi karena hilangnya persahabatan.
Suami istri yang selalu terhubung dan sering berinteraksi dengan obrolan ringan, lebih bisa menikmati kesenangan dalam pernikahan mereka.
Bukan berarti lepas dari perbedaan pendapat dan konflik. Tapi Ketika suami istri selalu berhadapan dan duduk bersama, mereka sedang membangun kepercayaan timbal balik, tidak ada yang disembunyikan di antara mereka.
Banyak suami istri berpikir bahwa rahasia membangun koneksi dengan pasangan adalah pergi ke suatu tempat dan berlibur bersama keluarga yang direncanakan secara rutin. Sesungguhnya konflik dan relasi harmonis suami istri terjadi dan terbangun dalam keseharian.
Bagaimana kita bisa melihat setiap “peristiwa kehidupan”, baik itu yang menyenangkan ataupun yang menyakitkan adalah bagian dari proses pendewasaan karakter suami istri.
Hadapi setiap problem kehidupan BERDUA.” Ada kiasan yang mengatakan “Don’t left your partner behind when fire attack your home” (Jangan lari meninggalkan rumah/ pasanganmu saat rumah terbakar)
Kamipun pernah mengalami di awal pernikahan. Saat kami berbeda pendapat, suara meninggi dan marah, saya pergi meninggalkan rumah dan menonton bioskop.
Pulang ke rumah, bagi saya masalah sudah selesai dan aman. Tapi sampai rumah masih tersaji wajah muram dari Vita. Karena saya merasa sudah beres dan selesai, saya tanya, “Kamu masih marah sama aku?” pertanyaan polos tanpa rasa bersalah bak anak kecil.
Lupa kalau penyebab kemarahannya adalah karena saya. “Kamu enak ribut-ribut terus tinggal pergi seneng-seneng, pulang udah happy, emangnya kalau kamu pergi aku bisa tenang, makin jengkel tau!!” semprotnya.
“Aku lebih suka kalau ribut jangan pergi, tetep di rumah, meski aku jengkel sama kamu tapi kalau kamu di rumah itu membuat aku lebih tenang. Sewaktu-waktu bisa menyelesaikan masalah kalau aku sudah reda emosinya. Tapi kalau kamu pergi aku pengin ngomong menyelesaikan masalah kamu gak ada itu membuat aku makin jengkel!”
Saya tersadar bahwa tipe karakter saya dan istri dalam melihat dan menyelesaikan masalah adl berbeda. Saya perlu belajar memahami dan mengerti keinginan istri.
Sejak saat itu saya berkomitmen, seribut apapun kami, saya akan tetap di rumah. Dan itu sungguh efektif dalam menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di antara kami.
Vita selalu mengingatkan saya, lebih baik ribut dengan kedewasaan berpikir dan masalah selesai, daripada mendiamkan masalah seolah selesai tapi kita terus menyimpan kejengkelan yang suatu saat akan meledak.
Renungkan Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
(Agus - Vita)
0 Response to "THE SEVEN PRINCIPLES FOR MAKING MARRIAGE WORK (3)"