Iklan

PERJALANAN SANG PEMENANG (3)

 KEJADIAN 37-50


 “Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana (Kejadian 39:10, 20)


Perjalanan menuju kemenangan sering kali harus menghadapi pelbagai hambatan dan penderitaan. Seperti yang terjadi dengan Yusuf, dimana dia harus menjalani hidup sebagai budak di rumah Potifar. Bahkan penderitaannya tidak berhenti dengan statusnya sebagai budak. Oleh karena menolak godaan isteri Potifar untuk melakukan perzinahan, Yusuf harus mendekam di Penjara.


Meraih keberhasilan sesuai dengan janji Tuhan, seperti mendaki puncak gunung, dimana dalam perjalanan menuju “puncak”, sering kali harus menghadapi pelbagai rintangan.


Rintangan yang harus dihadapi sering kali membuat seseorang tergoda untuk mencari “jalur cepat”, meskipun harus melanggar norma-norma kebenaran. Sebagai contohnya adalah Abraham, yang karena ketidaksabarannya menanti lahirnya “anak perjanjian” – Ishak, dia bersepakat dengan Sarah, isterinya menurut jalan kedagingan, yaitu dengan mengambil Hagar (Gal 4:23). Demikian halnya dengan Yakub, yang meraih “hak kesulungan” dengan cara menipu ayahnya, Ishak (Kej 27).


Dunia kita saat ini telah dikuasai oleh teknologi, yang menghasilkan sebuah masyarakat yang modern, yang berciri-ciri serba mudah, cepat dan nyaman. Hal ini tanpa kita sadari, telah banyak mempengaruhi pola pikir masyarakat, termasuk jemaat Tuhan. Terutama dalam merintis dan mencapai kesuksesan hidup. Sebagai akibatnya, tidak heran  banyak orang Kristen menghalalkan segala cara yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan, demi mempercepat dalam mencapai tujuannya.


Kita harus berani tampil beda, dengan tetap mengikuti cara-cara yang benar, sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.


“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat 16:24). Sebagai keluarga beriman, kita harus rela melewati “jalan salib” untuk mencapai keberhasilan hidup yang benar. Sehingga, kita bukan hanya sukses, tetapi juga hidup memuliakan Tuhan.


William Pen menuliskan sebuah ungkapan penting kepada kita, demikian : 


“No pain, no palm; no thorns, no throne; no gall, no glory; no cross, no crown” (Tidak ada sakit, tidak ada hasil; tidak ada duri, tidak ada tahta; tidak ada kepahitan, tidak ada kemuliaan; tidak salib, tidak ada mahkota)


(Soendoro - Imelda)

0 Response to "PERJALANAN SANG PEMENANG (3)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post