Iklan

PERJALANAN SANG PEMENANG (7)

 KEJADIAN 37-50


“Puncak” adalah tempat dan posisi tertinggi yang rentan dengan kejatuhan. Sebab, dengan kuasa, kedudukan, ketenaran dan kekayaan yang besar seseorang bisa bertindak dan melakukan apa saja yang dimaui. 


Kita semua ingat, bahwa “kesombongan adalah awal dari kejatuhan”.


Yusuf setelah diangkat menjadi wakil Firaun, dia memiliki kedudukan, kuasa dan tentu saja kekayaan yang berlimpah. Dan, menjadi kebiasaan bagi seorang raja dalam Perjanjian Lama, hal wajar memiliki lebih dari satu isteri. Seperti, yang terjadi dengan Daud, Salomo, dan raja lain-lainnya.


Tetapi, hal tersebut tidak terjadi dalam diri Yusuf. Dia tetap setia dengan satu istrinya, Asnat. 


Yusuf adalah sang pemenang sejati, sebab ia memiliki penguasaan diri yang luar biasa. Buktinya,  ditengah-tengah penderitaan yang berat, dia tidak terpuruk dan putus asa dan sebaliknya, setelah “sukses”, sebagai raja, Yusuf tidak jemawa.


Apakah rahasianya ?


Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub." Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini." (Kejadian 50:24-25).


Yusuf menganggap dirinya sebagai orang asing di Mesir. Hal ini dibuktikan dengan dia percaya dan berharap pada janji Allah, bahwa bangsa Israel akan dibawa masuk ke Kanaan, Tanah Perjanjian. Oleh sebab itu, Yusuf minta kepada saudara-saudaranya, supaya tulang-tulangnya dibawa ke Kanaan.


Rasul Paulus berkata kepada jemaat Korintus, demikian : ”Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (1 Kor 15:19).


My home is in Heaven, I’m just traveling through this world – Billy Graham


Marilah kita membawa seluruh keluarga kita berjalan dalam jalan kemenangan-Nya.


Tanamkan nilai-nilai sebagai pemenang, yaitu takut akan Allah, hidup dengan tujuan dan panggilan Ilahi dan bekerja dengan rajin. 


Meskipun dalam menyelesaikan visi ilahi, kita harus melewati penderitaan demi penderitaan, kita harus tetap teguh dan setia. Dan, selalu ingat kepada tanah air sejati, yaitu Surga yang Mulia.


“Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." (Wah 14:13)


(Soendoro - Imelda)

0 Response to "PERJALANAN SANG PEMENANG (7)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post