KESANGGUPAN UNTUK HIDUP KUDUS DI TENGAH DUNIA YANG GELAP DAN RUSAK
1 Tesalonika 4:7
Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Panggilan untuk hidup kudus bukan berarti kita ditempatkan di suatu tempat di mana tidak ada dosa sama sekali. Mungkin kita berada di lingkungan tetangga-tetangga yang hidup dalam kecemaran, dan berpikir akan hidup sebagai orang Kristen yang lebih baik jika ada di lingkungan yang berbeda.
Kita dipanggil untuk menjadi terang dunia (Matius 5:14). Pernikahan juga menerima panggilan untuk hidup kudus di tengah-tengah dunia yang gelap dan cemar. Kita pasangan suami isteri harus menjauhi dan menolak dosa percabulan dan perzinahan, hal yang tampaknya jadi sesuatu yang umum dilakukan oleh sebagian orang sekarang ini. Demikian juga kita menolak segala perbuatan yang cemar. Di tengah kegelapan, terang Kristus dalam hidup kita harus menerangi kegelapan.
Yesus berjalan di tengah-tengah orang berdosa, perempuan sundal, pencuri, tetapi tidak satupun di antara mereka yang membuat Dia berdosa. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa hal itu bisa dilakukan. Dia adalah contoh Terang yang sempurna di tengah dunia yang gelap.
Oleh sebab itu kita perlu minta kesanggupan untuk hidup kudus di tengah dunia yang gelap dan rusak. Semakin gelap keadaan sekitar kita, semakin terang kita bercahaya. Semakin jahat dunia ini, semakin besar kesempatan kita untuk melakukan apa yang kudus. Kita tidak boleh menyerah kepada keadaan sekitar kita, atau berkompromi dengan cara-caranya. Kita harus terus berjalan dalam kekudusan dan menjadi terang di tengah dunia yang gelap dan rusak. GBU.
(Wie - Yuli)
0 Response to "KESANGGUPAN UNTUK HIDUP KUDUS DI TENGAH DUNIA YANG GELAP DAN RUSAK"