SELALU DIAM DALAM BAITNYA
"Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya".
Mazmur 27 : 4
Suatu pernikahan yang kokoh pasti didasari oleh hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan.
Saat kita berhenti menerima dari Tuhan, biasanya kita akan mulai menuntut dari pasangan kita.
Bukannya menghargai, mengasihi, dan melayani, kita justru fokus pada kekurangan pasangan kita.
Kita mulai frustasi dengan begitu banyaknya "ternyata-ternyata" dari pasangan kita yang tidak sempurna dan mulai menyalahkan pasangan kita karena kondisi tersebut.
Namun saat hati kita penuh dengan kasih dan penerimaan dari Tuhan, kita jadi lebih bebas mengasihi pasangan, bukannya khawatir kalau tidak dikasihi. Kita termotivasi untuk melayani bukannya dilayani. Kita terdorong untuk menghargai bukan merasa tidak dihargai.
Seorang istri berkata, "Suami saya tidak pernah menjadi Imam yang benar" atau sang suami berkata, "Istri saya tidak pernah melayani dengan baik".
Merindukan suami menjadi Imam atau istri melayani dengan baik tidak salah,
tetapi saat kita menempatkan kebahagiaan dan harapan kita di tangan orang lain, maka sebenarnya kita harus siap untuk kecewa, karena kita sama-sama manusia berdosa yang bisa berbuat salah dan mengecewakan lagi dan lagi.
"Perubahanku tanggung jawabku, perubahannya, aku percaya FirmanNya".
Hubungan dengan Tuhan memenuhi kebutuhan kita yang paling mendasar yaitu kebutuhan untuk diterima dan dikasihi.
Saat kita penuh dalam Tuhan dan sadar akan status kita, maka kebutuhan lainnya seperti dilayani,
dihargai pasangan menjadi tidak begitu penting lagi.
Tidak adil jika kita minta pasangan kita untuk memuaskan seluruh keinginan kita, karena tidak seorang pun sanggup melakukan hal tersebut.
Jika kita mengharapkan pasangan kita menjadi Tuhan bagi kita, pasangan kita pasti akan gagal.
Dan jika kita berusaha mengakhiri kekecewaan kita dengan perceraian, maka pasangan
kedua, ketiga bahkan yang berikutnya pun juga akan gagal memenuhi keinginan kita.
Hanya ada satu pribadi yang dapat mengasihi kita dengan kasih yang sempurna, tak tergoyahkan dan terus memberi, yaitu Tuhan sendiri.
Ketika satu hal yang kita inginkan adalah diam di rumah Tuhan, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya, maka kebutuhan jiwa kita juga akan dipenuhi oleh Bapa surgawi kita.
Kita akan penuh dengan sukacita yang luar biasa dalam memberi, mengasihi dan melayani, tidak terus menerus berpikir apakah kita sudah dikasihi atau dilayani.
"Semakin sedikit yang kita terima dari Tuhan, makin banyak yang kita tuntut dari pasangan kita,
semakin banyak kita menerima dari Tuhan, makin leluasa kita memberi diri untuk pasangan kita".
Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk pernikahan kita adalah selalu diam dalam baitNya.
Saat kita mulai kecewa dan menuntut pasangan kita artinya rohani kita mulai kelaparan, suatu tanda panggilan untuk segera datang kepada Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
(Peter - Mace)
0 Response to "SELALU DIAM DALAM BAITNYA"