Iklan

LUKA BATIN

Beberapa waktu yang lalu, kami suami istri sempat terpapar covid (puji Tuhan hanya gejala ringan), dan karenanya harus menjalani isolasi mandiri (isoman), sambil Work from Home (WFH) di rumah.


Selama masa isoman kami sempat menonton beberapa film dan film seri yang menurut review cukup bagus, baik dari segi kualitas maupun ceritanya.


Dan kebetulan (mungkin juga bukan kebetulan), beberapa film dan film seri yang kami lihat mengusung tema tentang pemulihan gambar diri dan efek luka batin atau kepahitan di masa lalu, maupun di masa kini, terhadap kehidupan yang dijalani oleh tokoh-tokoh dalam film-film tersebut.

Setelah melihat film-film tersebut, kami pun tergerak untuk membahas tentang topik ini di dalam renungan MoU seminggu ke depan.


Luka batin atau emotional wound/ emotional scar, merusak gambar diri seseorang.

Seperti halnya luka (wound) maupun bekas luka (scar) fisik akan mempengaruhi penampilan kita, luka batin juga merusak gambar diri kita.


Kej 1:26 - Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."


Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah sendiri, sempurna dan diciptakan untuk menguasai bumi.

Pada saat gambaran ini dirusak, manusia akan melihat dirinya sebagai sesuatu yang kurang dari sempurna bahkan tidak berharga sehingga tidak dapat menjalani hidup seutuhnya, tidak memiliki damai sejahtera dan sulit menemukan kebahagiaan sehingga ia tidak dapat melihat dan menemukan rencana Allah yang indah baginya.


Cacat gambar diri ini akan mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan kita dengan orang lain.

Terlebih di dalam sebuah pernikahan, dibutuhkan 2 orang dengan gambar diri yang sehat untuk memungkinkan mereka untuk saling menerima, saling mengasihi dan saling bertumbuh satu sama lain.

Bagaimana seseorang menerima orang lain jika menerima dirinya sendiri saja dia tidak mau?

Bagaimana seseorang mencintai orang lain jika mencintai dirinya sendiri saja dia tidak mampu?

Bagaimana seseorang membuat orang lain bertumbuh jika pertumbuhan dirinya sendiri saja dikerdilkan dengan kekecewaan dan kepahitan?


Karenanya untuk memulai proses Self-Healing (memulihkan diri ) dan Help-Healing (menolong orang lain yang perlu dipulihkan), kita akan mencoba bersama-sama untuk melihat apa penyebab terjadinya luka batin, bagaimana mendeteksi luka batin, dan apa yang harus dilakukan untuk sembuh dari luka batin tersebut.


Pertama-tama kita akan melihat apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan luka batin.

Banyak sekali hal-hal negatif di dalam dunia yang penuh dosa ini yang dapat menimbulkan rasa sakit, ketakutan, perasaan bersalah, kesepian dan trauma seperti kecelakaan, penderitaan, bencana dan kematian, tetapi pengalaman buruk yang kita terima dari orang lain lah yang biasanya membekas dalam dan mempengaruhi cara kita memandang dan berespon terhadap kehidupan ini. Dua hal yang paling signifikan di antaranya adalah :


1. Kekerasan/penganiayaan (Abuse)


Pkh 4: 1 - Lagi aku melihat segala penindasan yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah, air mata orang-orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di fihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan.


Kekerasan bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan/penganiayaan verbal (kata-kata) atau kekerasan/pemaksaan seksual.

Hal-hal seperti ini akan menimbulkan trauma dan kepahitan pada orang yang menerimanya.

Penyiksaan secara fisik menyebabkan perasaan tidak berdaya dan ketakutan.

Kata-kata kasar, penghinaan, tuduhan, penghakiman, celaan atau ejekan menyebabkan rasa malu, tertekan dan merasa diri tidak berharga.

Pelecehan seksual dan pemerkosaan merusak jati diri dan esensi kehidupan terdalam seseorang sebagai manusia.

2. Penolakan (Rejection) dan Pengabaian (Neglect)


Kol 3: 21 - Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Kehidupan (kebanyakan dimulai pada masa kanak-kanak) yang diisi dengan penolakan atau pengabaian menghasilkan pribadi yang kesepian, tidak memiliki rasa aman (insecure) dan tidak percaya diri.

Seorang anak yang tidak diinginkan dan tidak dikasihi atau mendapat perlakuan tidak adil dan pilih kasih akan merasa tersisih dan tidak memiliki tempat di dunia ini.

Seorang manusia yang direndahkan dan tidak diterima akan mengubur semua potensi diri dan mimpinya.

Tidak adanya seseorang yang mendampingi, mengarahkan dan menguatkan akan membuat seorang anak tumbuh tanpa akar dan tanpa tujuan.


Kami mengajak sahabat-sahabat MoU sekalian untuk merenungkan, apakah ada kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman seperti yang disebutkan di atas di dalam hidup kita (baik sekarang, baru-baru ini, ataupun yang terjadi di masa lalu)?

Atau apakah ada seseorang dalam ingatan kita atau keluarga kita atau lingkungan terdekat kita yang mengalaminya?

Atau apakah diri kita justru pernah melakukan hal-hal tersebut di atas yang mungkin menyebabkan luka batin atau kepahitan pada seseorang?

Dan mari kita memulai sebuah proses Self-Healing dan Help-Healing bersama dengan Tuhan untuk kembali menemukan gambar  diri yang sempurna seperti gambar dan rupa Allah sendiri.


Yer 30:17a - Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN


Tuhan Yesus memberkati


(Chandra - Sansan)

0 Response to "LUKA BATIN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post