RENDAH DIRI
Setelah mengetahui penyebab luka batin, kita akan mencoba untuk melihat atau mendeteksi akibat atau manifestasi yang timbul dalam kehidupan seseorang akibat luka batin tersebut.
Manifestasi atau ciri-ciri yang pertama dari gambar diri yang rusak adalah rasa RENDAH DIRI
Mzm 139 :13-14 - Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Gambar diri yang rusak menyebabkan seseorang merasa dirinya tidak berharga, padahal Tuhan menciptakan setiap kita sempurna.
Sebagai contoh, seorang anak yang selalu disebut bodoh karena nilai pelajarannya yang jelek akan selalu merasa tidak mampu untuk belajar, padahal seperti kita tahu sekarang bahwa nilai mata pelajaran tertentu tidak dapat menjadi tolak ukur untuk menilai tingkat kecerdasan seseorang.
Akan tetapi kata-kata kutuk dan label-label yang merendahkan seperti ini mengakibatkan anak tersebut tumbuh menjadi seseorang yang tidak percaya diri dan tidak mau berusaha.
Perasaan rendah diri sangat merusak hidup, begitu banyak potensi dan talenta yang akan terkubur dan tidak dimanfaatkan ketika seseorang dibatasi oleh perasaan rendah diri.
Penelitian dan data-data statistik membuktikan bahwa perasaan rendah diri memberikan kontribusi yang sangat besar pada kegagalan, baik dalam pekerjaan, kehidupan, hubungan maupun performa seksual.
Rasa tidak berharga memadamkan semangat dan daya juang, juga mengkerdilkan kemampuan dan kreatifitas.
2 kecenderungan orang yang rendah diri adalah :
1. menutup diri, apatis, tidak mau terlibat, pemalu, dan menghindari perhatian ataupun tanggung jawab karena merasa tidak mampu.
Dalam kasus ekstrim orang tersebut bahkan tidak mempunyai keberanian untuk mencoba, dan men-cap dirinya sendiri sebagai pecundang (no good loser) yang tidak mampu melakukan apa-apa
2. Berusaha menutupi rasa rendah dirinya dengan sikap arogan, suka pamer, ataupun sok tahu karena tidak mau terlihat atau dianggap bodoh.
Tanpa disadarinya, sikap ini sebetulnya akan semakin menunjukkan kekurangannya dan ia akan berusaha lebih lagi untuk menutupinya. Hal ini menjadi pola yang berulang sehingga ia menjadi orang yang "menyebalkan" dan makin terpuruk dalam rasa rendah diri yang tak tak berujung.
Musa, sorang anak yang tidak seharusnya dilahirkan, jati dirinya sebagai orang Israel harus ditutupi, namun bahkan setelah menjadi seorang pangeran Mesir pun ia tidak diakui, hidupnya terbuang sebagai seorang gembala sederhana di tanah asing selama 40 tahun.
Ia tumbuh menjadi seorang yang rendah diri dan tidak memiliki ambisi.
Ketika Tuhan menjemputnya untuk memimpin bangsanya keluar dari perbudakan, berkali-kali Musa menolak karena rendah diri.
Kel 3 :11 - Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
Kej 3 :13 - Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
Kel 4:1 - Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"
Kel 4:10 - Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."
Kel 4 :13 - Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."
Gideon, adalah seorang yang gagah perkasa, akan tetapi identitas keturunannya sebagai suku yang terkecil dan penindasan orang Midian membuatnya menjadi seorang yang lemah, tidak percaya diri dan peragu.
Ketika malaikat Tuhan memanggilnya untuk membebaskan orang Israel dari penindasan orang Midian, Gideon yang sedang bersembunyi pun berkali-kali menolak karena merasa rendah diri.
Hak 6 : 11 - Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian.
Hak 6 :15 - Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku."
Setelah itu Gideon masih 3x meminta tanda dari Tuhan dan setelah Tuhan meyakinkannya lagi melalui mimpi seorang prajurit Midian, barulah akhirnya Gideon berani maju dan mengalahkan orang Midian
Mefiboset, adalah keturunan terakhir Raja Saul yang timpang kakinya karena kecelakaan dalam pelariannya dan hidup bersembunyi selama bertahun-tahun dalam pembuangan.
Ketika akhirnya Raja Daud menjemputnya untuk mengembalikan status kebangsawanannya, Mefiboset menyetarakan dirinya dengan seorang hamba dan seekor anjing mati.
2 Sam 9 :5-8 - Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.
Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."
Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku."
Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"
Seperti halnya Musa, Gideon dan Mefiboset, orang yang rendah diri (terlebih yang menderita cacat gambar diri) membutuhkan undangan, peneguhan dan pemulihan dari Tuhan untuk dapat memulihkan gambar dirinya. Dan seringkali, dibutuhkan uluran tangan seseorang seperti Raja Daud untuk menolong orang yang rendah diri kembali ke jati dirinya yang sesungguhnya.
Kami mengajak teman-teman MoU untuk mengambil waktu dan merenungkan, apakah ada di antara kita yang berada di dalam situasi rendah diri dan merasa diri tidak berharga?
Atau apakah ada orang-orang di sekitar kita yang memerlukan uluran tangan kita untuk membantunya bangkit dan menang dari perasaan rendah diri?
Pengetahuan bahwa kita adalah gambar dan rupa Allah yang sempurna tidaklah cukup, sebagai manusia yang tidak sempurna dan masih berproses kita membutuhkan tindakan dan langkah iman untuk mengalahkan rasa rendah diri dan menemukan keberhargaan yang benar.
2 Korintus 3:16, 18 - Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Tuhan Yesus memberkati
(Chandra - Sansan)
0 Response to "RENDAH DIRI"