MEMANIVESTASIKAN KERAJAAN ALLAH (3)
Mazmur 127:5, Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
Anak adalah gambaran dari keberadaan orang tua. Apa yang kita tabur melalui kata-kata dan kita perlihatkan melalui keteladanan sikap hidup sehari-hari akan termanivestasikan dalam hidup mereka. Untuk itu selama masih ada kesempatan isilah hidup mereka seperti mengisi tabung anak panah. Pada waktu dilesatkan atau dipanahkan akan mencapai sasaran yang tepat. Dan minta hikmat Tuhan dalam mendidik anak-anak kita.
Saya ingin berbagi tentang isi hati anak-anak kami, Natanael, Jordan dan Naftalie, ketika saya berada di Rumah Sakit, yang mereka ungkapan saya.
1. Natanael David Jehuda.
Saya tahu papa masuk Rumah Sakit ketika ditelp oleh tante, lalu saya menghubungi Jordan (adik saya) untuk memastikan kondisi papa. Waktu saya diinfokan hal ini, saya respon biasa, karena saya tidak melihat langsung. Tetapi ketika mama telp saya memberitahukan kondisi papa yang kritis, disitu saya panik, kepanikan tersebut berlangsung selama 1 jam (pas waktu itu saya sedang kuliah via zoom). Dalam kondisi tersebut saya berdoa dan bertanya Tuhan, tetapi Tuhan tidak menjawab apapun. Dalam hubungan pribadi bersama Tuhan ketika saya bertanya, DIA menjawab Ya atau Tidak, sehingga saya bisa mengantisipasinya. Jika DIA diam bukan berarti bahwa DIA tidak dengar atau tidak peduli tetapi DIA akan bertindak dan turut bekerja untuk kebaikan saya, yang membuat saya kagum dan takjub kepadaNYA. Hal ini sering saya alami selama saya seorang diri di negeri orang, (Saya kuliah di Jerman). Sebab saya percaya dan yakin bahwa DIA ADALAH ALLAH YANG PEGANG KENDALI UNTUK SMUA KEHIDUPAN DI ALAM SEMESTA INI TERMASUK HIDUP SAYA DAN PAPA.
Saya bersyukur bahwa saya berada didalam keluarga yang hangat, penuh cinta kasih serta mengajarkan takut Tuhan sehingga saya bisa merasakan dampaknya sekarang ini. Thank you papa mama.
2. Jordan Daniel Joshua.
Awal saya panik ketika tahu kondisi papa yang drop. Mulai dari beli tabung oksigen hingga antarin papa ke Rumah Sakit. Tetapi lama kelamaan, saya bisa tenang.
Ketenangan ini dapat terjadi, ketika saya melihat mama agak panik daripada saya, sehingga saya harus lebih tenang untuk menguatkan mama.
Saya merasa ada sesuatu yang hilang dan sepi ketika papa berada di Rumah Sakit sebab selama ini biasanya selalu melihat papa ada dirumah. Ada rasa kangen apabila dielus-elus kepala saya oleh papa, sebab papa biasa melakukannya demikian sebagai bentuk sayang kepada saya.
Ketika mendengar kondisi papa drop dirumah sakit, saya pun berdoa memohon pertolongan Tuhan, saya menyerahkan kepada Tuhan sebab DIA tahu yang terbaik untuk papa.
Hari ini kami bisa kumpul lagi bersama-sama, bisa canda, makan bareng dimeja makan, membagi tugas dan membersihkannya setelah makan bareng adalah sesuatu yang menyenangkan dan menjadi kebahagian tersendiri yang saya rasakan. Yang belum tentu saya dapatkan di keluarga manapun.
Doa saya semoga papa mama tetap sehat, kuat di dalam perlindungan Tuhan.
Saya akan mengikuti teladan kalian ketika saya berumah tangga.
3. Naftalie Debora Jemima.
Ketika papa dibawah ke Rumah Sakit, saya agak panik sebab selama ini saya tidak pernah melihat papa sepucat itu apalagi sampai masuk Rumah Sakit. Saya tidak bisa membayangkan jika terjadi sesuatu yang tidak saya harapkan.
Dalam kepanikan tersebut, yang saya lakukan adalah berdoa untuk memohon penyertaan Tuhan sebab saya selalu ingat pesan papa bahwa doa adalah P3K nya kita orang yang percaya kepada Kristus dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba.
Kemudian saya diingatkan akan peneguhan dari seorang Hamba Tuhan yang pernah datang ke rumah dan menyampaikan pesan Tuhan agar papa tetap setia dalam melayani Tuhan dan DIA akan menyertai selalu. Walaupun kenyataannya saya melihat bahwa papa mengalami proses tidak seperti yang diharapkan saat berada di Rumah Sakit. Tetapi pada akhirnya saya melihat dengan mata saya sendiri bahwa kalau Tuhan sudah berjanji pasti akan digenapinya, terbukti Tuhan sembuhkan dengan sempurna, seperti saat ini.
Pernah satu kali saya kangen sekali dengan papa, lalu saya WA, dengan tulisan :
I ❤️ u papa, cepat pulang ya.
Harapan saya dengan tulisan tersebut, papa bangkit dan bersemangat, jangan menyerah dengan covid.
I love u papa mama, lihat sampai aku menikah ya.
Dari ungkapan isi hati ke 3 anak saya, tentu sebagai orang tua, ada perasaan bahagia, bangga serta bersyukur bahwa yang kami tabur selama ini tidak sia-sia, yang kami isi tabung hidup mereka, hari ini kami rasakan kebahagiaannya.
Hal yang sama yang kami mau dengan keberadaan keluarga Bapak Ibu sekalian.
Anak-anak kita akan menjadi tunas pohon zaitun disekeliling mejamu, Maz 128:3b. Apabila kita setia menabur hal-hal yang mulia kepada mereka. Dan memberikan keteladanan yang benar kepada anak-anak maka suatu hari nanti engkau akan menuai dengan sorak sorai, Maz 126:2a. Sebab anak-anak kita adalah camera yang selalu merekam tindakan kita sebagai orang tua yang dipercaya.
Selain daripada itu, mari dekati mereka dan dengarkan isi hati mereka, sama seperti Tuhan yang datang mendekati kita dan mendengarkan setiap ungkapan isi hati kita.
Doa : Tuhan sungguh kami mau, menjadi mercusuar bagi anak-anak kami. Tanpa Engkau tidak mungkin dapat terwujud keluarga Ilahi yang menghasilkan generasi mulia. Pegang tangan kami, beri kami hikmatMu.
Tuhan Memberkati,
(Elim - Ratna)
0 Response to "MEMANIVESTASIKAN KERAJAAN ALLAH (3)"