Iklan

THE COVENANT KEEPER

Hakim-Hakim 11:1-2 Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain."


Tgl 13 Oktober Kemarin Raja Bhutan, Jigme Khesar merayakan 1 dekake pernikahan nya dengan Ratu Jetsun Pema. Dalam Tradisi Bhutan raja boleh memiliki lima sampai tujuh istri. Namun Raja Jigme menolak poligami, dan memilih setia dengan Ratu Jetsun.


Di tanah air ada Sultan Hamengku Buwono X yang seharusnya diperbolehkan memiliki istri lebih dari 1. Perkawinan Sultan dengan Ratu Hemas dikaruniai 5 puteri. Kerap kali gubernur DIY ini disarankan untuk menikah lagi agar mempunyai keturunan laki-laki, tapi Raja Yogya ini selalu menolak, karena tak mampu berbagi hati.


Raja Bhutan dan Sultan Hamengku Buwono adalah 2 orang Raja yang meskipun dalam tradisinya diperbolehkan mempunyai banyak istri, namun memilih untuk setia hanya dengan 1 istri. Sedangkan banyak anak Tuhan yang sudah berjanji dihadapan Tuhan untuk setia pada pasangannya seumur hidupnya  malah tidak mau memegang  perjanjian pernikahannya.


Sangatlah dapat dipastikan, ketika seseorang tidak menjaga perjanjian pernikahan dan kesetiaannya, maka akan timbul banyak masalah dan konflik dalam keluarga.


Seperti Gilead,  yang meskipun telah beristeri dan memiliki banyak anak, tetapi tetap memilih mengambil perempuan sundal,  yang dari hubungannya  menghasilkan Yefta. 


Akhirnya anak-anaknya berkonflik mengenai warisan, dan Yefta diusir oleh saudara-saudara tirinya, karena dianggap tak layak mendapat bagian dalam milik pusaka mereka.


Dalam prinsip pertama MoU, kita mengenal bahwa Tuhan kita adalah Allah Perjanjian, oleh sebab  itu pernikahan kita juga adalah sebuah Perjanjian,  bukan kontrak. 


Bahkan Dalam Maleakhi 2:10-16  dikatakan Allah tidak berkenan kepada ibadah orang yang berkhianat dan tidak setia kepada perjanjian pernikahannya (ayat 13)


Allah membenci orang yang berkhianat terhadap pasangan seperjanjiannya dan Allah juga membenci perceraian. 

Dia menginginkan kita setia dan menjaga kekudusan pernikahan, sehingga  dari kesatuan yang kudus itulah Lahir Keturunan- Keturunan  Ilahi.


Maleakhi 2:1516 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!


Marilah kita memegang teguh janji pernikahan kita yang sudah kita ucapkan bersama pasangan kita di hadapan Tuhan, sekalipun mungkin banyak alasan yang dapat kita pakai untuk menjadi tak setia.

Sehingga pada akhirnya kita terbilang orang-orang  yang menang, yang disebut sebagai Sang Penjaga Perjanjian (The Covenant Keeper).


Let’s Celebrate The Victory!


(Terry - Ciska)

0 Response to "THE COVENANT KEEPER"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post