Iklan

PEMUIHAN HATI BAPA

Banyak orang tidak suka dengan ajaran orang tua pada masa mudanya. Mungkin ada orang sangat kesal bahkan membenci ayahnya ketika ayahnya itu mengajarkan kehidupan. Memang bisa saja ayah itu mengajarkan dengan cara yang tidak tepat. Yang diingat bukan ajarannya tapi cara yang tidak tepat. Tidak heran amat sangat orang yang sakit hati, dendam, meremehkan, ayahnya. Sehingga pada umumnya banyak orang yang harus dipulihkan tentang Hati Bapa. 


Begitu mengalami pemulihan rasanya begitu lega, apalagi kalau bisa rekonsiliasi dengan sang ayah. Sebagian besar orang ini ketika menjadi seorang ayah, mengambil sikap untuk tidak mau meniru cara ayahnya. Lebih Memberi kebebasan kepada anak sejak kecil, dengan sangat sedikit memberi ajaran agar anaknya tidak sakit hati seperti dirinya dulu. 


Di pihak lain ada sebagian orang yang ayahnya tidak pernah atau amat sangat sedikit mengajarkan kehidupan. Ini karena ayah itu trauma atau dia tidak pernah diajarkan apa-apa oleh ayahnya. Orang yang tidak pernah atau amat sangat sedikit mengalami sentuhan ajaran seorang ayah, maka bisa bertumbuh menjadi seorang yang semau gue. 


Amsal 3 : 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.


Sejak kecil saya sangat sedikit mendapat ajaran dari papi. Sekarang saya paham kenapa papi saya sangat sedikit memberi ajaran dan petunjuk kepada anak-anaknya. Karena papi saya sendiri, sejak umur 6 tahun sudah kehilangan papanya. Karena itu dia mungkin kesulitan untuk memberi ajaran dan petunjuk kepada anaknya karena tidak pernah mengalaminya. 


Dengan situasi itu saya bertumbuh menjadi seorang yang semau gue, karena tidak ada yang memberi larangan, atau memarahi apalagi menerima pukulan tongkat disiplin. Saya cenderung menjadi liar. Pikiran saya meliar, bisa meletik ke sana kemari. 


Puji Tuhan masa remaja mengenal Tuhan Yesus, kemudian juga mengalami pemulihan hati Bapa. Dengan demikian saya merasa cukup dipulihkan. Tidak ada lagi masalah soal Hati Bapa. 


Namun ternyata dalam masa kesulitan besar ini, barulah muncul masalah yang tersamar itu. Dalam masa sulit ini, ketika semua jalan seperti tertutup, di sinilah masalah itu terbuka. Dengan tekanan berat, maka tampaklah asli nya diri saya yang terdalam. 


Barulah saya merasakan betapa sulitnya saya mempercayai Tuhan sebagai Bapa. Status saya sebagai Anak Tuhan, cukup sukar dibayangkan dan dipercaya. Saya merasa Tuhan itu seperti memalingkan wajahNya, tidak peduli dengan saya. Tuhan sengaja membuang saya, karena saya bersalah. Rasanya pengampunan dan kasih Tuhan yang saya alami sebelumnya, tidak cukup untuk percaya bahwa status saya sebagai anakNya. Bagi saya Tuhan itu kejam karena membiarkan saya mengalami kesukaran. 


Tapi Tuhan itu baik. Tuhan itu adalah Bapa yang baik. Dengan sikap seperti itu, Roh Kudus malah menuntun kepada kesembuhan.


Amsal 13 : 24 Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. 

Amsal 22 : 15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan memgusir itu daripadanya. 


Suatu subuh waktu doa pribadi, ayat-ayat ini muncul. Roh Kudus bekerja, sehingga mata rohani saya seperti tercelik. Justru kalau saya mengalami disiplin Tuhan dalam bentuk kesulitan dan hajaran sakit, itu adalah bukti saya adalah seorang anak yang dikasihi. Tongkat didikan itu untuk mengusir kebodohan saya. Inilah Kasih Bapa itu. Kasih Bapa ternyata bukan hanya menerima saya apa adanya, tetapi juga memberi tongkat didikan yang terasa sakit untuk mengusir kebodohan di hati.


Di sinilah saya baru sadar. Bahwa karena sejak kecil saya tidak pernah mengalami tongkat didikan/dipukul papi, tidak pernah ditegur apalagi dimarahi, tidak pernah diberi arahan dan koreksi, membuat saya tidak pernah merasakan kasih yang sejati.


Ibrani 12 : 6

Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.


Kasih Tuhan itu ada 2 sisi, kasih tanpa syarat dan kasih yang disiplin sebab Bapa adalah Kudus. 

Saya sudah mengalami Kasih Tanpa Syarat, tapi belum pernah mengalami Kasih Yang Disiplin. 

Saya hanya bersyukur bahwa Bapa Surgawi, mau mendisiplin dan memberi hajaran, karena itu bukti bahwa saya anak yang dikasihiNya. 


Teringatlah saya kepada anak-anak saya. Apakah selama ini saya juga melakukan cara yang sama seperti papi saya ? Seingat saya, saya sering memberi teguran, bahkan pernah terlalu keras sekali saya memberi tongkat didikan pada waktu Benaya masih kecil. Terlalu keras memang tidak dibenarkan karena bisa melukai hati. Namun setidaknya itu itu adalah tindakan seorang ayah yang mengasihi anaknya. 


Akibat tidak pernah mendapat hajaran dan didikan dari papi, membuat istri, anak-anak saya, sering mengalami kesulitan dengan tindakan saya. Bisa aja ada teman-teman, saudara, orang sekitar saya, juga pernah mengalami kesulitan dengan tindakan saya. 


Sampai sekarang saya juga masih mengendalikan keliaran pikiran yang suka meletik ke sana kemari agar tidak kebablasan berpikir. 


Mendapat hajaran adalah kasih karunia. Hajaran adalah bukti dari status anak. Karena sebagai anakNya maka saya mendapat hajaran, teguran. Bapa Surgawi sangat mengasihi dengan memberi hajaran pada saya. Itu bukti yang menguatkan bahwa saya adalah anakNya. Haleluya!


(Hanbeng - Lydia) 

0 Response to "PEMUIHAN HATI BAPA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post