BERANI BERUBAH
Roma 12:2 (TB)
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kesalahan fatal terjadi ketika pasangan beranggapan pria dan wanita itu sama dalam orientasi hidupnya, akibatnya suami menuntut istrinya seperti dia, baik secara berfikir, bersikap, pola hidupnya, budayanya dan seterusnya - dan juga sebaliknya pernikahan ini menjadi pernikahan yang saling menuntut, tuntutan-tuntutan seperti itu menyebabkan pernikahan penuh dengan beban dan ketidak-puasan.
Perubahanku Tanggung Jawabku - Perubahannya Aku Percaya Firman-Nya
Memang sangat tidak mudah untuk melakukan perubahan-perubahan dengan sendirinya, jika kita belum mengalami Kristus secara pribadi.
Kita akan capek sendiri, jika kita saling menuntut perubahan dalam diri pasangan kita atau orang lain.
Ada orang yang sulit untuk berubah karena alasan zona nyaman. Namun ada juga yang sebenarnya merasa tidak nyaman dan ingin berubah, tapi terhalang satu alasan yaitu sudah terbiasa (familiarity). Ada orang sudah terbiasa merokok, walaupun sadar kesehatannya mulai terganggu namun tetap saja tidak berhenti.
Ada yang tidak nyaman berada dalam hubungan yang toxic, tapi karena sudah terbiasa berada dalam hubungan tersebut, akhirnya memilih untuk bertahan. Ada juga yang memutuskan untuk bertahan dalam pekerjaannya walaupun merasa kurang puas karena sudah terbiasa dan tidak ingin memulai lagi dari nol.
Ketika kita berada dalam suatu situasi yang berlangsung dalam waktu yang lama - maka kita akan terbiasa, terlepas dari hal itu nyaman atau tidak. Memaksa diri untuk keluar dari zona ini, bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan keberanian dan tekad yang bulat. Wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun memiliki dua kriteria tersebut.
Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat, namun wanita ini tidak serta merta terjebak dalam familiarity. Ketika mendengar bahwa Yesus sanggup menyembuhkan banyak orang sakit, maka dengan berani ia mendekati Yesus dan menjamah jubah-Nya. Keberaniannya membuahkan perubahan yang ia harapkan.
Untuk para suami belajar untuk melakukan perubahan pada diri sendiri, dikoreksi apa yang harus dirubah di dalam hidup ini. Jangan sampai kebiasaan buruk terus kita lakukan, begitu juga dengan para isitri, berani lakukan perubahan, perubahan diri yang kita lakukan bukan untuk diri sendiri tapi untuk pasanganmu dan untuk Tuhan.
Bagaimana dengan kita hari-hari ini, apakah kita terjebak dengan familiarity dan kurang keberanian untuk berubah? Perubahan bisa terasa menakutkan, namun hari ini beranikan diri kita untuk berubah. Awali dengan sebuah langkah, maka suatu hari kita akan menoleh ke belakang dan melihat seberapa jauh kita telah melangkah.
Tuhan menjanjikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya asal kita cukup berani untuk menanggapinya. Mantapkan hati, kumpulkan keberanian untuk melakukan perubahan apapun yang diperlukan agar kita bergerak ke arah yang lebih baik.
Butuh kedamaian untuk menerima hal-hal yang tidak bisa kita ubah.
Butuh keberanian untuk mengubah hal-hal yang perlu kita ubah.
(Boy - Lena)
0 Response to "BERANI BERUBAH"