TIDAK ADA ANAK YANG SULIT (5)
Banyak orang tua yang mengecilkan peran kebersamaan dalam keluarga, fokus hanya pada kalimat bekerja dan mencukupkan.
Anak yang dibesarkan dengan kebutuhan untuk diterima (driven by need for approval)
Anak yang dibesarkan dengan terlalu seringnya diabaikan karena kesibukan orang tua akan membuat anak merasa tidak diterima.
Orang tua sering mengatakan tidak ada waktu untuk menemani anak karena alasan kesibukan dan pekerjaan. Terkait dengan materialisme, orang tua memberikan reward karena tidak bisa memberikan waktu untuk mereka.
Komunikasi yang sering diucapkan orang tua adalah mereka bekerja cari uang untuk mencukupkan kebutuhan anak.
Mereka menyediakan baby sitter untuk menemani anak mereka. Mereka memberikan sopir untuk mengantarkan kemanapun mereka pergi. Semua tersedia. Tapi tidak pernah orang tua memberikan waktu untuk bersama mereka.
Anak-anak merasa terabaikan dan orang-orang dekat yang selalu ada untuk mereka adalah baby sitter dan drivernya.
Anak-anak yang tumbuh dengan dorongan penolakan (driven by rejection)
Pada prinsipnya sama dengan kebutuhan untuk diterima, pernahkah kita sebagai orang tua tanpa sadar "menolak" anak-anak?Ketika anak-anak mendekat untuk mengajak bermain dan kita mengatakan "papa lagi sibuk" main sama sus dulu atau sama mama?
Atau papa abis kerja cape? Nanti ya?
Anak2 yang terlalu sering ditolak oleh orang tuanya tidak akan mengulang pertanyaan yang sama kepada orang yang sama. Mereka akan "mencari" orang yang selalu ada untuknya.
Itulah mengapa banyak anak-anak yang lebih dekat kepada "baby sitternya" atau "mbak" daripada ke orang tuanya.
Mari kita introspeksi, pola didik seperti apakah yang sedang kita wariskan ke anak-anak sehingga menjadikan dan membentuk mereka seperti sekarang.
(Agus - Vita)
0 Response to "TIDAK ADA ANAK YANG SULIT (5)"