KELEMAHANKU TANGGUNG JAWABKU
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (2 Korintus 12:9)
Saat pertama masuk dalam rumah tangga setelah pemberkatan nikah, banyak pasangan yang merasa semua akan berjalan dengan baik.
Namun disaat yang sama lambat laun kekurangan dan kelemahan pasangan kita mulai muncul, serta terpapar dengan jelas segala ternyata - ternyata dalam diri pasangan kita.
Mulai timbul keraguan, benarkah dia adalah pasangan yang Tuhan telah berikan?
Ada pasangan yang saling menuntut, mencela, menghakimi, bahkan tak jarang membandingkan dengan orang lain.
Saat terjadi perselisihan tak jarang saling mengungkit masa lalu.
Bersyukur dalam prinsip ke 3 tanggung jawab suami istri, kita semua dingatkan bahwa perubahanku adalah tanggung jawabku, perubahan pasangan kita, kita percaya akan Firman Tuhan yang berkuasa dan mampu mengubahnya.
Apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita tentu kita sendiri yang paling mengerti.
Pasangan kita butuh penerimaan diri sebagaimana apa adanya, memaafkan, mengampuni, bahkan mungkin sampai kita yang terluka.
Sama seperti Kristus yang rela mati ketika kita masih berdosa ( Roma 5:8 ).
Wajarkah jika kita yang tidak sempurna menuntut pasangan kita untuk sempurna?
Biarlah kasih dan kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk saling menerima pasangan kita apa adanya.
"Apapun keadaan yang dikehendaki dan diperkenan Allah atas orang-orang pilihan akan selalu menjadi berkat sekalipun harus dijalani dan dirasakan dengan berat."
"Tetap bertahan hidup berpadanan dengan panggilan TUHAN."
(Ming - Febri)
0 Response to "KELEMAHANKU TANGGUNG JAWABKU"