BANGUNAN PERNIKAHAN KITA
Lukas 14:28-29
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
Saat ini kami sedang merenovasi rumah yang sudah lama. Dinding-dindingnya banyak yg retak, rembes dan berlumut, cat nya banyak mengelupas, kami juga harus menambah dan memperbesar ruangan agar sesuai dengan kebutuhan kami saat ini.
Sebelum kami merombak, semuanya harus dihitung ulang, denahnya diatur ulang, Fondasi dan struktur diperkuat untuk menunjang perluasan bangunan. Fondasi dan struktur sangat penting untuk kekuatan bangunan menahan beban, cuaca, getaran bahkan gempa. Semuanya diperhitungkan secara cermat kembali, perubahan plumbing, elektrikal, sampai fasad dan finishing semuanya digambar detail dan dihitung RAB nya (Rencana Anggran dan Biaya).
Membangun pernikahan juga seperti mendirikan bangunan.
Dalam ayat bacaan diatas dikatakan kita seperti membangun menara dan kita perlu membuat rencana dan anggaran agar dapat menyelesaikannya dengan baik.
Ketika menikah fondasi apakah yang kita gunakan? Apakah Kasih Kristus yang menjadi dasar yang Kokoh bagi bangunan pernikahan kita? Apakah fondasinya covenant?
Setelah sekian lama, pernahkah kita melakukan perawatan berkala atau merenovasi bangunan pernikahan kita?
Ketika pertama kali kami ikut Retreat MoU di tahun 2009, kami cukup surprise ketika kami disuruh mengulang kembali janji nikah kami. Lalu ketika mengisi diskusi pasangan, untuk pertama kalinya kami membicarakan hal-hal yang tidak pernah kami bahas sebelumnya. Mengisi my heart for you kami terkaget-kaget dengan isi hati pasangan dan pendapat “dia” tentang “saya”. Rasanya setelah menikah 9 tahun kala itu, pernikahan kami seperti autopilot. Diluar terlihat adem ayem karena banyak hal yang kami biarkan dan malas kami bahas untuk menghindari pertengkaran.
Namun moment itu menjadikan kami seperti sedang melakukan renovasi, memperbaharui covenat seperti menambah titik fondasi dan memperkuat struktur. Sejak itu kami jadi lebih berani membicarakan dan sering mendiskusikan permasalahan dalam rumah tangga kami. Awal keterbukaan itu kami memang sempat bertengkar, namun kami komitmen untuk terlibat dalam pelayanan MoU agar kami terus dan terus diingatkan lagi tentang prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan tentang pernikahan.
Seberapa sering kita sebagai suami istri duduk bersama untuk membicarakan perbaikan bangunan pernikahan kita?, Sehingga kapasitasnya bisa makin diperbesar.
Misalnya dengan Mengulang dan memperkuat komitmen pernikahan kita.
Membicarakan hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh pasangan dan bagaimana agar dapat memperbaikinya.
Mendiskusikan hal-hal yang akan dicapai bersama baik dalam pekerjaan, pelayan, pendidikan anak-anak dll
Dengan demikian pernikahan kita dapat semakin bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Semoga bangunan pernikahan kita dapat menjadi seperti menara mercusuar; yang memancarkan cahaya sehingga dapat membantu navigasi kapal dalam menentukan lokasi dan arah, sehingga terhindar dari bahaya di laut.
Yehezkiel 36:36b bahwa Akulah TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya.
It’s All about YOU
(Terry - Ciska)
0 Response to "BANGUNAN PERNIKAHAN KITA"