DOA YESUS DI GETSEMANI
Ada begitu banyak film tentang Tuhan Yesus. Pada umumnya semua film itu menceritakan temtang kehidupan Tuhan Yesus dari kelahiran sampai kebangkitan dan kenaikanNya ke Surga. Semua film selalu mengangkat peristiwa Penyaliban Tuhan Yesus di Golgota. Pada umumnya pula, peristiwa di Golgota dimulai dari Perjamuan Terakhir, kemudian berlanjut ke Getsemani, lalu puncaknya menuju Golgota.
Yang menarik adalah peristiwa Getsemani, digambarkan dengan sederhana. Jarang sekali atau belum pernah ada film yang menggambarkan peristiwa Getsemani dengan dramatis.
Dalam film Passion of Christ, peristiwa penyiksaan dan penyaliban Tuhan Yesus digambarkan sangat terperinci dan sangat dramatis. Peristiwa Getsemani digambarkan dengan lebih terperinci dari film lainnya, namun tetap belum dramatis.
Padahal Peristiwa Golgota terjadi karena adanya titik penting yaitu Doa Getsemani yang membuat penebusan dosa di golgota berjalan dengan sukses. Doa Getsemani inilah yang menjadi titik tolak terjadi Peristiwa Golgota.
Doa Getsemani adalah doa Tuhan Yesus yang sangat jujur, apa adanya, terbuka, manusia, namun luar biasa menggiriskan.
Matius 26 : 36 – 44 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
Padahal doa Tuhan Yesus di Getsemani adalah doa yang paling menggiriskan, karena Tuhan Yesus tahu penderitaan seperti apa yang harus dia lalui. Kata-katanya doa Tuhan Yesus,………tetapi janganlah seperti yang Kuhendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki….” Terlihat sederhana dan begitu cepat. Jika membacanya, doa ini seakan-akan diucapkan dengan cepat saja, dan cukup mudah diucapkan.
Dalam imajinasi saya, waktu Tuhan Yesus mengucapkan doa ini, pasti dia bergumul dengan hebat ketika dia harus mengucapkan “jadilah seperti yang Engkau kehendaki…” Kalimat doa tidak panjang ini, diucapkan Tuhan Yesus setelah dia bergumul, mungkin awalnya dia sulit mengucapkan penyerahan ini. Berkali-kali dia mengucapkan “Ya BapaKU, jika sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu…”
Diucapkan dengan berbagai tekanan nada, suara dan tempo dengan perasaan yang campur aduk, takut, gentar, sedih, seperti mau mati rasanya. Makanya 3x Tuhan berdoa yang sama, tetapi makan waktu cukup lama, sekitar 1 jam. Jika doa ini diucapkan dengan biasanya, tanpa pergumulan, maka paling 5 menit sudah selesai.
Begitu hebatnya pergumulan Tuhan Yesus. Karena bisa saja tanpa pergumulan di Getsemani Golgoota menjadi gagal. Tuhan Yesus mengambil sebuah keputusan yang sangat tepat yaitu masuk ke Getsemani sebelum ke Golgota. Getsemani merupakan waktu dan tempat paling pribadi dari Tuhan Yesus. Tuhan Yesus punya kebiasaan dan waktu berdoa pribadi tiap hari. Karena kebiasaan inilah, maka Dia melalukan kebiasaan itu ketika segera akan menjalani Penebusan Dosa di golgota. Getsemani inilah yang membuat dia mendapat kekuatan untuk menerima Kehendak Bapa.
Lukas 22 : 43 – 44 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah 1yang bertetesan ke tanah.
Tidak ada Golgota yang sukses, jika Getsemani gagal. Penyerahan Tuhan Yesus terjadi di Getsemani. Tuhan Yesus mendapat kekuatan di Getsemani. Golgota adalah wujud dari penyerahan di Getsemani.
Belajar dari Tuhan Yesus, yang punya waktu doa pribadi di Getsemani ketika gentar menjalani Golgota, meneladani itu, maka perlu juga bagi kita punya Getsemani. Getsemani adalah waktu pribadi yang jujur, terbuka, apa adanya dengan Tuhan.
Dulu saya merasa bahwa cukuplah dengan melakukan doa sepakat bersama istri secara rutin tanpa putus. Rasanya sudah cukup pas dengan doa sepakat, sehingga mengabaikan Getsemani. Ketika pandemi terjadi, dalam keadaan sakit, tertular Covid, dalam proses penyembuhan itu, saya mulai membuat Getsemani. Mencontoh kebiasaan Tuhan Yesus berdoa pagi-pagi buta, ada waktu khusus dengan Tuhan, minimal 1 jam. Getsemani mulai dibangun, didisplinkan, dilakukan dan jadi budaya baru.
Lalu apakah Doa sepakat diabaikan ? TENTU SAJA TIDAK ! Doa sepakat tetap menjadi budaya. Hanya saja, Getsemani juga bertumbuh menjadi budaya baru.
Tidak dapat diipungkiri, bahwa dalam Getsemanilah, ada banyak hal yang Tuhan singkapkan. Banyak hal yang tidak disadari, terlupakan, tersingkap. Ada kelemahan, dosa, kesalahan, menjadi terurai. Ada kemenangan, inspirasi, hikmat mengalir.
Memasuki tahun 2023, yang katanya tahun gelap, kami tidak akan tahan melaluinya jika tidak ada Getsemani. 2022 berlau, tidak dapat dipungkiri bahwa Getsemanilah yang membuat kami sejalan dengan Kehendak Tuhan sehingga sanggup melaluinya.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "DOA YESUS DI GETSEMANI"