TETAP SETIA

Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya (Kolose 1:23)

Dalam ayat 21 dan 22, Paulus memberi tahu kita bahwa kita pernah jauh dan bahkan memusuhi Allah, tetapi sekarang telah dinyatakan kudus, tidak bercela, dan tidak bercacat oleh  kematian Tuhan Yesus.

Di dalam Tuhan Yesus, kita semua memiliki hubungan baru sebagai keluarga Allah. Memiliki status dan hak-hak istimewa yang bersifat kekal.

Meskipun status baru yang sedemikian, tidak membuat semua orang beriman tetap teguh dalam kebenaran Tuhan.

Dalam faktanya, banyak ditemukan orang Kristen yang tidak tetap dalam kebenaran-Nya. Mengapa ?

Iman adalah kunci utama, tidak hanya untuk tanggapan awal kita terhadap kasih karunia Allah, tetapi juga untuk tanggapan kita yang berkelanjutan. Dengan kata lain, “tanpa iman tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:6). 

Apa yang membuat kita goyah dari pengharapan yang kita miliki di dalam Yesus ? 

Ayat ini mengingatkan  pada Ayub, seorang setia yang segala sesuatunya telah diambil darinya. Dia menderita. Dia terpuruk. Bahkan sahabat-sahabatnya ikut menghancurkan imannya. Semua yang terjadi dalam hidup Ayub adalah perbuatan Setan. Setan ingin Ayub mengutuk Tuhan dan  beranggapan,  bahwa jika Setan bisa menyakiti Ayub cukup dalam, maka Ayub akan mengutuk Tuhan dan meninggalkan imannya.

Tetapi yang terjadi, Ayub tetap setia kepada Allah.

Jika “sesuatu”  diambil dari kita dan apakah kehilangannya akan menyebabkan kita meninggalkan pengharapan Injil ?  Apakah kita tidak lagi menyembah Tuhan Yesus, sebagai Raja ?

Yang perlu  dilakukan hari ini: pikirkan atau bahkan tuliskan daftar hal-hal yang sedang anda alami dan menyebabkan anda tidak setia kepada Tuhan.

Perbaruilah komitmen anda untuk kembali setia kepada Tuhan .

(Soendoro - Imelda)

Tweet