KARUNIA FIRMAN
Kel 34:29-30, 35 : Ketika Musa turun dari gunung Sinai — kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu — tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN.
Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.
Apabila orang Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan TUHAN.
Ketika Musa berhadapan dan berbicara dengan Tuhan, mukanya menyinarkan kemuliaan Allah.
Orang Israel takut melihat muka Musa yang bercahaya karena mereka tidak sanggup melihat kemuliaan Allah, manusia yang berdosa tidak dapat menghadapi kemuliaan Allah, karenanya Musa harus mengenakan selubung pada wajahnya.
Inti dari Perjanjian lama adalah Hukum Taurat, sedangkan inti daripada Perjanjian Baru adalah Hukum Kasih Karunia.
Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan diusir dari Taman Eden, hubungan manusia dengan Allah terputus, karenanya Allah memberikan Hukum Taurat untuk “mengendalikan” kehidupan Bangsa Israel agar tetap berada di dalam kekudusan supaya terluput dari murka dan hukuman Allah yang tidak dapat mentolerir dosa.
Setelah Yesus menggenapkan karya penebusan-Nya di kayu salib, setiap kita yang menerima dan percaya dipulihkan, dikuduskan, dan disempurnakan sebagai anak-anak Allah yang berkenan dan tidak lagi memerlukan selubung untuk menghindari kemuliaan Allah karena setiap dosa kita sudah diampuni dan digantikan dengan kebenaran Kristus, bahkan Roh Allah berdiam di dalam diri kita.
2Kor 3:16-17: Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Setelah selubung itu diangkat dan kita kembali ter-hubung dengan Allah, seharusnya kita bisa menerima setiap kasih karunia yang disediakan bagi kita melalui pengampunan-Nya, melalui melalui pembebasan (kemerdakaan) dari-Nya, dan melalui Firman-Nya.
Diampuni dan dibebaskan dari dosa, menjadikan kita merdeka dari dendam, kepahitan, dan nafsu duniawi seperti kesombongan, iri hati dan ketamakan yang sesungguhnya membatasi sukacita dan damai sejahtera, bukan merdeka untuk melakukan apapun yang kita mau dan memanjakan keegoisan kita.
“You must remember to differentiate freedom from self-indulgence”- Agust D_
Karunia Firman, yang menuntun setiap langkah dan menjawab setiap pertanyaan dan persoalan kita.
Tanpa selubung dosa, dan dengan Roh Allah yang ada di dalam kita, kita dapat menikmati setiap berkat yang disediakan oleh Firman-Nya, kita juga akan dimampukan untuk mengerti, melakukan, dan membagikan Firman itu di dalam kehidupan kita.
Luar biasa bukan?
Sudahkah kehidupan keluarga kita dibebaskan dari selubung yang menghalangi rencana Allah digenapi?
Sudahkah kita menyerahkan diri kita, pernikahan kita dan anak-anak kita untuk dimerdekakan, dipulihkan, dan dipakai Tuhan sebagai ladang subur untuk bertumbuhnya kasih dan kesaksian akan kemuliaan Kristus?
2Kor 3:18: Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Tuhan Yesus memberkati
(Chandra - Sansan)
0 Response to "KARUNIA FIRMAN"