Iklan

TIDAK SATU PUN DI DUNIA YANG ABADI

Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku. Yeremia 32:40


Allah menyadari bahwa tidak ada satupun yang ada di dunia ini abadi selamanya.

Apa yang ada di dunia ini; semuanya, hanya sementara. Bahkan dunia ini pun akan segera berlalu; tidak ada yang abadi atau pun yang kekal di dunia ini.

Begitu pun juga dengan hidup manusia; hanya sebentar saja, karena itu sering dikiaskan sebagai: Hanya sekedar singgah untuk minum.

Satu hal yang mengingatkan kita bahwa tidak ada yang kekal di dunia yang fana ini.

Tapi seiring dengan hal tersebut; ada satu hal yang patut untuk dimaknai oleh setiap orang; khususnya oleh orang percaya, jika orang percaya paham akan hal ini; bagaimana mungkin dengan waktu singkat yang dimilikinya itu; banyak dari orang percaya yang kurang atau tidak bisa memanfaatkan waktu yang sedikit itu bisa dipergunakan dengan sebaik mungkin dengan melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat yang bisa berkenan di hati Allah serta bisa me muliakan nama-Nya. 

Satu hal yang menurut iman percayanya sebagai umat-Nya; akan mendatangkan pahala besar; yang bisa dijadikan bekal bagi kehidupannya di alam kekekalan nanti nya. 

Tapi justru orang percaya ada yang malahan suka berlaku negatif (jahat) hanya demi memuaskan keegoisan dirinya. Memuaskan hawa nafsu daging nya; bahkan celakanya, perbuatan itu terkadang dikamuflase dengan hal-hal yang rohani sifat nya, sehingga kesemuanya tampak begitu baik di mata jasmani manusia. Sedang di mata Tuhan?

Orang berlaku jahat baik secara tersamar ataupun dengan terang-terangan tanpa punya rasa takut akan Tuhan.

Orang percaya yang seharusnya menghidupi hidupnya dengan hikmat takut akan Tuhan; membuat hal itu jadi seperti sebuah slogan kosong tanpa makna. Hidup orang percaya sepertinya jadi tidak punya hikmat takut akan Tuhan; tak ada ubah nya dengan hidup orang dunia yang kafir bahkan terkadang sikap orang dunia bisa dilihat  justru lebih baik dari orang percaya.

Mau jadi terang dan garam bagi dunia? 

Bagaimana umat Tuhan bisa memuliakan Tuhannya? 

Sepertinya; mungkin saja karena sudah jadi umat Allah yang hidup dengan jaminan beroleh keabadian (hidup kekal); satu hal yang tidak pernah ada pada keyakinan yang lain; maka kemudian hal itu membuat umat Tuhan yang merasa dirinya sudah aman, kemudian bebas untuk bisa berlaku apa saja tanpa ragu dan tanpa punya rasa takut akan Tuhan lagi?

Allah memang sangat mengasihi umat Nya; tapi Allah sekaligus juga benci akan perbuatan jahat (dosa) dari umat-Nya; sehingga Allah terpaksa harus membelakangi umat-Nya karena Allah muak melihat dosa yang dilakukan umatnya.

Banyak dari umat yang bersembunyi dibalik Kasih Setia Allah dengan berlaku jahat, anggapan nya Allah pasti mengampuni dosanya. 


Lupa akan upah dosa?

Faktor external (hukum Taurat) gagal mengubah sikap umat Tuhan. Allah perlu strategi baru untuk bisa mengubah umat Nya menjadi umat yang berkenan kepada Nya.

Maka dibuat rancangan baru dengan “menggarap” faktor internal nya; hati manusia; yang merupakan pusat kehidupan manusia. 

Hati manusia perlu diperbaharui. 

Hanya saja manusia tidak berdaya untuk bisa mengubah dirinya sendiri. 

Manusia jasmani dari manusia; sudah terkontaminasi oleh virus dosa yang sudah begitu menjerat nya dan membuat dirinya tak berdaya untuk bisa lepas.

Manusia perlu sosok penolong bagi diri nya agar bisa bebas dari jerat dosa yang begitu erat mengikatnya; sehingga ia menjadi tidak bisa bergerak dengan bebas dan harus jatuh bangun dalam menghidupi imannya. 

Dan karena begitu besar kasih karunia Allah buat makhluk ciptaan yang sangat dikasihi Nya itu; Allah mencurahkan Roh Kudus; yaitu pribadi ke tiga dari ke Allahan-Nya; ke dalam kehidupan manusia; dan membuat hati manusia yang merupakan pusat kehidupan manusia sebagai Bait Allah; tempat dimana Roh Allah (Roh Kudus) bertahta.

Jika pusat kehidupan manusia jadi sasaran kerja Allah; maka diyakini bahwa hidup manusia pun bisa dibenarkan kembali. 

Manusia bisa tunduk dan taat terhadap kehendak Allah; hidup intim dengan Allah. Tidak menjadi umat yang suka main belakang lagi. Citra manusia oleh Allah berusaha untuk dikembalikan lagi seperti pada awal dirinya diciptakan oleh Allah.

Tanpa pertolongan Roh Kudus yang mengatur jalan hidup nya; mustahil gagasan Allah itu bisa terlaksana. Perlu kerjasama dari pihak manusia itu sendiri dengan Roh Kudus dan memberikan kebebasan bagi Roh Kudus agar bisa bekerja dengan leluasa di dalam hidup nya; agar rencana Allah terhadap dirinya, manusia, bisa berjalan dengan baik dan manusia bisa intim kembali dengan Allahnya.

Dan kesemuanya itu sudah tentu kembali berpulang kepada setiap pribadi kita masing-masing.

Begitu juga di dalam hidup pernikahan orang percaya; yang sudah dipersatukan oleh Allah. Tapi karena dosa; maka manusia itu terbentuk jadi pribadi yang egois; lebih mementingkan kebutuhan jasmani nya sendiri. Dan inilah yang selalu menjadi dasar dari keretakan hubungan antara suami istri di dalam pernikahan mereka. Saling tidak mau kalah dan mau menang nya sendiri.

Tanpa adanya Roh Kudus dengan Buah Roh nya yang hadir di dalam diri masing- masing pribadi, baik suami maupun istri, maka tak mungkin ( mustahil ) bahwa manusia itu bisa menjadi sosok yang panjang sabar dalam menghadapi pasangan nya  yang sedang berulah ; bisa saling mengasihi seperti mengasihi dirinya  sendiri; bisa tetap setia terhadap pasangan meskipun ada banyak godaan bagi dirinya, bisa tetap lemah lembut  meskipun terkadang pasangan kita berlaku dan berkata yang menyakitkan hati kita, bisa tetap menguasai diri menghadapi pasangan yang sedang naik darah atau berlaku semaunya sendiri; bisa selalu murah hati kepada pasangan nya meskipun pasangan hidupnya pelit, bisa tetap punya hati yang baik meskipun pasangan hidupnya suka membuat kesal hatinya, tetap bisa suka cita dalam menghadapi masalah dalam rumah tangganya yang terkadang hadir akibat pikiran yang tidak sejalan dengan pasangan hidup nya  dan tetap mengusahakan damai sejahtera selalu hadir dalam rumah tangganya dan menghindari konflik tentang hal-hal yang sepele dan tidak bermanfaat dengan pasangannya. 

Memang bukan hal yang gampang untuk menjalani dan merawat sebuah hidup pernikahan; karena di dalam nya ada dua pribadi yang berasal dan punya kepribadian dari dua kutub yang berbeda.

Tak heran; jika ada kata bijak yang berkata: Jika ingin mengalami suasana surga, menikahlah dan jika ingin merasa bagaimana hidup di neraka menikah jugalah”! 


Tentang kebenarannya? 

Yah…, menikahlah! Hidup ini adalah pilihan! Tetap semangat!


(Stephen - Hera)

0 Response to "TIDAK SATU PUN DI DUNIA YANG ABADI"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post