Iklan

BERINISIATIF

Kolose 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.


Memasuki pernikahan, dua orang yang saling mencintai biasanya tetap akan menghadapi konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Dalam pernikahan, perbedaan karakter, latar belakang, pendidikan, budaya, nilai-nilai, kebiasaan dll dapat memicu konflik dan menjadi penghalang proses menjadi satu daging.

Biasanya ego yang akan membuat masing-masing bertahan dengan pendapatnya yang dirasa paling benar. Lebih jauh untuk terus mempertahankan ego, dua orang yang saling mencintai dapat saling menyakiti.

Jika diteruskan dan tidak ada yang mengalah lambat laun hubungan akan menjadi jauh dan hambar.

Karena itu dalam memasuki pernikahan sebenarnya diperlukan pribadi yang dewasa dan dapat menyadari tanggung jawabnya. 


Ada satu Hukum yang dibuat oleh Gilbert Lafayette Laws (1838-1907)

Yang berbunyi: “When you take on a task, it is your responsibility to find the best ways to achieve the desired result.”

Yang artinya “Saat Anda menghadapi tugas, menemukan cara terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan selalu menjadi tanggung jawab Anda.”


Menikah adalah penugasan Allah untuk kita, dan ketika kita memutuskan menikah maka menjadi tanggung jawab kita untuk selalu mencari jalan terbaik demi mencapai hasil yang diinginkan; dan semua orang yang menikah tentunya menginginkan yang terbaik untuk pernikahannya karena itu harus berusaha keras mengupayakannya. Tidak dewasa jika kita malah menyalahkan pasangan kita ketika tidak mencapai tujuan kita.


Tidak mudah menjadi pribadi yang dewasa, karena seringkali ego kita menghambat pertumbuhan karakter kita. Kita dapat bertumbuh secara karakter hanya dengan merendahkan diri dibawa kaki Kristus. Sehingga kita dapat menyalibkan ego dan kedagingan kita dan menyadari bahwa semua hal yang kita lakukan baik dalam perkataan dan perbuatan, adalah untuk kemuliaan Tuhan. Tidak lagi mencari hormat dan pembenaran dari manusia tetapi dari Tuhan saja.


Ketika kita menjadi pribadi yang dewasa, maka kita menyadari bahwa dalam pernikahan diperlukan selalu yang namanya “inisiatif” 


Seperti tertulis dalam Roma 12:10 yang berbunyi “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.”


Saling mendahului artinya tanpa menunggu aksi atau respon pasangan, kita yang “memutuskan” untuk lebih dahulu mengasihi, lebih dahulu mengalah, lebih dahulu meminta maaf, lebih dahulu mengampuni, lebih dahulu melayani, lebih dahulu memeluk dan lebih dahulu melakukan hal-hal positif lainnya yang kita inginkan terjadi dalam pernikahan kita.


Kita tidak menunggu pasangan kita bertindak dan berespon baik dahulu baru kita berbuat baik, karena Allah juga menunjukkan kasih-Nya bukan saat kita baik, tetapi saat kita masih berdosa.


ketika kita hidup di dalam Kristus ada kuasa Kristus dalam perkataan dan perbuatan kita, karena itu lakukan dan katakan hal-hal yang baik dalam pernikahan kita. Bertindaklah sebagai pribadi yang dewasa, yang mau bertanggung jawab untuk membangun pernikahan yang baik. Ambillah keputusan yang baik untuk “Mulai dari saya”;

Karena perubahan ku adalah tanggung jawabku dan perubahan nya, aku percaya Firman-Nya.


All Glory Belongs to God


(Terry - Ciska)


0 Response to "BERINISIATIF"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post