DIBALIK SALIB KRISTUS

2 Korintus 5:21 (TB) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah

2 Korintus 5:21 (FAYH) Sebab Allah mengambil Kristus yang tidak berdosa dan mencurahkan dosa kita ke atas-Nya. Kemudian, sebagai gantinya, Ia mencurahkan kebaikan Allah ke atas kita!

Saudara-saudari yang terkasih, ayat ini adalah salah satu inti dari Injil yang kita percayai. Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus, yang tidak berdosa, menjadi dosa demi kita. Inilah bentuk kasih Allah yang tak terbayangkan, yang menunjukkan betapa besar anugerah-Nya dalam hidup kita.

1. Yesus: Pribadi yang Tidak Berdosa

Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang sepenuhnya tanpa dosa. Dalam 1 Petrus 2:22, dikatakan bahwa "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya." Sebagai Anak Allah, Yesus menjalani hidup yang sempurna di dunia yang penuh dosa.

Namun, meskipun tanpa dosa, Yesus memilih untuk taat kepada kehendak Bapa dan menjadi bagian dari rencana penebusan umat manusia. Kasih-Nya kepada kita melampaui keadilan biasa.

Ilustrasi: Bayangkan seorang dokter yang rela masuk ke daerah wabah yang mematikan. Dokter itu sendiri tidak sakit, tetapi dia bersedia mengambil risiko demi menyelamatkan pasien-pasien yang sudah terkena penyakit tersebut.

2. Yesus Dibuat Menjadi Dosa

Bagian ini sering menjadi pertanyaan besar: bagaimana Yesus yang suci bisa "dibuat menjadi dosa"? Artinya, Yesus menanggung dosa kita di kayu salib. Dia mengambil hukuman dosa yang sebenarnya pantas kita terima.

Yesaya 53:5 menjelaskan:

"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

Yesus tidak menjadi berdosa secara moral, tetapi Allah memperlakukannya seperti orang berdosa agar keadilan-Nya terpenuhi. Inilah yang disebut sebagai penggantian ilahi atau substitutionary atonement.

Kisah Inspiratif:

Ada seorang ayah bernama John Griffith yang bekerja sebagai penjaga jembatan kereta api. Suatu hari, ia membawa anak laki-lakinya bekerja. Ketika ada kapal yang hendak lewat, ia membuka jembatan itu. Namun, tiba-tiba ia melihat kereta datang lebih cepat dari jadwal. Anaknya tanpa sengaja terjebak di mekanisme jembatan. John dihadapkan pada keputusan yang mengerikan: menyelamatkan anaknya tetapi membiarkan kereta dengan ratusan penumpang terjatuh, atau mengorbankan anaknya untuk menyelamatkan penumpang. Dengan berat hati, ia memilih yang kedua. Ini mencerminkan kasih Allah yang memberikan Anak-Nya demi menyelamatkan kita.

3. Pembenaran dalam Kristus

Tujuan dari pengorbanan Yesus adalah supaya kita dibenarkan oleh Allah. Dibenarkan berarti kita dinyatakan benar di hadapan Allah, bukan karena perbuatan kita, tetapi karena pengorbanan Yesus. Dalam Kristus, kita menerima kebenaran yang diberikan sebagai hadiah, bukan hasil usaha kita.

Roma 3:22-24 menjelaskan:

"Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."

Yesus Kristus yang tanpa dosa rela menjadi dosa, agar kita yang berdosa bisa dibenarkan. Seperti seorang ayah yang rela mengorbankan anaknya demi banyak orang, Allah Bapa memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita. Mari kita hidup dengan penuh syukur, setia kepada-Nya, dan membawa kabar baik ini kepada dunia.

Alumni MoU Dimanapun berada, mari belajar dari Yesus Kristus dalam Pengorbanan Nya supaya kita suami istri dikuduskan baik dalam Keluarga, anak anak, Pekerjaan dan juga Pelayanan kita. God bless. 

Membangun Keluarga Melahirkan Generasi Mulia

(Freddy - Eunike) 

Tweet