HIDUP BUKAN TENTANG DIRI KITA SENDIRI
"Dan bukan lagi saya yang mengurus hidup saya, tetapi Kristus yang hidup di dalam diri saya. Seluruh hidup saya dalam tubuh duniawi ini saya jalani hanya melalui keyakinan kepada Anak Allah itu, yang begitu mengasihi saya sampai Dia menyerahkan diri-Nya untuk menebus saya." (Galatia 2:20).
Tugas Bacaan:
* Matius 16:24 – Menekankan pentingnya menyangkal diri dan berkorban dalam mengikuti Kristus.
* Nehemia 1:11 – Mengingatkan bahwa keberhasilan dalam pernikahan harus diawali dengan doa dan bergantung pada Tuhan.
Sebagai suami dan istri di dalam Kristus, kita dipanggil untuk menjalani hidup yang bukan lagi tentang diri kita sendiri, tetapi tentang Kristus yang hidup di dalam kita. Seperti yang dinyatakan dalam Galatia 2:20. Ini adalah panggilan bagi setiap pasangan untuk melepaskan ego, keinginan pribadi, dan hidup dalam iman kepada Yesus yang telah mengasihi dan menyerahkan diri-Nya bagi kita.
Dalam Matius 16:24, Pernikahan adalah tempat di mana kita belajar untuk menyangkal diri setiap hari. Para Suami harus belajar untuk mengasihi dan mengutamakan kebutuhan istrinya di atas kepentingan sendiri, sementara para istri juga harus belajar untuk menghormati dan mendukung suaminya dengan rendah hati. Pernikahan bukan tentang siapa yang menang dalam perdebatan atau siapa yang lebih unggul, melainkan tentang bagaimana kita dapat saling melayani dengan kasih Kristus.
Menyangkal diri berarti mengutamakan kehendak Tuhan dalam rumah tangga. Ini berarti memaafkan ketika disakiti, mengasihi tanpa syarat, dan tetap setia meskipun keadaan sulit. Setiap pasangan dipanggil untuk tidak hidup dalam keegoisan, melainkan dalam penyerahan penuh kepada kehendak Tuhan.
Setiap pasangan pasti menghadapi tantangan/konflik, perbedaan pendapat, kesulitan ekonomi, atau bahkan sikap emosional. Tetapi, Kristus memanggil kita untuk memikul salib dan tetap setia dalam Pernikahan. Salib dalam pernikahan bisa berarti menahan diri untuk tidak berkata kasar saat emosi memuncak, memilih untuk mengalah demi kedamaian, atau tetap berjuang bersama dalam iman meskipun keadaan tidak sesuai harapan.
Nehemia 1:11 mengajarkan kita untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah. Dalam pernikahan, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri. Sama seperti Nehemia yang berdoa sebelum mengambil langkah besar, demikian pula kita harus datang kepada Tuhan untuk meminta hikmat dan kekuatan dalam mengelola rumah tangga.
Mengikut Kristus dalam pernikahan berarti menjadikan Dia sebagai pusat dari hubungan Suami-Istri. Ini bukan hanya tentang pergi ke gereja bersama, tetapi tentang bagaimana Kristus nyata dalam setiap keputusan, setiap tindakan, dan setiap kata yang diucapkan di rumah tangga. Ketika suami dan istri berjalan dalam kehendak Tuhan, mereka akan mengalami kasih karunia dan penyertaan-Nya.
Sebagai pasangan, mari kita belajar untuk hidup dalam iman, menyangkal diri, memikul salib, dan mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Sebab, ketika Kristus yang hidup di dalam kita, pernikahan kita akan menjadi refleksi dari kasih dan kemuliaan-Nya. Amin.
Refleksi:
* Apa makna hidup dalam Kristus bagi pernikahan saya?
* Bagaimana saya dapat lebih baik dalam menyangkal diri demi dalam Pernikahan dalam Keistus?
* Apa tantangan terbesar saya dalam memikul salib dalam hubungan suami istri?
* Bagaimana doa dan ketergantungan kepada Tuhan dapat menguatkan pernikahan saya?
Doa: “Tuhan, ajarilah kami untuk hidup di dalam Engkau sebagai suami dan istri. Tolong kami untuk menyangkal diri, mengutamakan pasangan kami, dan selalu mengandalkan Engkau dalam segala tantangan. Penuhi hati kami dengan kasih dan kesabaran agar pernikahan kami menjadi cerminan kasih-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.”
Penerapan:
* Buatlah satu tindakan nyata hari ini untuk menyangkal diri demi pasangan Saudara (misalnya, mendengarkan dengan penuh perhatian, mengalah dalam diskusi/perdebatan, atau memberikan kejutan kecil).
* Tetapkan waktu dengan komitmen untuk berdoa bersama pasangan, dan meminta Tuhan membimbing perjalanan rumah tangga Saudara.
* Tuliskan satu hal yang ingin Saudara ubah dalam sikap agar lebih mencerminkan Kristus dalam pernikahan Saudara.
TYM
(Awang - Devi)
0 Response to "HIDUP BUKAN TENTANG DIRI KITA SENDIRI"