DISIPLIN (2)
By
sianny
—
Sabtu, 09 Juli 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Melanjutkan pembahasan kemarin tentang disiplin, ada beberapa metode disiplin yang bisa diterapkan.
1. Teguran/didikan (Ams 20:17)
Dalam Bahasa Inggris: reproofs of instruction, yang artinya menunjukkan kesalahan dan memberikan instruksi untuk mengoreksinya.
Tentu saja menegur harus dilakukan dengan kasih dan bertujuan untuk membuat anak mengerti, bukan untuk meluapkan emosi atau kekesalan semata.
2. Hukuman/ganjaran (Ibr 12:7)
Dalam Bahasa Inggris: to chasten, yang artinya memperbaiki dengan memberi hukuman.
Jadi ingat, tujuan pemberian hukuman adalah untuk memperbaiki apa yg salah, bukan untuk melampiaskan kemarahan atau sekedar membuat kapok atau takut. Karena sekali lagi kita sebagai orang tua sedang melakukan bagian kita untuk mempersiapkan anak-anak kita, bukan sedang menuntut penghormatan dari mereka, ataupun menuntut mereka menjadi apa yg kita mau.
Ada beberapa bentuk hukuman yang bisa diberikan:
1. Time Out, yaitu mengisolasi anak untuk sementara waktu (di sudut atau di kamar) untuk merenungkan perbuatannya dan berdoa (Mat 6:6)
2. Penangguhan fasilitas untuk sementara waktu (TV, waktu bermain, snack, dll.) atau menggantinya dengan tugas tambahan untuk "membayar" kelalaian yang dilakukan.
3. Hukuman fisik (Ams 29:15)
Hukuman fisik ini Tuhan ijinkan untuk kasus-kasus khusus di mana tidak ada jalan lain lagi. Itu pun harus dilakukan dengan hikmat dan kasih, serta tidak berlebihan.
Puji Tuhan dengan menerapkan prinsip konsisten dan kasih, sampai saat ini kami belum pernah harus memberikan hukuman fisik pada anak2 kami, bahkan menjewer atau menjentik pun tidak pernah kami lakukan
Banyak orang tua yang justru gemar memakai hukuman fisik ini karena dianggap paling cepat dan efektif membuat anak takut atau kapok (jera).
Mulai dari kecil, tangan yang nakal akan dijentik. Makin besar anak, makin berat juga hukuman fisik yang diberikan. Kemudian, orang tua akan mengeluh anaknya tidak dapat diatur dan pemberontak. Padahal hal itu terjadi karena ketidakpuasan dan kepahitan anak. Sementara tujuan koreksi dan kasih justru tidak tercapai, bahkan seringkali menimbulkan trauma dan sakit hati anak kepada orang tua.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam memberikan teguran/hukuman kepada anak:
1. Teguran/hukuman harus diberikan dengan hikmat & kasih dan tidak dalam keadaan emosi. Teguran/hukuman yg diberikan dalam keadaan emosi cenderung berlebihan dan terlambat untuk disesali. (Ams 29:11)
2. Hukuman haruslah relevan dan adil. Sebaiknya anak diberitahu apa kesalahannya dan mengapa hukuman tersebut diberikan. (Ul 25:2)
3. Setelah teguran/hukuman diberikan, biasakan menyediakan waktu untuk bercakap-cakap dari hati ke hati. Tujuannya adalah untuk:
> Menjawab apabila ada pertanyaan.
> Memberikan kesempatan untuk saling menjelaskan perasaan dan sudut pandang sehingga tidak meninggalkan ganjalan.
> Saling memaafkan dan membereskan hubungan (rekonsiliasi).
> Memastikan nilai-nilai yang sudah dipelajari dan/dikoreksi.
Efesus 4:32 - Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
0 Response to "DISIPLIN (2)"