KELUARGA YANG HIDUP DALAM ANIAYA
By
sianny
—
Selasa, 21 Maret 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
2 Tim 3:10-17
Alkitab bahasa Indonesia kurang tepat dalam menterjemahkan "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" di ayat 12. Kata Ibadah diambil dari bahasa arab yang artinya adalah perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. Sementara dalam bahasa bahasa asli atau diterjemahkan ke bahasa Inggris memiliki arti yang berbeda : "....who want to live godly lives in Christ Jesus will be persecuted..." atau siapa yang ingin hidup saleh/benar didalam Kristus akan menderita aniaya ...Jadi bukan karena pergi ke gereja atau melakukan ritual Kekristenan yang akan dianiaya, tetapi penganiayaan ini lebih hakiki kepada nilai-nilai Kristus yang dipercaya oleh orang Kristen.
Keluarga Kristen perlu bersiap diri dalam menghadapi penganiayaan di akhir zaman, tapi seringkali kita disesatkan dengan pemikiran bahwa yang disebut aniaya adalah aniaya secara fisik saja. Aniaya yang dimaksud disini adalah aniaya secara luas ketika seseorang bersikap dan berpegang pada kebenaran (ay 14), bisa aniaya secara ekonomi, misalnya geser menggeser posisi dalam pekerjaan, bisa aniaya secara sosial pertemanan, seperti sekarang ini kafir mengkafirkan. Aniaya model ini bisa datang dari orang luar, tetapi dalam konteks surat Timotius ini juga bisa terjadi dari dalam komunitas orang percaya sendiri, dari orang-orang yang mengaku sudah percaya Yesus tapi sebenarnya hanya orang jahat dan penipu saja.
Tantangan keluarga Kristen semakin nyata diakhir zaman ini, karena yang benar dan yang salah semakin bercampur, menjadi abu-abu sulit dipisahkan.. kenyamanan semakin meningkat sehingga manusia satu sama lain menjadi tidak tergantung satu sama lain dan banyak keluarga tidak sadar mereka telah berjalan ke arah yang salah. Seringkali kita teraniaya bukan karena kita benar, tapi karena ternyata orang yang jalan melawan arah memarahi orang yang jalannya benar. Orang yang tidak menggunakan helm marah-marah sama orang yang memberitahu dia supaya pakai helm. Orang yang dipenjara seringkali menyalahkan sekelilingnya karena dianggapnya merekalah penyebab mereka dipenjara.
Zaman yang serba terbalik ini, orang yang hidup mewah dan bernampilan mewah, berpikir bahwa hidupnya lebih baik dari yang lain, terutama dari yang berpenampilan sederhana. Orang yang sukses merasa lebih diberkati Tuhan daripada orang Miskin, lupa bahwa ada ayatnya "berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah".
Penganiaya keluarga kristen dijaman modern ini adalah para orang jahat dan penipu yang menyesatkan dan disesatkan.
Bagaimana kita menghadapi aniaya ini ??
Yang pertama Paulus menyuruh timotius untuk berpegang pada kebenaran... dan meyakininya, artinya kudu dan wajib terus mempelajari kebenaran firman Tuhan.
Yang kedua adalah adalah mengingat orang yang mengajarkan kebenaran itu kepadanya yakni Paulus. Timotius disuruh mengikuti cara hidup, sikap dan pendirian, iman, kasih, Kesabaran dan ketekunan Paulus yang sudah teruji oleh aniaya.
Saat ini, di pilkada dki kita melihat betapa aniaya kepada bpk BTP demikian dashyat dan kencangnya, meskipun beliau kalah, sikap dan keyakinannya yg teguh akan kebenaran telah menginspirasi kita semua, bahkan bagi yang bukan beragama kristen sekalipun.Semakin bapak BTP dizolimi, maka semakin terlihatlah kebenaran didalam diri BTP. Disisi lain, kita lihat pemimpin yang muncul dari pencitraan dan tampak baik dan santun dipermukaan, ternyata tidak tahan uji, kebobrokkannya keluar semua hingga kitapun jadi malu pernah memuja mujinya,
Keluarga Krsiten wajib mencamkan ini, bahwa yang perlu jadi panutan adalah orang percaya yang telah terbukti teruji dalam penganiayan akan kebenaran.
Dalam kekristenan kontemporer sekarang ini, para pengkotbah yang laris adalah yang suka menceritakan dosa-dosanya dimasa lalu. Pengkotbah dan pemimpin model begini, belum tentu berkualitas ketika masuk dalam penganiayaan.
Pemimpin yang perlu dicontoh adalah pemimpin yang punya sikap dan pendirian yang kokoh akan kebenaran atau sesuatu yang diyakininya benar. Pemimpin yang bersedia, dianiaya, didepak, dihujat karena keyakinannya itu adalah pemimpin rohani sesungguhnya dan bukan pemimpin organisasi belaka.
Standard pemimpin rohani kristen adalah kebersediaan mereka menegakkan kebenaran dan kerelaan mereka dihujat, dan dianiaya oleh orang-orang jahat. Pemimpin Kristen memiliki tanggung jawab yang lebih luas daripada sekedar pemimpin organisasi. Pengambilan keputusan, penentuan visi dan misi kemana arah organisasi akan berjalan tidaklah penting, tidaklah sepenting kerelaan untuk dianiaya ketika menegakkan kebenaran. Pemimpin Kristen tidak takut kehilangan anggota atau pengikut, karena pemimpin Kristen bertugas membawa umat menuju surga. Tugasnya menegakkan kebenaran, bukan motivator didepan panggung gereja, dan bukan hanya sekedar penyampai kebenaran saja tapi juga sebagai pelaku dari kebenaran itu.
Keluarga kristen akan semakin teraniaya, itu sudah pasti.. kalau ada yang tidak mau teraniaya.. jangan pilih Yesus.
Jadi kalau anda dianiaya, dijelekkan, difitnah karena sikap dan keyakinan anda akan kebenaran, anda berada ditrack yg benar, dan Tuhan yang lepaskan anda dari aniaya itu pada waktunya (ay 11).
Demikian juga kita sebagai seorang Bapak dan Ibu didalam keluarga, anak-anak kita membutuhkan contoh dari kita bagaimana menghadapi zaman ini, ketika mereka direndahkan oleh kawan-kawannya karena status sosial, direndahkan ketika mereka memiliki prinsip yang berbeda.
Mereka membutuhkan sang Bapak dan Ibu yang bisa memberi contoh sikap dan pendirian yang teguh ketika menghadapi berbagai macam masalah dalam kehidupan ini. Orang tua yang tidak punya pendirian hanya akan melahirkan generasi yang ambivalen, tidak aman. Orang tua yang tidak menghargai proses dan suka mencari jalan pintas, juga akan melahirkan anak-anak yang menggampangkan banyak hal, menjadi berlagak tahu, tidak berpikir panjang dan suka berkhianat (ay 4).
Ketika orang tua tidak mau dianiaya dalam mempertahankan prinsip kebenaran, dan lebih memilih mencari "damai" dengan orang yg tidak benar, anak-anak akan melihat bahwa kebenaran itu tidak penting... kepopuleran dan penerimaan massa adalah yang penting. Kalau anda berencana tidak mau masuk surga.. tidak masalah.. tapi kalau anda berencana masuk surga, tapi tidak mau mempertahankan kebenaran... apakah anda yakin bisa masuk surga ?
Alkitab bahasa Indonesia kurang tepat dalam menterjemahkan "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" di ayat 12. Kata Ibadah diambil dari bahasa arab yang artinya adalah perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. Sementara dalam bahasa bahasa asli atau diterjemahkan ke bahasa Inggris memiliki arti yang berbeda : "....who want to live godly lives in Christ Jesus will be persecuted..." atau siapa yang ingin hidup saleh/benar didalam Kristus akan menderita aniaya ...Jadi bukan karena pergi ke gereja atau melakukan ritual Kekristenan yang akan dianiaya, tetapi penganiayaan ini lebih hakiki kepada nilai-nilai Kristus yang dipercaya oleh orang Kristen.
Keluarga Kristen perlu bersiap diri dalam menghadapi penganiayaan di akhir zaman, tapi seringkali kita disesatkan dengan pemikiran bahwa yang disebut aniaya adalah aniaya secara fisik saja. Aniaya yang dimaksud disini adalah aniaya secara luas ketika seseorang bersikap dan berpegang pada kebenaran (ay 14), bisa aniaya secara ekonomi, misalnya geser menggeser posisi dalam pekerjaan, bisa aniaya secara sosial pertemanan, seperti sekarang ini kafir mengkafirkan. Aniaya model ini bisa datang dari orang luar, tetapi dalam konteks surat Timotius ini juga bisa terjadi dari dalam komunitas orang percaya sendiri, dari orang-orang yang mengaku sudah percaya Yesus tapi sebenarnya hanya orang jahat dan penipu saja.
Tantangan keluarga Kristen semakin nyata diakhir zaman ini, karena yang benar dan yang salah semakin bercampur, menjadi abu-abu sulit dipisahkan.. kenyamanan semakin meningkat sehingga manusia satu sama lain menjadi tidak tergantung satu sama lain dan banyak keluarga tidak sadar mereka telah berjalan ke arah yang salah. Seringkali kita teraniaya bukan karena kita benar, tapi karena ternyata orang yang jalan melawan arah memarahi orang yang jalannya benar. Orang yang tidak menggunakan helm marah-marah sama orang yang memberitahu dia supaya pakai helm. Orang yang dipenjara seringkali menyalahkan sekelilingnya karena dianggapnya merekalah penyebab mereka dipenjara.
Zaman yang serba terbalik ini, orang yang hidup mewah dan bernampilan mewah, berpikir bahwa hidupnya lebih baik dari yang lain, terutama dari yang berpenampilan sederhana. Orang yang sukses merasa lebih diberkati Tuhan daripada orang Miskin, lupa bahwa ada ayatnya "berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah".
Penganiaya keluarga kristen dijaman modern ini adalah para orang jahat dan penipu yang menyesatkan dan disesatkan.
Bagaimana kita menghadapi aniaya ini ??
Yang pertama Paulus menyuruh timotius untuk berpegang pada kebenaran... dan meyakininya, artinya kudu dan wajib terus mempelajari kebenaran firman Tuhan.
Yang kedua adalah adalah mengingat orang yang mengajarkan kebenaran itu kepadanya yakni Paulus. Timotius disuruh mengikuti cara hidup, sikap dan pendirian, iman, kasih, Kesabaran dan ketekunan Paulus yang sudah teruji oleh aniaya.
Saat ini, di pilkada dki kita melihat betapa aniaya kepada bpk BTP demikian dashyat dan kencangnya, meskipun beliau kalah, sikap dan keyakinannya yg teguh akan kebenaran telah menginspirasi kita semua, bahkan bagi yang bukan beragama kristen sekalipun.Semakin bapak BTP dizolimi, maka semakin terlihatlah kebenaran didalam diri BTP. Disisi lain, kita lihat pemimpin yang muncul dari pencitraan dan tampak baik dan santun dipermukaan, ternyata tidak tahan uji, kebobrokkannya keluar semua hingga kitapun jadi malu pernah memuja mujinya,
Keluarga Krsiten wajib mencamkan ini, bahwa yang perlu jadi panutan adalah orang percaya yang telah terbukti teruji dalam penganiayan akan kebenaran.
Dalam kekristenan kontemporer sekarang ini, para pengkotbah yang laris adalah yang suka menceritakan dosa-dosanya dimasa lalu. Pengkotbah dan pemimpin model begini, belum tentu berkualitas ketika masuk dalam penganiayaan.
Pemimpin yang perlu dicontoh adalah pemimpin yang punya sikap dan pendirian yang kokoh akan kebenaran atau sesuatu yang diyakininya benar. Pemimpin yang bersedia, dianiaya, didepak, dihujat karena keyakinannya itu adalah pemimpin rohani sesungguhnya dan bukan pemimpin organisasi belaka.
Standard pemimpin rohani kristen adalah kebersediaan mereka menegakkan kebenaran dan kerelaan mereka dihujat, dan dianiaya oleh orang-orang jahat. Pemimpin Kristen memiliki tanggung jawab yang lebih luas daripada sekedar pemimpin organisasi. Pengambilan keputusan, penentuan visi dan misi kemana arah organisasi akan berjalan tidaklah penting, tidaklah sepenting kerelaan untuk dianiaya ketika menegakkan kebenaran. Pemimpin Kristen tidak takut kehilangan anggota atau pengikut, karena pemimpin Kristen bertugas membawa umat menuju surga. Tugasnya menegakkan kebenaran, bukan motivator didepan panggung gereja, dan bukan hanya sekedar penyampai kebenaran saja tapi juga sebagai pelaku dari kebenaran itu.
Keluarga kristen akan semakin teraniaya, itu sudah pasti.. kalau ada yang tidak mau teraniaya.. jangan pilih Yesus.
Jadi kalau anda dianiaya, dijelekkan, difitnah karena sikap dan keyakinan anda akan kebenaran, anda berada ditrack yg benar, dan Tuhan yang lepaskan anda dari aniaya itu pada waktunya (ay 11).
Demikian juga kita sebagai seorang Bapak dan Ibu didalam keluarga, anak-anak kita membutuhkan contoh dari kita bagaimana menghadapi zaman ini, ketika mereka direndahkan oleh kawan-kawannya karena status sosial, direndahkan ketika mereka memiliki prinsip yang berbeda.
Mereka membutuhkan sang Bapak dan Ibu yang bisa memberi contoh sikap dan pendirian yang teguh ketika menghadapi berbagai macam masalah dalam kehidupan ini. Orang tua yang tidak punya pendirian hanya akan melahirkan generasi yang ambivalen, tidak aman. Orang tua yang tidak menghargai proses dan suka mencari jalan pintas, juga akan melahirkan anak-anak yang menggampangkan banyak hal, menjadi berlagak tahu, tidak berpikir panjang dan suka berkhianat (ay 4).
Ketika orang tua tidak mau dianiaya dalam mempertahankan prinsip kebenaran, dan lebih memilih mencari "damai" dengan orang yg tidak benar, anak-anak akan melihat bahwa kebenaran itu tidak penting... kepopuleran dan penerimaan massa adalah yang penting. Kalau anda berencana tidak mau masuk surga.. tidak masalah.. tapi kalau anda berencana masuk surga, tapi tidak mau mempertahankan kebenaran... apakah anda yakin bisa masuk surga ?
0 Response to "KELUARGA YANG HIDUP DALAM ANIAYA"