SIKAP 'TIDAK MELAKUKAN APA-APA' BISA MENYAKITI PASANGAN KITA
By
sianny
—
Rabu, 29 Maret 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
"Orang fasik diseret oleh penganiayaan mereka, karena mereka menolak melakukan keadilan."
Amsal 21 : 7
Seringkali dalam pernikahan kita tidak sengaja mengabaikan pasangan kita (dan kita merasa tidak berbuat salah secara aktif) - suatu tindakan yang pasif - tapi berubah menjadi penganiayaan - sesuatu yang sebenarnya secara aktif melukai pasangan kita, akhirnya tanpa disadari kita melakukan penganiayaan pasif pada pasangan kita.
Penganiayaan pasif menjadi menyakitkan karena seringkali kita yang melukai pasangan nyaris tidak pernah menyadari tindakan kita atau kalaupun kita sadar biasanya kita memandang remeh apa yang dirasakan pasangan kita, seringnya kita berdalih "Saya tidak melakukan apa-apa". Tapi justru itu yang menjadi masalah, sikap "Tidak melakukan apa-apa" itu yang menyakitkan pasangan kita. Tuhan berkata pada saat kita mengetahui kebenaran tapi tidak melakukannya maka kita berdosa.
Istri komplain bahwa suaminya tidak pernah mendengarkan dan memperhatikan saat mereka bercerita. Hal tersebut mungkin kelihatan sepele tapi torehan luka pertama mulai muncul ketika istri merasa diabaikan dan mulai berpikir "betapa ia membuatku kecewa", luka itu semakin dalam pada saat dia menyadari bahwa suaminya bahkan tidak menyadari. Akhirnya kekecewaan dengan cepat berubah menjadi kemarahan dan kemarahan berkembang menjadi kepahitan.
Demikian juga ketika istri misalnya tidak menjaga kerapihan rumah, hal itu membuat suami kecewa meskipun seringkali hal-hal kecil ini tidak pernah diungkapkan karena saking kecilnya tapi
menjadi penganiayaan pasif / pengabaian untuk pasangan kita yang segera berkembang menjadi kemarahan dan kemudian menjadi kepahitan dimana menjadi celah bagi iblis untuk masuk dalam pernikahan kita.
Pernikahan menuntut begitu banyak hal sehingga pasti ada beberapa hal yang terlewat oleh kita, saat menyadari, kita bertanggung jawab untuk meminta maaf dan dengan tulus berempati pada pasangan kita yang merasa terluka, lalu berkomitmen untuk berusaha lebih baik dalam memberikan perhatian secara aktif.
Ada beberapa hal dalam hidup ini yang hanya dapat diberikan oleh pasangan kita, jika kita menolak memberikannya itu sama saja dengan menolak dirinya.
Biarlah hati kita dikuasai oleh kebaikan dan kemurahan. Pasangan kita telah mengambil resiko yang sangat besar. Dari miliaran orang di muka bumi ini, ia memilih untuk menjalani hidup ini bersama kita. Ketika pasangan kita mengambil keputusan ini, ia menempatkan dirinya dalam belas kasihan kita karena beberapa hal hanya dapat diberikan oleh kita.
Kita mungkin berpikir kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi ingatlah bahwa "tidak melakukan apa-apa" dapat menyakiti pasangan kita.
Kita dapat memilih untuk bersikap baik hati pada pasangan kita meskipun apa yang kita lakukan belum tentu sesuai dengan apa yang kita senangi.
Pernikahan lebih berkaitan dengan pembentukan karakter daripada daya tarik emosional, perasaan romantis atau daya tarik fisik. Sebagai orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus, kita dapat memilih untuk bersikap baik hati, untuk sabar, untuk bersikap lemah lembut. Namun ketika nilai-nilai itu menjadi asing bagi kita, hubungan-hubungan akan mulai menjadi hambar.
Amsal 21 : 7
Seringkali dalam pernikahan kita tidak sengaja mengabaikan pasangan kita (dan kita merasa tidak berbuat salah secara aktif) - suatu tindakan yang pasif - tapi berubah menjadi penganiayaan - sesuatu yang sebenarnya secara aktif melukai pasangan kita, akhirnya tanpa disadari kita melakukan penganiayaan pasif pada pasangan kita.
Penganiayaan pasif menjadi menyakitkan karena seringkali kita yang melukai pasangan nyaris tidak pernah menyadari tindakan kita atau kalaupun kita sadar biasanya kita memandang remeh apa yang dirasakan pasangan kita, seringnya kita berdalih "Saya tidak melakukan apa-apa". Tapi justru itu yang menjadi masalah, sikap "Tidak melakukan apa-apa" itu yang menyakitkan pasangan kita. Tuhan berkata pada saat kita mengetahui kebenaran tapi tidak melakukannya maka kita berdosa.
Istri komplain bahwa suaminya tidak pernah mendengarkan dan memperhatikan saat mereka bercerita. Hal tersebut mungkin kelihatan sepele tapi torehan luka pertama mulai muncul ketika istri merasa diabaikan dan mulai berpikir "betapa ia membuatku kecewa", luka itu semakin dalam pada saat dia menyadari bahwa suaminya bahkan tidak menyadari. Akhirnya kekecewaan dengan cepat berubah menjadi kemarahan dan kemarahan berkembang menjadi kepahitan.
Demikian juga ketika istri misalnya tidak menjaga kerapihan rumah, hal itu membuat suami kecewa meskipun seringkali hal-hal kecil ini tidak pernah diungkapkan karena saking kecilnya tapi
menjadi penganiayaan pasif / pengabaian untuk pasangan kita yang segera berkembang menjadi kemarahan dan kemudian menjadi kepahitan dimana menjadi celah bagi iblis untuk masuk dalam pernikahan kita.
Pernikahan menuntut begitu banyak hal sehingga pasti ada beberapa hal yang terlewat oleh kita, saat menyadari, kita bertanggung jawab untuk meminta maaf dan dengan tulus berempati pada pasangan kita yang merasa terluka, lalu berkomitmen untuk berusaha lebih baik dalam memberikan perhatian secara aktif.
Ada beberapa hal dalam hidup ini yang hanya dapat diberikan oleh pasangan kita, jika kita menolak memberikannya itu sama saja dengan menolak dirinya.
Biarlah hati kita dikuasai oleh kebaikan dan kemurahan. Pasangan kita telah mengambil resiko yang sangat besar. Dari miliaran orang di muka bumi ini, ia memilih untuk menjalani hidup ini bersama kita. Ketika pasangan kita mengambil keputusan ini, ia menempatkan dirinya dalam belas kasihan kita karena beberapa hal hanya dapat diberikan oleh kita.
Kita mungkin berpikir kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi ingatlah bahwa "tidak melakukan apa-apa" dapat menyakiti pasangan kita.
Kita dapat memilih untuk bersikap baik hati pada pasangan kita meskipun apa yang kita lakukan belum tentu sesuai dengan apa yang kita senangi.
Pernikahan lebih berkaitan dengan pembentukan karakter daripada daya tarik emosional, perasaan romantis atau daya tarik fisik. Sebagai orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus, kita dapat memilih untuk bersikap baik hati, untuk sabar, untuk bersikap lemah lembut. Namun ketika nilai-nilai itu menjadi asing bagi kita, hubungan-hubungan akan mulai menjadi hambar.
0 Response to "SIKAP 'TIDAK MELAKUKAN APA-APA' BISA MENYAKITI PASANGAN KITA"