TAKUT AKAN TUHAN
By
sianny
—
Minggu, 02 April 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
" Sebab aku gentar karena murka dan kepanasan yang ditimpakan Tuhan..."
Ulangan 9 : 19
Di samping Bapa mertua jasmani, kita juga memiliki Bapa mertua surgawi yaitu Bapa dari pasangan kita yang tidak pernah mengalihkan perhatianNya dari anak yang dikasihiNya. Dia mendengar setiap kata-kata kemarahan yang kita ucapkan kepada anak-anakNya, Dia melihat setiap kekerasan, penolakan, manipulasi yang kita lakukan terhadap pasangan kita.
Saat kita tidak mengasihi pasangan kita, kita sebenarnya sedang menganiaya Kristus sendiri. Seperti dalam Kisah Para Rasul 9 : 5, ketika Paulus bertanya " siapakah Engkau, tuan?" Yesus menjawab," Akulah Yesus yang engkau aniaya itu ".
Kita tidak menikahi anak yatim piatu, kita menikah dengan seorang pria atau wanita yang mempunyai Bapa yang sangat berkuasa dan Maha melihat. Apakah Bapa mertua kita di Surga sedang tersenyum melihat kasih kita kepada pasangan kita ataukah kita membangkitkan amarah dan murkaNya karena memperlakukan Putra PutriNya yang sangat berharga dengan buruk.
Perubahan terbesar dalam pernikahan adalah saat kita mau mendengarkan Tuhan, mulai dari dikritik, ditegur hingga diberi dorongan. Sebagian besar dari kita menyadari bahwa daya tarik fisik tidak dapat mempertahankan pernikahan, kita juga sadar bahwa ujian demi ujian dalam kebersamaan hidup kita dengan seorang pendosa pada titik tertentu akan menyurutkan kasih romantis kita.
Namun, takut akan Tuhan bersifat kekal, berlangsung selamanya. Takut akan Tuhan merupakan pondasi yang kuat untuk membangun sebuah pernikahan seumur hidup. Karena Tuhan mendengarkan setiap percakapan kita, Dia melihat setiap tindakan dan hati kita tidak peduli dimanapun kita berada.
Kita dapat memandang rasa takut pada Tuhan sebagai tempat perlindungan, tempat menyembunyikan diri, kekuatan yang besar. Kita tahu bahwa kita semua adalah orang berdosa, kadang niat kita terlalu lemah saat menghadapi banyak godaan, ada janji-janji yang sering kita langgar dan seringkali kita tidak dapat mengendalikan emosi kita.
Namun saat rasa takut akan Tuhan tumbuh lebih besar dari pemberontakan kita, itu yang mengendalikan insting kita, membantu kita untuk membuat dan menjalankan pilihan-pilihan yang benar, yang menjadikan kita seperti apa yang kita mau bukan apa yang kita benci.
Hadiah terbaik yang dapat kita berikan kepada pasangan kita adalah sikap takut akan Tuhan, Pribadi yang menciptakan pasangan kita.
Ulangan 9 : 19
Di samping Bapa mertua jasmani, kita juga memiliki Bapa mertua surgawi yaitu Bapa dari pasangan kita yang tidak pernah mengalihkan perhatianNya dari anak yang dikasihiNya. Dia mendengar setiap kata-kata kemarahan yang kita ucapkan kepada anak-anakNya, Dia melihat setiap kekerasan, penolakan, manipulasi yang kita lakukan terhadap pasangan kita.
Saat kita tidak mengasihi pasangan kita, kita sebenarnya sedang menganiaya Kristus sendiri. Seperti dalam Kisah Para Rasul 9 : 5, ketika Paulus bertanya " siapakah Engkau, tuan?" Yesus menjawab," Akulah Yesus yang engkau aniaya itu ".
Kita tidak menikahi anak yatim piatu, kita menikah dengan seorang pria atau wanita yang mempunyai Bapa yang sangat berkuasa dan Maha melihat. Apakah Bapa mertua kita di Surga sedang tersenyum melihat kasih kita kepada pasangan kita ataukah kita membangkitkan amarah dan murkaNya karena memperlakukan Putra PutriNya yang sangat berharga dengan buruk.
Perubahan terbesar dalam pernikahan adalah saat kita mau mendengarkan Tuhan, mulai dari dikritik, ditegur hingga diberi dorongan. Sebagian besar dari kita menyadari bahwa daya tarik fisik tidak dapat mempertahankan pernikahan, kita juga sadar bahwa ujian demi ujian dalam kebersamaan hidup kita dengan seorang pendosa pada titik tertentu akan menyurutkan kasih romantis kita.
Namun, takut akan Tuhan bersifat kekal, berlangsung selamanya. Takut akan Tuhan merupakan pondasi yang kuat untuk membangun sebuah pernikahan seumur hidup. Karena Tuhan mendengarkan setiap percakapan kita, Dia melihat setiap tindakan dan hati kita tidak peduli dimanapun kita berada.
Kita dapat memandang rasa takut pada Tuhan sebagai tempat perlindungan, tempat menyembunyikan diri, kekuatan yang besar. Kita tahu bahwa kita semua adalah orang berdosa, kadang niat kita terlalu lemah saat menghadapi banyak godaan, ada janji-janji yang sering kita langgar dan seringkali kita tidak dapat mengendalikan emosi kita.
Namun saat rasa takut akan Tuhan tumbuh lebih besar dari pemberontakan kita, itu yang mengendalikan insting kita, membantu kita untuk membuat dan menjalankan pilihan-pilihan yang benar, yang menjadikan kita seperti apa yang kita mau bukan apa yang kita benci.
Hadiah terbaik yang dapat kita berikan kepada pasangan kita adalah sikap takut akan Tuhan, Pribadi yang menciptakan pasangan kita.
0 Response to "TAKUT AKAN TUHAN"