JANGAN MELIHAT MASA LALU

Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

2 Korintus 5 : 17

Dalam menjalani pernikahan terkadang kita tergoda untuk menoleh ke belakang, entah karena suatu rasa bersalah yang menghantui kita dari hubungan yang tidak berjalan dengan baik

pada masa lalu atau kenangan kenangan indah yang pernah kita alami bersama sang mantan.

Hal -hal ini terkadang timbul dari celah yang kita biarkan terbuka.

Beberapa hal di masa lalu tidak dapat kita ubah, kita bisa bertobat dan meminta maaf tapi tidak selalu dapat kembali untuk memperbaikinya. Seringkali kita memegang erat -erat rasa bersalah kita dari hubungan yang gagal di masa lalu dan menjadi buta dengan kewajiban kita di masa sekarang. Atau mungkin tidak berkaitan dengan rasa bersalah tapi dengan fantasi, "kalau saja aku menikah dengannya!" atau "Aku ingin tahu apa yang sedang ia lakukan sekarang?".

Membiarkan fantasi seperti ini berkembang merupakan tindakan yang merugikan dan merusak diri sendiri karena memikirkannya hanya membuang buang waktu yang seharusnya dapat kita gunakan untuk menjadikan pernikahan

kita lebih baik, jangan biarkan hubungan yang sudah mati mencemari hubungan yang masih hidup. Lagipula kita cenderung hanya terpaku pada hal-hal yang baik saja dan melupakan hal yang negatif dan setiap fantasi semacam ini merampas energi dan pikiran yang seharusnya dicurahkan untuk pasangan kita.

Pada saat kita berpaling kepada yang lain, mungkin kalau kita paksakan akan terasa cocok mengisi ruang hati kita yang kosong tapi tetap tidak akan penuh sebagaimana pasangan kita yang memang Tuhan ambil dari tulang rusuk dan menjadikan penolong yang sempurna dalam kelemahan kita, karena kita telah menjadi satu.

Saat kita melihat ke belakang, kita sedang mencurangi pasangan kita dan akhirnya mencurangi diri kita sendiri, curahkan energi kita untuk pasangan kita yang sudah selayaknya kita kasihi, sesuatu yang nyata dan ada saat ini.

Tweet