Iklan

JANGANLAH MENJADI SAMA DENGAN DUNIA INI

Yohanes 8:32-36, Roma 6:18-22

Roma 12:2 
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna

Galatia5:1
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka. Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan

Bulan ini segenap bangsa Indonesia memperingati ulang tahun kemerdekaan yang ke 72. 72 tahun yang lalu Sukarno Hatta memproklamasikan sebagai bangsa merdeka, bangsa yang bebas menentukan nasibnya sendiri. Lepas dari penjajahan dan kebergantungan kepada bangsa lain. Berbarengan dengan saat ulang tahun kemerdekaan negara kita, saya pun teringat akan ulang tahun saya sebagai orang merdeka. Merdeka dari hamba dosa. Merdeka dari penghakiman si jahat.  Hari bersejarah dimana saya meminta Yesus mengambil alih seluruh hidup saya. Dia memerdekakan saya, menjadikan saya memiliki hidup yang baru. Hidup sebagai pemenang

Pertanyaan untuk diri saya sendiri: apakah saya telah benar-benar merdeka? Apakah saya masih dikuasai dengan keinginan-keinginan dunia ? Apakah saya masih merasa jengkel karena tidak bisa eksis di medsos dengan foto-foto keren hasil liburan di luar negara ? Apakah saya merasa malu saat memarkir kendaraan tua saya bersebelahan dengan kendaraan baru teman saya ? Apakah saya punya banyak alasan untuk menghindar ketika teman saya mau berkunjung ke rumah saya yang ada di gang kecil ? Apakah saya menyumbang kepada badan amal gereja supaya saya dikenal sebagai orang baik dan murah hati ? Apakah saya sudah merdeka dari keinginan diri untuk menghakimi saudara dan teman-teman saya?

Roma 12:2 Rasul Paulus mengingatkan supaya kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tapi kita terus berubah dan semakin mengerti kehendak Allah.

Hari-hari ini, hampir semua media sedang ramai memberitakan kasus penipuan dan penggelapan dana umroh puluhan ribu pelanggan yang dilakukan pemilik First travel. Begitu banyak yang menjadi korban. Katanya.... total kerugian pelanggan yang batal umroh plus tagihan vendor yang belom dibayar nilainya bisa mencapai hampir 1 Trilyun!  Padahal aset yang telah disita, nilainya tidak lebih dari 100 Milyar saja. Lalu kemana sisanya yang banyak itu? Beberapa pihak memperkirakan kalau selisihnya adalah untuk membiayai gaya hidup hedonis sang pemilik first travel. Menarik bagi saya untuk mencari tau tentang apa yang sesungguhnya terjadi dengan first travel ini. Dari data yang saya dapatkan ternyata usia perusahaan ini baru memasuki thn ke 6. Tetapi, di tahun ke 5 berdirinya, perusahaan sudah berhasil mencatatkan diri di MURI dengan melakukakan manasik terbanyak dalam sejarah negeri ini. Sebuah prestasi bukan ?

Tetapi prestasi didapatkan dengan melakukan penipuan-penipuan. Menurut saya, penipuan terbesar yang dilakukan pemiliknya justru adalah kepada dirinya sendiri. Gaya hidup glamour yang berusaha diperlihatkannya adalah untuk menutupi kekosongan hatinya serta kepahitan hidup di masa lalunya. Konon demi menampilkan hasil gambar yang memukau dari setiap up load foto di berbagai medsosnya, si pemilik travel ini rela merogoh kocek yang dalam demi bisa memboyong photografer profesional negeri ini ke negara mana pun yang mereka kunjungi. 

Yang menjadi perenungan kita hari ini. Bagaimanakah agar kita tidak terjebak keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup seperti yang ditawarkan dunia ?

1 Yohanes 2:15-17
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yg ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging, dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan segala keinginannnya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama lamanya.

Dunia dengan segala kegemerlapannya mencoba menawarkan "kebahagiaan" menjadi "orang kaya"yang dihormati, dihargai, disanjung dan dipuja puji banyak orang. Akhirnya orang-orang berlomba-lomba melakukan segala cara untuk memperoleh semua itu, bahkan sekali pun harus melakukan perbuatan jahat.....

Rasul Paulus dalam kitab Filipi mengingatkan kita akan double kewarganegaraan kita. Selain warga negara Indonesia kita juga memiliki status warganegara sorga.

Karena kewarganegaraan kita adalah di dalam surga dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus sebagai Juruslamat ( Filipi 3:20)

Kesadaran akan kewarganegaraan sorga ini kiranya melekat dalam hidup kita. Sadar akan siapa kita, bahwa kita adalah saksi kerajaan sorga yang memiliki tugas mulia dari Sang Raja sorgawi untuk memberitakan Injilnya, menyatakan kasihNya yang ingin menyelamatkan seluruh manusia."Pergilah ke seluruh dunia, britakanlah Injil kepada segala mahluk" (Markus 16:15)

Bila kepahitan akan hidup, luka-luka di masa lalu masih menguasai hidup kita, kita akan kesulitan melihat kehendak Allah. Kesulitan membedakan manakah yang baik dan benar, yang berkenan kepadaNya. Akhirnya kita pun melakukan seperti yang dunia lakukan........

Marilah kita datang kepadaNya, minum dari airNya, dan kita tidak akan haus lagi untuk selama lamanya. Karena air yang diberikanNya, akan menjadi mata air di dalam diri kita, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yohanes 4:14). Kita akan menjadi saksiNya dan injil kerajaannya diberitakan hingga ke ujung-ujung bumi........(Kisah Rasul 1:8)

0 Response to "JANGANLAH MENJADI SAMA DENGAN DUNIA INI"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post