MELAHIRKAN GENERASI YANG MILITAN
By
sianny
—
Jumat, 29 September 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Daniel 1:6-8
Daniel 1:6 Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. 7 Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka : Daniel dinamainya Beltsazar , Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego. 8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Hasil pendidikan yang diajarkan orang tua akan terlihat ketika anak-anak jauh dari mereka. Hal itu yang dialami oleh Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Situasi moral Babel sepenuhnya kafir. Dapat dipastikan bahwa apa yang diajarkan kepada Daniel dan kawan-kawannya sering kali bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kebenaran Allah. Makanan dan anggur yang diberikan kepada mereka adalah sama dengan yang disajikan kepada raja -- makanan dan anggur yang mungkin telah dipersembahkan kepada berhala. Memakan makanan itu berarti melanggar hukum Allah; minum anggur itu berarti menumpulkan pikiran mereka karena pengaruhnya yang memabukkan. Tidak cukup sampai disitu, bahkan orang Babel berusaha mengganti identitas mereka dengan mengganti nama-nama mereka. Daniel ("Allah adalah hakimku") diganti menjadi Beltsazar ("Bel, [dewa tertinggi Babel], melindungi hidupnya"); Hananya ("Tuhan menunjukkan kasih karunia") diganti menjadi Sadrakh ("Hamba Aku," yaitu dewa bulan); Misael ("Siapa yang setara dengan Allah?") diganti menjadi Mesakh ("salah satu nama dewa babel" atau "tamu raja"); dan Azarya ("Tuhan menolong") dinamainya Abednego ("Hamba Nego," yaitu dewa hikmat atau bintang fajar).
Penamaan terhadap Hananya, Misael dan Azarya dengan nama-nama yang berangkat dari kultur dan religiositas Babilonia merupakan cara pemerintah Babel untuk mem-“Babel”-kan para pemuda buangan dari Yehuda itu. Namun pem-“Babel”-an terhadap Hananya, Misael dan Azarya, ditambah dengan kedudukan yang mereka dapatkan sebagai pegawai istana raja, tidak menghilangkan integritas mereka sebagai pemuda-pemuda Yahudi yang taat kepada Tuhan Allah mereka. Sekalipun memperoleh nama-nama baru ini, para pemuda Yahudi ini menetapkan bahwa mereka akan tetap setia kepada Allah yang esa dan benar. Daniel dan kawan-kawan telah berketetapan sejak semula untuk tidak menajiskan dirinya; ia tidak akan mengorbankan pendiriannya sekalipun itu berarti kematiannya. Perhatikanlah bahwa Daniel tidak lagi memiliki orang-tua untuk membimbing dirinya dalam mengambil keputusan; kasihnya kepada Allah dan hukum-Nya telah begitu tertanam di dalam dirinya sejak anak-anak sehingga ia ingin melayani Allah dengan sepenuh hatinya. Kita dapat ambil kesimpulan bahwa orangtua mereka telah berhasil menanamkan nilai-nilai kebenaran Ilahi dalam kehidupan anak-anak mereka walaupun tidak tercatat dalam alkitab.
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah contoh lahirnya generasi mulia yang militan, mereka sangat mencintai dan menghidupi nilai-nilai luhur berupa kebenaran-kebenaran Firman Tuhan yang telah mereka dapatkan dari para orang tua mereka.
Rindukah kita untuk dapat melahirkan generasi mulia yang militan seperti Daniel dan kawan - kawan ?
Mari kita terus memberikan teladan kepada anak-anak kita dengan terus menghidupi dan mengajarkan kebenaran-kebenaran Firman yang telah kita terima.
0 Response to "MELAHIRKAN GENERASI YANG MILITAN"