Iklan

MELAHIRKAN GENERASI YANG MILITAN

Daniel 1:6-8

Daniel 1:6 Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel,  Hananya, Misael dan Azarya.  7 Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka  : Daniel dinamainya Beltsazar , Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.  8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya  dengan santapan raja dan  dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. 

Hasil pendidikan yang diajarkan orang tua akan terlihat ketika anak-anak jauh dari mereka. Hal itu yang dialami oleh Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.  Situasi moral Babel sepenuhnya kafir. Dapat dipastikan bahwa apa yang diajarkan kepada Daniel dan kawan-kawannya sering kali bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kebenaran Allah. Makanan dan anggur yang diberikan kepada mereka adalah sama dengan yang disajikan kepada raja -- makanan dan anggur yang mungkin telah dipersembahkan kepada berhala. Memakan makanan itu berarti melanggar hukum Allah; minum anggur itu berarti menumpulkan pikiran mereka karena pengaruhnya yang memabukkan. Tidak cukup sampai disitu, bahkan orang Babel berusaha mengganti identitas mereka dengan mengganti nama-nama mereka. Daniel ("Allah adalah hakimku") diganti menjadi  Beltsazar ("Bel, [dewa tertinggi Babel], melindungi hidupnya"); Hananya ("Tuhan menunjukkan kasih karunia") diganti menjadi  Sadrakh ("Hamba Aku," yaitu dewa bulan); Misael ("Siapa yang setara dengan Allah?") diganti menjadi Mesakh ("salah satu nama dewa babel" atau "tamu raja"); dan Azarya ("Tuhan menolong") dinamainya Abednego ("Hamba Nego," yaitu dewa hikmat atau bintang fajar). 
Penamaan terhadap Hananya, Misael dan Azarya dengan nama-nama yang berangkat dari kultur dan religiositas Babilonia merupakan cara pemerintah Babel untuk mem-“Babel”-kan para pemuda buangan dari Yehuda itu. Namun pem-“Babel”-an terhadap Hananya, Misael dan Azarya, ditambah dengan kedudukan yang mereka dapatkan sebagai pegawai istana raja, tidak menghilangkan integritas mereka sebagai pemuda-pemuda Yahudi yang taat kepada Tuhan Allah mereka. Sekalipun memperoleh nama-nama baru ini, para pemuda Yahudi ini menetapkan bahwa mereka akan tetap setia kepada Allah yang esa dan benar. Daniel dan kawan-kawan  telah berketetapan sejak semula untuk tidak menajiskan dirinya; ia tidak akan mengorbankan pendiriannya sekalipun itu berarti kematiannya. Perhatikanlah bahwa Daniel tidak lagi memiliki orang-tua untuk membimbing dirinya dalam mengambil keputusan; kasihnya kepada Allah dan hukum-Nya telah begitu tertanam di dalam dirinya sejak anak-anak sehingga ia ingin melayani Allah dengan sepenuh hatinya. Kita dapat ambil kesimpulan  bahwa orangtua mereka telah berhasil menanamkan nilai-nilai kebenaran Ilahi dalam kehidupan anak-anak  mereka walaupun tidak tercatat dalam alkitab.
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah contoh lahirnya generasi mulia yang militan, mereka sangat mencintai dan menghidupi nilai-nilai luhur berupa kebenaran-kebenaran Firman Tuhan  yang telah mereka dapatkan dari para orang tua mereka. 
Rindukah kita untuk dapat melahirkan generasi mulia yang militan seperti Daniel dan kawan - kawan ?
Mari kita terus memberikan teladan kepada anak-anak kita dengan terus menghidupi dan mengajarkan  kebenaran-kebenaran Firman yang telah kita terima.

0 Response to "MELAHIRKAN GENERASI YANG MILITAN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post