PENOLONG YANG SEPADAN
By
sianny
—
Rabu, 20 September 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Kejadian 2:18-23.
18. TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
19. Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
20. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
22. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
23. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Tuhan yang kita sembah,adalah Tuhan yang penuh dengan kasih. Ketika Ia melihat manusia ciptaanNya itu, sendirian dan mungkin sering termenung dan bisa jadi sering bicara sendiri, ( karena tidak ada yang diajak bicara). Tuhan lalu berpikir, "Kok kasihan ya si manusia ini, sendirian dan kesepian. Sehingga kemudian timbul dalam pikiran Nya untuk "menjadikan", "menciptakan" penolong yang sebaiknya sepadan dengan dia, manusia pertama itu. Kenapa harus sepadan?
Coba saja kalau tidak sepadan mungkin bicara bisa jadi tidak "nyambung", cara berpikir tidak sama pasti yang ada "miss understanding" terus menerus! Kacau! dan itulah hebatnya Tuhan kita, berpikir dan bertindak sampai sedemikian itu, coba manusia ?
Tapi Tuhan tidaklah langsung menciptakan penolong itu, melainkan Tuhan menciptakan dari tanah, segala binatang dan burung di udara dan membawanya kepada manusia itu untuk di beri nama. Artinya : Manusia adalah ciptaan Tuhan paling "sempurna" dibandingkan makhluk yang lain. Tapi semuanya , bukanlah penolong yang sepadan buat manusia.
Sehingga kemudian, ketika manusia itu "dibuat tidur" oleh Tuhan. Dan ketika tidur, Tuhan mengambil "salah satu" tulang rusuk manusia itu. Dan dari tulang rusuk yang diambil, dibangun oleh Tuhan seorang perempuan, kemudian " dipertemu kan" dengan manusia itu.
Yang menarik, manusia itu kemudian berkata "inilah dia , tulang dari tulangku dan daging dari dagingku....".
Jadi yang diambil cuma "satu " tulang rusuk, bukan dua atau tiga.
Ada yang mengartikan : "Skenario" Tuhan, untuk "teman hidup", "pasangan hidup" dari manusia pria itu "hanya satu", "cuma satu" , dan itu adalah perempuan, (bukan jenis yang sama atau makhluk yang lain). Kalau lebih dari satu, itu artinya bukanlah Rencana Nya Tuhan buat kita.
Dengan "dalih apapun" itu BUKAN KEHENDAK TUHAN.
Dan "penolong sepadan", itu dinamai perempuan.
Penolong itu adalah subyek dari yang ditolong (obyek) sedang kata kerjanya :menolong.
Sepadan itu sejajar, tidak di atas dan tidak dibawah.
Perempuan, artinya yang di"empu"kan, yang diutamakan. Jadi, Tuhan Allah menciptakan perempuan dengan tujuan yang utama sebagai manusia yang berdaulat penuh, sejajar dengan yang ditolong (pria) dengan tujuan untuk membantu seorang pria pada hal hal tertentu, dimana yang ditolong itu tidak bisa melakukannya ataupun ia (pria) butuh orang lain untuk bisa melakukannya.
Jadi, tidak selayaknya pria meremehkan wanita.
Hanya manusia yang "tidak mengerti secara benar" dan "tidak bisa menghargai" bagaimanakah skenario Tuhan tentang penciptaan wanita lah yang melakukannya!
Di samping itu, perempuan diciptakan dari tulang rusuk manusia pria, dan hal itupun sudah "diakui"oleh manusia (pria) itu sebagai "bagian dari dirinya" ( ayat 23 ).
Seandainya ada seorang pria, yang "hobi"nya: memaki, berkata kasar bahkan menyakiti, memukul, menendang , dan bahkan ada juga yang sampai dengan membunuh isterinya (perempuan) , bukankah hal tersebut sama juga artinya dengan : "melakukannya pada diri sendiri" ?
0 Response to "PENOLONG YANG SEPADAN"