MOTIVASI YANG TULUS (6)
By
sianny
—
Sabtu, 18 November 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
“MATERIAL -2”
_1Kr 3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, _
_1Kr 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. _
Emas, Perak, Batu Permata adalah material yang memiliki ketahanan terhadap api lebih baik daripada kayu, rumput kering atau jerami. Namun demikian, 6 materi tersebut memiliki keterkaitan yang menarik jika berhadapan dengan api. Mari fokus kepada Emas, Perak, Batu Permata, dan Kayu.
Kayu sudah jelas terbakar. Bisa meninggalkan sisa sisa berupa arang / Carbon. Namun tahukah kita, bahwa salah satu batu permata, yaitu berlian, adalah mineral terkeras didunia, zat pembentuknya adalah mineral carbon? Bisa disimpulkan, arang pensil dan batu permata juga berbagi sifat. Kendati demikian, batu permata pada umumnya mineral. Keras, tahan api. Namun memiliki kelemahan. Benturan pada titik yang tepat, bisa memecahkan bentuknya. Dan panas diatas 600 derajat celsius bisa membuat retakan. Seumpama hati manusia, saya menyebutnya “ KERAS namun RAPUH”. Bisa bertahan tetapi rapuh pada titik yang tepat. Emosional, masa lalu yang tidak terselesaikan, tidak bisa mengampuni suatu keadaan atau seseorang, bisa menjadi titik kelemahan kecil yang jika terbentur, pecah berkeping keping. Keseharian Batu Permata ini mungkin cukup keras pada orang lain. Tapi, sekali lagi ... rapuh
Perak berbagi sifat dengan emas dan kayu. Perak adalah logam mulia, jika dipanaskan, itu berarti semakin dimurnikan, dan semakin mahal. Perak murni juga lunak, kendati tidak selembut emas murni. Namun Perak juga berbagi sejarah bersamaan dengan kayu. Di Cina, sumpit awalnya bukan alat makan. Sumpit perak dibuat untuk mengetahui racun dalam makanan raja, karena sensitif pada perubahan warna. Perak juga membunuh bakteri dalam jumlah kecil, karena bioactive anti bacteri (sumber:Wikipedia). Lambat laun rakyat jelata menggunakan sumpit kayu, yang juga sensitif mengenali racun dalam makanan. Perak ibarat hati manusia yang mudah dibentuk, lunak. Namun saat bertemu racun... raut muka berubah. Warna suasana hati pun berubah. Perak, element yang saya sebut “Murni, namun mudah tercemar”
Emas adalah logam yang semakin dipanaskan, seluruh element bukan emas akan semakin menjauh, semakin murni, semakin mahal, dan saat tinggal yang murni, kilaunya seperti cermin, saat sudah dingin, emas murni lembut, lunak, liat, dan mudah dibentuk. Emas tidak mudah juga tercemari elemen lain, sekali dimurnikan dalam panas, tidak mudah mencampurnya dengan unsur lain tanpa melalui panas. Saat api bisa merusak material yang lain, emas semakin menampilkan kualitasnya, makin mahal. Motivasi yang murni, hendaknya seperti emas. Dalam pencobaan, semakin tulus, semakin murni, rela untuk dipisahkan dari bagian yang tidak kudus, rela di buang bagian bagian yang najis dan tidak berkenan. Sampai didapati, bentuknya lembut, halus, murni, dan liat. Emas ibarat *”Sejati, melalui api”
Jika kita menemukan, motivasi kita di dalam Tuhan sedang diuji, mari kita merenungkan, masih dimana kita saat ini? Kayu, jerami, rumput kering yang terbakar habis? Batu permata yang keras namun rapuh ? Perak yang “Murni, namun mudah tercemar”? Atau seperti emas, yang tidak takut api justru *”Sejati, melalui api”. Semakin dicobai, semakin kelihatan kemurnian hatinya, makin mahal, makin berharga, makin layak dipergunakan untuk hal yang mulia.
2Timotius 2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
Jadilah seperti emas. Api pencobaan hanyalah proses yang memurnikannya, bukan menghancurkannya. Menjadi murni dalam mendedikasikan hidup kepada Tuhan. Melayani Tuhan, melayani sesama, dan menjadi murni, saat berkata “Aku mengasihi dan setia kepada pasanganku seumur hidupku” terucap sejatinya bukan dari perkataan, tapi dari hidup kita setiap hari.
0 Response to "MOTIVASI YANG TULUS (6)"