SALING MEMBIMBING

1 Petrus 3:1 "hai istri istri tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan (kebiasa an, karakter) istrinya. 

Kisah Para Rasul 16: 30-31: "Ia ... berkata: Tuan tuan apakah yg harus kuperbuat, supaya aku selamat? Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu"

Iman kepada Tuhan Yesus akan menuntun pasang annya mempercayai Tuhan Yesus.

Problemnya adalah: bagaimana kalau terjadi ketidakseimbangan iman antara suami istri? atau salah satunya belum beriman kepada Tuhan Yesus?

Moment of Unity: Kesepakatan dalam doa bersama (juga dalam membaca dan menerima Firman Tuhan bersama - ditambahkan penulis,  krn iman timbul dr pendengar an oleh Firman Tuhan - Roma 10:17 ) akan menyeimbangkan iman suami istri. Apakah se simple ini solusinya?

Dua ayat diatas menjadi bahan renungan tentang ketidak seimbangan iman suami istri. Pasangan yang beriman akan menuntun yang kurang atau belum beriman dalam Tuhan Yesus Kristus.

* Kasus pertama : bila suami sudah / lebih beriman (percaya): KPR 16:30-31, dalam konteks ayat ini, ketika pria menja di Kristen (pria sebagai kepala keluarga, suami) maka biasanya secara aktif akan membawa seluruh keluarganya untuk percaya Tuhan sehingga diselamatkaan, sehingg seluruh keluarganya diselamatkan. Pria itu akan menuntun memimpin keluarganya istrinya lebih percaya atau beriman kepada Tuhan atau imannya semakin bertumbuh.

* Kasus kedua: 1 Pet 3:1, bila istri sudah / lebih percaya / beriman kepada Tuhan. dalam konteks ayat ini, ia akan sulit membawa seluruh keluarganya  beriman kepada Yesus dan bisa terjadi dalam keluarga tersebut hanya sang istri saja yang beriman. Namun 1 Pet 3:1, memberikan solusi supaya istri bisa menuntun suami, keluarganya untuk beriman dan lebih beriman atau imannya semakin bertumbuh, yaitu secara pasif dengan kelakuan istri.  Kelakuan / perilaku yang merupakan kebiasaan adalah cermin dari karakter,  karakter terbentuk dari nilai-nilai hidup yang dimilikinya, nilai nilai hidup yang dipilih dan dimiliki berasal dari hati , iman, keyakinan yang telah dimiliki, Lukas 6:45: "Orang yang baik mengeluar kan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik..." Matius 12:34: "... apa yg diucapkan mulut meluap dr hati"

Jadi istri bisa menuntun iman suami dan keluarga nya dengan hati yang beriman kepada Tuhan. Demikian penting hati seorang istri seperti  yang tertulis dlm 1 Pet 3:3-4: "....perhiasan mu ialah manusia batiniah (inner beauty)  yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga dimata Allah"

Amsal 31:10-31: "Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata  .... hati suaminya percaya kepadanya. .. ia berbuat baik kepada suaminya.... suaminya dikenal di pintu gerbang.... ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada dilidahnya.... "

Anehnya peranan istri atau ibu dalam pernikahan dan keluarga banyak ditulis dalam Alkitab sedang peranan suami atau ayah lebih singkat ditulis dalam Alkitab. .... sedang dalam praktek peranan istri ibu dalam menuntun iman suami dan keluarga lebih signifikan, lebih nyata dibanding suami ayah. Renungkan!

Siapa yang menuntun iman di pernikahan dan keluarga kita? bukan siapanya, yang penting ada yang menuntun iman hingga menuju kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Doakan semua pernikahan dan keluarga imannya dituntun untuk berpusat, bergantung dan mengandalkan Kristus. Amin.

Halleluya..... Bimbinglah daku ya Yesus. Di sepan jang jalan hidupku

Firman Mu bagaikan suluh. Agar aku tak sesat di jalan.

Tanpa Yesus disisiku. Tanpa Yesus membim bingku. Tanpa Yesus menopangku ku kan jatuh.

.... tanpa ~ dengan

... dengan Yesus menopangku ku tak jatuh.

God Blessed....

(Herry - Listiyani)

Tweet