Iklan

“BOS” DALAM KELUARGA

Setiap keluarga memiliki “bos” – yang memutuskan – yang biasanya di-“jabat” oleh pria, sebagai suami.

 Namun, kadang-kadang seorang wanita yang lemah dan bodoh bisa menjadi “bos” oleh karena sejak mula, dalam sistem kehidupan keluarganya, dia yang sebenarnya menjadi penentu/ pengambil keputusan. Ada kasus keluarga Ibrahimovic dan Martalitova. Dimana Ibrahimovic adalah seorang dokter yang pandai, sedangkan isterinya  adalah seorang yang tidak berpendidikan dan lemah. Hampir dalam segala hal, pendapat dan pemikiran Sang suami yang sebenarnya tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Tetapi, anehnya Ibrahimovic bukanlah “bos” yang menentukan pengambilan keputusan dalam keluarga tersebut.

 Alasannya sederhana, yaitu karena Sang suami tidak tahan kalau melihat isterinya menangis. Dan, setiap kali selalu demikian. Martalitova selalu menangis setiap kali kehendaknya tidak dituruti. Akhirnya kebiasaan tersebut menjadi suatu sistem, dengan Sang isteri yang lemah dan bodoh itu menjadi “bos”-nya.

Kehidupan manusia selalu membentuk sistem. Begita keluarga terbentuk, dan dua orang mulai hidup bersama, sistem itu biasanya juga sudah terbentuk. Siapa “yang dalam sistem tersebut” yang menjadi bos, biasanya selalu menjadi “penentu” kehidupan keluarga tersebut.

Kita perlu mengelola keluarga kita dengan benar, sehingga keputusan-keputusan yang diambil adalah sesuai dengan kehendak Tuhan.

“dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Efesus 5:21). 

(Soendoro - Imelda)

0 Response to "“BOS” DALAM KELUARGA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post