Iklan

MEMBESARKAN ANAK ADALAH BERKAT, BUKAN BEBAN

Seperti apa orang tua hebat itu ? Apakah orang yang melakukan apa saja untuk anak-anaknya ? Atau yang melatih anaknya melakukan segala sesuatu ? 

Jika anak tidak dapat mengikat tali sepatu, orang tuanya gagal. Apakah benar demikian ? Kalau seorang anak tidak dapat memotong daging steak, apakah kita menyebut si orang tua tidak berhasil mendidik ? Namun, kenapa tidak kita lanjutkan ? Tidakkah kita mengharapkan anak-anak yang sudah besar dapat mencuci baju, membersihkan rumah, dan akhirnya memiliki pekerjaan dan menghasilkan uang ?

Mengapa orang tua secara konsisten melakukan segala sesuatu bagi anak-anak mereka ? Perasaan dibutuhkan ? Keinginan disukai, diberi ucapan terima kasih, dan dipuji ? Kebutuhan menjadi “teman” bagi anak-anak ? Atau terkadang kita memilih melakukannya sendiri. Sesungguhnya, kita justru membodohi anak kita saat terus melayani mereka dan membiarkan mereka malas. Lantas, anak seolah menjadi beban. Karenanya, orang tidak melihat anak sebagai berkat. Mereka tidak menajamkan dan tidak memberdayakan mereka.Mereka sekedar menjadi bilah kayu yang terus dibawa-bawa. Mereka tidak berguna, tidak pernah diberdayakan – kita hanya membawanya ke sana kemari.

Namun, alangkah menakjubkan pencapaian anak kita saat mereka diperlukan, memiliki misi dan tanggung jawab.

Anak-anak harus menjadi teman terbaik bagi orang tuanya. Namun, sebagai orang tua, kita harus berhati-hati agar tidak semata-mata berusaha keras menjadi teman sampai lupa bahwa kita adalah orang tua mereka. Mereka bukan sekedar memerlukan teman lain. Mereka memerlukan figur otoritas, misalnya sesuatu yang tidak mereka dapat dari sosok teman. Allah telah menempatkan kita dalam hidup anak-anak sedemikian rupa sehingga kita mewakili otoritas-Nya yang penuh kasih. Dia memberi kita tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak, mengajari mereka melayani, dan mempersiapkan mereka menuju masa depan.

“Sesungguhnya, anak-anak adalah milik pusaka TUHAN: dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada muda” (dari KJV – Maz 17:3-4). 

(Soendoro - Imelda)

0 Response to "MEMBESARKAN ANAK ADALAH BERKAT, BUKAN BEBAN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post