HUNTER VS HOMEMAKER
By
sianny
—
Selasa, 13 November 2018
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Kejadian 3:19 (TB) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Secara natur, pria memiliki kecenderungan alami untuk berorientasi pada tujuan (target oriented), karena sejak semula memang pria ditetapkan untuk mencari nafkah.
Di awal-awal kehidupan manusia, mencari nafkah kebanyakan dilakukan dengan berburu. Untuk itu pria dilengkapi dengan kemampuan-kemampuan seperti fisik yang kuat, kemampuan mengukur jarak dan mengenali arah, serta kemampuan berfokus pada tujuan dan mengesampingkan faktor-faktor lain di sekitarnya.
Karena itulah bagi kebanyakan pria lebih mudah untuk membaca peta dan mengemudikan kendaraan daripada wanita.
Karena itu pula seringkali pria tidak mendengar ketika istrinya memanggil pada saat dia sedang asyik membaca koran atau menonton pertandingan olah raga. Bukan karena dia tidak peduli atau lebih mementingkan televisi daripada istri, tetapi karena memang kecenderungan naturnya seperti itu.
Sebagai istri, setelah kita memahami hal ini, semoga tidak lagi terburu-buru marah apabila suami tidak mendengar apa yang kita katakan saat dia sedang melakukan hal lain. Lebih baik kita menepuk pundaknya, pastikan dia mengalihkan fokusnya pada kita, baru sampaikan informasi yang perlu kita sampaikan.
Perhatikan juga waktu dan momen yang tepat untuk menyampaikan sesuatu.
Berikan waktu secukupnya untuk dia menyendiri di "gua" nya setelah lelah seharian bekerja, jangan langsung membombardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan dan luapan perasaan kita. Itu merupakan salah satu kebutuhan yang membuat pria di-charge dan di-refresh setelah seharian bekerja. Setelah itu, pasti dia akan lebih siap menampung dan merespon apapun yang perlu kita sampaikan.
Sebaliknya para wanita secara natur diciptakan berorientasi pada hubungan (relationship oriented).
Segala sesuatu dikaitkan dengan hubungan dan perasaan, bahkan memori wanita pun lebih banyak mengingat sesuatu berdasarkan kesan (baik maupun buruk) daripada kejadiannya. Contoh: ingat lagu tertentu karena diputar pada saat dansa pertama dengan pasangan. Ingat restoran tertentu karena merupakan tempat kencan pertama, atau ingat restoran tersebut karena pernah bertengkar dan sakit hati di tempat tersebut.
Hal ini disebabkan karena wanita memang diciptakan dengan natur mengasuh dan merawat (nurturing), yang berkaitan erat dengan emosi dan perasaan.
Bagi seorang wanita, menjalin dan menjaga hubungan dengan orang-orang yang dikasihi adalah prioritas utama.
Karena itulah wanita senang berbagi cerita tentang keseharian dan perasaannya pada orang-orang terdekat (terutama suaminya).
Dengan berbagi, dia merasakan hubungan dan kedekatan serta kesehatian dan saling merasakan atas apa yang dialami satu sama lain.
Hal inilah yang membuat kehadiran seorang wanita dapat membawa kehangatan dan keintiman di dalam rumah.
Bahkan di dalam bahasa Mandarin, aksara "An" yang artinya "peace" atau "damai" dituliskan berupa lambang "atap" dengan lambang "wanita" di bawahnya. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya peran seorang wanita di dalam membawa suasana damai dan nyaman di dalam sebuah rumah tangga.
Firman Tuhan pun menggambarkan sosok istri yang demikian.
Titus 2:4-5 (TB) dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,
hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang.
Jadi, kalau seorang istri bertanya tentang apa yang terjadi di kantor hari ini, apa yang papa makan tadi siang, jam berapa papa pulang malam ini, dan seterusnya...
Itu bukan sekedar kepo atau curigation, tetapi karena dorongan untuk menjalin hubungan dan membangun kesehatian dengan orang yang dia kasihi.
Sebagai suami, syukuri dan hargailah perhatian dan keberadaan istrimu, sediakan waktu untuk mendengarkan dia karena itu yang dia butuhkan.
Apabila suami tidak mau mendengarkan, maka dia akan beralih kepada orang yang mau mendengarkan.
Mungkin itulah sebabnya mengapa ibu-ibu senang ikut arisan dan mengobrol berjam-jam di telepon.
Dalam batasan yang wajar, hendaklah suami memakluminya karena itulah kebutuhan seorang wanita.
Mari kita belajar melihat perbedaan sebagai kelebihan yang patut disyukuri dan dimaksimalkan, bukan sebagai kelemahan yang harus kita rubah sesuai dengan keinginan kita.
Roma 15:7 (TB) Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Tuhan memberkati
(Chandra - Sansan)
0 Response to "HUNTER VS HOMEMAKER"