Iklan

WAFFLE VS SPAGHETTI

Pengkhotbah 4:9 (TB)  Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.

Bukan hanya berbeda orientasi di dalam memandang dan menyikapi suatu hal, ternyata cara kerja otak dan pola berpikir pria dan wanita pun jauh berbeda.

Dalam bukunya "Men Are Like Waffles - Women Are Like Spaghetti", Bill & Pam Farrell menganalogikan cara berpikir pria seperti kue waffle dan cara berpikir wanita seperti spaghetti.
Hal ini juga didukung oleh riset medis tentang otak manusia selama bertahun-tahun  yang membuktikan bahwa cara kerja dan komposisi otak pria dan wanita memang diciptakan berbeda.

Dikatakan bahwa pria berpikir seperti waffle (terkotak-kotak), ini sesuai dengan kecenderungan pria yang target oriented, otak pria tidak terprogram untuk multi tasking ataupun multi thinking. Seolah-olah setiap topik di dalam kehidupan ini memiliki kotak-kotak tersendiri yang tidak berhubungan dan hanya akan dibuka 1 kotak pada 1 waktu.

Lain halnya dengan wanita. Penelitian medis menemukan bahwa bagian-bagian otak wanita dan aktivitas gelombang otak wanita jauh lebih aktif dan saling terhubung satu sama lain daripada otak pria.
Hal inilah yang menyebabkan cara berpikir wanita dikatakan seperti spaghetti/mie (saling terhubung dan terjalin satu sama lain tanpa ada pemisah yang jelas).
Fakta juga membuktikan bahwa wanita lebih mampu melakukan beberapa kegiatan atau memikirkan beberapa hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

Apabila diilustrasikan mungkin seperti berikut:
Percakapan antara 2 orang pria yang sedang membahas tentang suatu hal, misalnya : pelayanan pelawatan.
Maka pembicaraan akan berjalan di topik pelawatan sampai semua hal selesai dibicarakan. Setelah itu, biasanya akan ada jeda beberapa saat sebelum dimunculkan sebuah topik baru untuk dibicarakan.

Sedangkan apabila 2 wanita membahas tentang pelawatan, maka pembahasan akan melebar tentang orang yang akan dilawat, berlanjut dengan restoran baru di sekitar alamat pelawatan, disambung dengan promo diskon restoran terbaru dari kartu kredit tertentu, dan akhirnya merembet pada diskon besar-besaran tanggal 11-11, dan seterusnya.
10 menit kemudian, kita akan mendapati mereka sedang membahas tentang anak si A yang akan menikah dengan anak si B, tidak lagi berbicara tentang pelawatan.

Karenanya, apabila seorang pria (suami) berkomunikasi dengan seorang wanita (istri), seringkali terjadi kendala.
Istri bertanya tentang tagihan kartu kredit, disambung dengan cerita tentang  asisten rumah tangga yang minta ijin pulang  kampung, dilanjutkan dengan mengingatkan tentang undangan nanti malam, dan ditutup dengan pertanyaan, jadi, sekarang mau beli apa untuk sarapan?

Sang suami masih berkutat di kotak tagihan kartu kredit. Ketika istri tiba-tiba bertanya tentang sarapan, prosessor nya seolah-olah nge-hang karena tidak ada informasi tentang sarapan di kotak kartu kredit.
Dan apabila malamnya suami asyik menonton bola dan lupa mempersiapkan untuk pergi ke undangan, istri akan mengomel karena suami tidak mendengarkan padahal dari pagi sudah diingatkan.

Seringkali pria dicap "lemot" karena hal ini, padahal dengan kemampuan untuk memilah-milah dan berfokus pada satu hal saja, pria lebih mumpuni di dalam mengambil keputusan logis dan tetap tenang di dalam krisis.
Sementara wanita cenderung untuk lebih mudah panik dalam keadaan darurat.

Tingkat stress wanita pun secara statistik jauh lebih tinggi, karena dengan cara berpikir yang selalu aktif dan sangat dipengaruhi emosi, wanita seringkali mengalami kelelahan mental dan psikologis.
Sementara pria, di antara kotak-kotak yang menjadi kepentingan dalam hidupnya, selalu ada sebuah kotak kosong yang akan dia gunakan pada saat recharge sendirian setelah seharian beraktifitas.
Biasanya sambil menonton televisi, membaca koran, atau melakukan hobby nya, dia akan benar-benar mengosongkan pikiran dan mengendurkan setiap otot yang tegang, termasuk otaknya.

Nah, setelah mengetahui mengenai perbedaan cara kerja otak pria dan wanita, alangkah baiknya jika kita bisa saling memahami dan menolong pasangan kita.
Istri bisa menyiapkan poin-poin yang jelas apabila ada informasi penting yang perlu suami ketahui.
Dan suami bisa menyediakan waktu untuk mendengarkan tanpa berusaha menyelesaikan masalah agar istri bisa melepaskan ketegangan melalui berbagi dengan orang terdekatnya.

Efesus 4:2-3 (TB)  Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.  
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

Tuhan memberkati

(Chandra - Sansan)

0 Response to "WAFFLE VS SPAGHETTI"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post