MENGASIHI VS MENGHORMATI
By
sianny
—
Sabtu, 24 November 2018
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Efesus 5:31-32 (TB) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Kesatuan suami istri, keharmonisan rumah tangga, adalah sesuatu yang dikejar banyak orang.
Karena pada saat rumah tangga berantakan, semua aspek hidup yang lain tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Orang-orang dengan rumah tangga yang baik selalu diminta membagikan rahasia kesuksesannya, banyak buku ditulis, khotbah, retreat, seminar dan konseling diadakan tentang bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga.
Ternyata, rahasia yang besar ini bukanlah rahasia bagi orang percaya, Firman Tuhan membukakan bahwa hubungan suami istri harusnya seperti hubungan Kristus dengan jemaat.
Bahkan di ayat berikutnya dengan jelas diberikan petunjuk praktis untuk melaksanakannya.
Efesus 5:33 (TB) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Perintah ini perintah yang sangat umum dan selalu didengungkan di setiap khotbah, kelas bimbingan pra nikah, dan retreat pasutri.
Hanya saja, ternyata banyak pasangan yang masih meraba-raba dengan istilah mengasihi dan menghormati (tunduk) ini, dan dalam prakteknya gagal melakukannya karena salah menginterpretasikannya.
Pada saat "resep" ini gagal, mereka kecewa dan merasa bahwa perintah ini bagaikan obat yang tidak manjur, hanya membuang energi dan waktu saja tanpa ada hasil yang jelas, dan mereka tidak lagi mau melakukannya.
1. Menghormati (tunduk)
Apa sih definisi seorang istri ideal?
Cantik? Pintar masak? Pintar cari uang?
Pernah dengar seorang istri berkata seperti ini?
"Kurang apa aku sebagai istri? Pekerjaan rumah kukerjakan gratis, pembantu rumah tangga saja dibayar. Anak-anak kuasuh gratis, padahal baby sitter saja dibayar, masih minta dilayani hubungan seks, juga gratis, PSK saja dibayar, suamiku memang tidak tahu terima kasih, masih mengeluh kalau aku tidak menghormati dia, padahal dia cari uang saja ngga becus, dulu waktu aku bekerja penghasilanku lebih besar dari dia."
Justru itu hai istri-istri. Makanan bisa dibeli, bersih-bersih rumah bisa sewa pembantu, bahkan sekarang ada layanan go-clean, go-food, go-massage, dan lain-lain yang berbasis aplikasi. Supir bisa dicari, PSK juga banyak di mana-mana.
Semua yang istri lakukan itu baik, tetapi bisa digantikan dan bukan yang utama yang dibutuhkan oleh suami.
Sedangkan Firman Tuhan mengajarkan, yang utama dan tak tergantikan hanyalah menghormati dan tunduk, itulah kunci untuk menjadi seorang istri yang ideal.
Efesus 5:22 (TB) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan
> Itu adalah bagian dan previlege seorang istri.
Menghormati dan tunduk lebih mengacu kepada sikap hati dan kerelaan karena istri mengetahui kehendak Allah dan mau taat pada kehendak Allah tersebut.
Jadi, selama apa yang suami kita lakukan dan perintahkan tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, kita akan tunduk dan menghormatinya walaupun kadang-kadang keputusannya bisa salah.
Tanpa penghakiman, tanpa kritikan, tapi dengan dukungan dan penerimaan dan sukacita, karena mengetahui bahwa Tuhan sedang berproses dengan dia, menjadikannya seorang pemimpin yang hebat untuk keluarganya.
> Melakukan bagiannya sebagai istri dengan sukacita, melayani suami dengan sepenuh hati, menerima setiap kelebihan kekurangan suami dan mendukungnya dengan tulus, itulah yang tak tergantikan dan secara spesifik Tuhan perintahkan pada istri. Bukan sekertaris atau karyawan yang menghormati dan tunduk karena dibayar oleh bos nya, ataupun sekedar tunduk karena takut atau malas bertengkar, tetapi sungguh melihat suami sebagai perwakilan otoritas Tuhan di dalam keluarga kita.
2. Mengasihi
Apa definisi seorang suami yang ideal?
Ganteng? Kaya? Ngga suka marah-marah?
Pernah dengar pria-pria berkata seperti ini?
"Kurang apa aku sebagai suami? Aku tidak berselingkuh, tidak berjudi, tidak minum, tidak pernah memukul istri, bahkan uang belanja kuberikan berlimpah, dia tidak pernah kekurangan apa-apa. Dasar istri tidak tahu diuntung, ngga pernah puas, bisanya mengeluh, katanya aku kurang perhatian, apa dia tidak tahu aku bekerja keras setiap hari juga untuk dia dan anak-anak?"
Efesus 5:28-29 (TB) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Mengasihi bukan sekedar memberikan apa yang istri minta dan tidak marah-marah, akan tetapi merawatnya dengan kasih, bukan hanya kebutuhan fisik, tapi juga perasaan dan keberhargaannya.
Mempelajari, mendeteksi, dan mengerti kebutuhan fisik dan emosinya dengan lemah lembut dan rendah hati, itulah yang menjadi kunci kebahagiaan seorang istri.
Terkadang pria mengasihi tidak tepat sasaran karena melihat kebutuhan istri dari sudut pandangnya sendiri.
Banyak pria berpikir bahwa uang atau benda mahal = kasih.
Tidak salah, karena salah satu tugas utama suami adalah mencari nafkah dan banyak pria menjadikan materi sebagai tolok ukur atau sarana identifikasi.
Misal: Seorang pria akan segera sadar bahwa salah satu teman kantornya berganti kendaraan, bahkan saat mengobrol pun hal ini sangat terbaca.
Eh, kamu kenal Pa Anton?
Istri akan menjawab, oo.. yang anaknya ikut paduan suara bareng anakku kan?
Sementara suami akan menjawab, oo.. yang punya toko besi di jalan rajawali kan? Yang pake Pajero Sport hitam?
Bahasa adalah sarana berkomunikasi.
2 orang dengan bahasa yang berbeda tidak dapat saling mengerti.
Istri bilang "I love you", suami bilang "Wo Ai Ni", tidak ada yang merasa dikasihi karena mereka tidak saling mengerti apa yang dikatakan oleh pasangannya.
Tapi istri harus belajar bilang "wo ai ni", dan suami harus belajar bilang "I love you", barulah mereka akan mengerti maksud dari pasangannya.
Demikian juga dengan bahasa kasih, tiap orang memiliki bahasa kasih yang berbeda.
Dalam bukunya "The Five Love Languages", Gary Chapman mengidentifikasikan 5 jenis bahasa kasih : Sentuhan, Kata-kata, Waktu kebersamaan, Pelayanan, dan Hadiah.
Kalau kita berbicara dengan bahasa yang tidak dia mengerti, dia tidak akan merasa dikasihi.
Contoh: bahasa kasih suami adalah kata-kata, sementara istri yang dibesarkan di keluarga yang tidak terbiasa mengekspresikan kasih dengan kata-kata, melainkan dengan pelayanan.
Pada saat suami lelah sepulang kerja, istri mengasihi dengan memasak makanan kesukaan suami, membersihkan rumah, menyiapkan air mandi & pakaian bersih.
Sementara itu, suami menunggu-nunggu istri mengucapkan kata-kata yang mendukung, mengapresiasi, menghibur, menguatkan dan penuh kasih saat dia lelah sepulang kerja. Akibatnya suami merasa tidak dikasihi, bahkan berpikir bahwa istrinya adalah seorang wanita yang dingin dan tidak peduli.
Di lain kesempatan, suami tadi membelikan bunga, membuat puisi cinta, memuji kecantikan istri, dan seterusnya.
Sementara istri sedang merasa lelah dan menunggu suami berinisiatif membantu pekerjaan rumah tangga, padahal suami dibesarkan di keluarga yang mana ayahnya tidak pernah membantu pekerjaan rumah tangga, sehingga dia tidak tahu bahwa itu yang diharapkan oleh istrinya.
Akibatnya, istri tidak merasa dikasihi, bahkan berpikir bahwa suaminya gombal & egois, cuma OmDo (Omong Doang) dan NATO (No Action Talk Only).
Jadi, mengasihi itu bukan hanya masalah memberi dan memanjakan, tapi lebih ke mengerti dan memahami kebutuhan istri, serta kerendahan hati untuk mengusahakannya bagi sang istri.
Perintah Tuhan ini sudah teruji oleh waktu dan sejarah.
Ilmu psikologi pun menemukan bahwa:
Ketakutan terbesar seorang pria adalah: merasa gagal dan tidak dipandang
Karena itu kebutuhan terbesar nya adalah dihormati dan dikagumi
Itu sebabnya Tuhan memerintahkan wanita untuk tunduk dan menghormati suami.
Pada saat istri meremehkan, mencela, mendominasi, dan menjelekkan suami di depan orang lain, harga dirinya akan terluka.
Sebaliknya dengan dukungan, rasa hormat, dan penundukan diri istri, suami akan termotivasi dan maksimal dalam fungsinya sebagai pemimpin.
Alasan selingkuh terbanyak : merasa tidak dihargai/ tidak dianggap di rumah, merasa tidak cukup baik karena istri selalu mengkritik dan tidak pernah puas, bukan karena istrinya kurang cantik atau tidak bisa masak.
Makanya banyak pria berselingkuh dengan sekertaris, bahkan tukang pijat, prt, dll. padahal istrinya lebih cantik dan pintar. Hal ini terjadi karena sekertaris, prt, psk, tukang pijat, selalu memperlakukan dia dengan hormat dan puja puji yang tidak dia dapatkan dari istrinya.
Sedangkan ketakutan terbesar wanita adalah : ditolak dan tidak diinginkan
Karena itu kebutuhan terbesar nya adalah diterima, diakui, dikasihi.
Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan suami untuk mengasihi istri.
Saat suami bersikap dingin, tidak responsif, sibuk sendiri (dengan pekerjaan, hobby, HP), apalagi ketus dan kasar, istri akan terluka.
Akan tetapi melalui penerimaan, pengakuan, perhatian, dan kasih suami, seorang wanita akan merasa aman, nyaman, dan bahagia sehingga mampu menjadi maksimal dalam fungsinya sebagai penolong.
Itulah juga sebabnya mengapa banyak wanita yang kurang diperhatikan suami akhirnya menyalurkan kebutuhan nya akan penerimaan melalui obsesi terhadap pekerjaan, kecantikan, dan status sosial baik di pergaulan maupun di sosial media.
Mengejar pujian, lambang "jempol" atau "like" di sosmed, dan pandangan iri dari wanita lain untuk mengisi perasaan tidak aman dan perasaan tidak diterima oleh suaminya.
Sebagian lagi tidak dapat menyalurkannya dan perlahan-lahan berubah menjadi "nenek sihir" yang sinis, galak dan selalu mengomel, atau menjadi "upik abu" yang pasif, rendah diri, dan layu.
Kita tidak mau pernikahan kita menjadi seperti itu bukan?
Jadi mari, bapa ibu, rekan-rekan MoU, kita terus belajar dan taat pada panggilan kita, sehingga rancangan Tuhan yang indah bagi pernikahan kita bisa digenapi dan menjadi berkat bagi banyak pernikahan lain.
Kolose 3:14-15 (TB) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Tuhan memberkati
(Chandra - Sansan)
0 Response to "MENGASIHI VS MENGHORMATI"