SALING MENERIMA

Tidak mudah menerima orang yang dibawah level kita, kalo orang yang levelnya berada diatas kita lebih mudah kita terima.

Kita selalu ingin bergaul dgn yang lwbih pintar, lwbih hebat tapi menerima orang yang lemah imannya dan orang bodoh, bukanlah perkara mudah.

Demikian juga dalam hubungan suami istri, pasangan kita pastilah memiliki kekurangan dibanding kita. Seringkali kita menuntut pasangan kita supaya mengupgrade diri atas kekurangannya.

Tapi Paulus mengajarkan supaya kita saling menerima satu sama lain.

Langkah pertama mengasihi adalah kita menerima.

Ketika kita percaya Yesus kita perxaya bahwa Bapa disurga menerima kita san oleh karena itu kita berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kira.

Demikian juga dalam proses kita mengasihi sesama manusia terutama istri kita. Kita belajar untuk menerima orang yang lemah (bukan saja imannya tapi semuanya) tanpa mempercakapkan pendapatnya. Namanya orang yg lemah (kurang) pastilah pemdapatnya juga terasa lemah dan kurang bermuru, tapi Paulus menyuruh kita untuk menerima.

Dalam hubungan suami istri banyak masalah timbul karena kita tidak mau menerima kekurangan pasangan kita dan selalu msnuntutnya untuk berubah. Sayangnya perubahan dari pasangan sangarlah lambat dan mungkin saja dipastikan tidak bisa berubah banyak.

Demgan menerima segala kelemahan pasangan kita, kita diberi kasih untuk sanggup tidak ribut dan tetap support pasangan kita tanpa ngoceh-ngoceh.

Ada banyak kekurangan yang terjadi karena kelebihan kita, ketika kita bergerak cepat maka ketelitian akan semakin menurun. Ketika kita semakin teliti maka sebaliknya pekerjaan akan semakin lambat.

Kita belajar saling menerima pasangan kita, karena segala kekurangan mereka terjadi juga karena kelebihan mereka. Tentu kekurangan dan kelebiham ini tidak membahas soal kekurangan yg terjadi karena dosa tetapi lebih soal karakter.

Mari kita saling menerima supaya kita bisa mengatasi semua masalah dengan lebih baik.

(Jefri - Afa)

Tweet