KESEIMBANGAN HIDUP

Keseimbangan berarti cukup beristirahat, kerja, olahraga, rekreasi, bergaul, dan berteman. Keseimbangan membuat jiwa relatif lebih sehat serta stabil. Kestabilan memberikan kekuatan untuk mengendalikan perasaan dan perilaku, sementara ketidakstabilan membuat seseorang mudah sekali hanyut dalam perasaannya.

Keseimbangan tidak hadir dengan sendirinya, tetapi harus dipikirkan dan diusahakan. 

Untuk menciptakan keseimbangan, dibutuhkan seni dalam mengelola waktu dan kreatifitas dalam mengisi waktu. Bekerja adalah bagian kehidupan yang tidak jarang telah menguasai kehidupan itu sendiri. Suami atau isteri yang bijak, selain bekerja keras dalam pekerjaan seharusnya juga bekerja keras memikirkan waktu untuk beristirahat di tengah atau akhir ritme pekerjaan sehari-hari yang melelahkan. Atau, jika ternyata pekerjaan sangat padat sehingga tidak ada cukup waktu beristirahat, maka perlu diupayakan agar kita dapat menyisihkan satu hari khusus untuk benar-benar tidur nyenyak tanpa diganggu. Bila kita menyadari kebutuhan untuk beristirahat janganlah kita membuat aktifitas “ekstra” yang lain.

Secara berkala lakukanlah hal-hal lain yang memang disukai – kegiatan yang positif yang dapat membuat diri atau tubuh rileks. Kegiatan ini bisa mengambil waktu rutin sejam atau dua jam dan tidak harus selalu melibatkan pasangan, karena suami-isteri mungkin saja memiliki interes yang berbeda. 

Tujuan yang ingin dicapai adalah kehidupan pribadi yang seimbang. Dengan adanya keseimbangan, maka masing-masing akan menjadi pribadi yang efektif.

Renungkanlah pesan Tuhan hari ini :

“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31)

(Soendoro - Imelda)

Tweet