MEDENGAR SUARA TUHAN
By
sianny
—
Jumat, 08 Maret 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
1 Samuel 24:9-11 (TB) (24-10) Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu?
(24-11) Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.
(24-12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
Hanya dari mendengar apa kata orang , kemudian menarik suatu kesimpulan dengan tanpa adanya bukti-bukti yang jelas atau saksi-saksi kuat yang menyertainya, akan membuat orang bisa salah langkah di dalam bertindak, ketika "menyikapi" kesimpulan yang sudah diambil.
Bisa saja tindakan yang diambil ini merugikan buat diri sendiri maupun orang lain.
Karena itu hendaknya setiap kita ini, menjadi orang yang "sedikit" lebih bijaksana, ketika "menghadapi" suatu permasalahan dan kemudian di dalam "menarik" sebuah kesimpulan dan "membuat" sebuah keputusan dalam melangkah "menyikapi" kesimpulan yang sudah diambil.
# Hendaknya kita tidak menjadi gegabah dalam bertindak!
Saul adalah contoh dari orang yang gegabah itu , dimana sebagai seorang raja, ia seharusnya "lebih bijaksana" dalam membuat suatu kesimpulan dan di dalam menyikapinya .
Apa yang dilakukan saul terhadap daud, anak menantunya sendiri, adalah akibat dari "men dengar" apa kata orang, tapi apa yang dilakukan saul adalah juga akibat dari "kemarahan" yang dipendam dalam hatinya, sebagai "buah" dari "sikap hati" yang berisi "ketidakrelaan" dan "kecemburuan" tanpa dasar, karena Allah "telah memilih" daud sebagai "pengganti" saul yang memang sudah "tidak berkenan" di hati Allah.
Seharusnya Saul "sadar" bahwa tuduhannya terhadap daud adalah "salah besar!".
"Pribadi" daud, "sangat jauh" dari apa yang ada di dalam pikiran saul.
Daud adalah sosok pribadi yang "sangat menghormati" saul sebagai raja, "otoritas" nya dan sekaligus juga ayah mertuanya
Sebenarnya, jika daud "mau", ia punya "kesempatan" untuk bisa "menghabisi" nyawa saul ketika ada di dalam gua. Tapi,apa yang dilakukannya, daud "hanya memotong" punca jubah dari saul , dan itupun dilakukan dengan hati yang "tidak sejahtera".
Bagi daud "menyentuh" orang yang diurapi Tuhan adalah suatu hal yang tabu. Karena daud tahu, bahwa orang tersebut ada dibawah "otorisasi" nya Allah, kuasa Allah menyertai orang tersebut.
"Takut" akan Tuhan, hal itulah yang "menyertai" setiap langkah yang diambil daud, yang "jelas jelas", sangat berlawanan dengan saul ketika ia "sudah" menjadi raja, saul bertindak berdasarkan kemauan hatinya dan dari mendengar apa kata orang, bukan menurut apa yang Allah kehendaki.
#Banyak dari orang, begitu juga tidak terkecuali mereka yang "mengenal" Tuhan, ketika sudah punya "kedudukan" dan "wewenang" , hidupnya "sudah berhasil", hidup di dalam " zona kenyamanan " acapkali menjadi "lupa" minta tuntunan Tuhan dalam melangkah, mereka dalam "banyak kasus", lebih suka melangkah berdasar "kemauan hati" dan "pikirannya" sendiri
dan juga hanya dari "mendengar" apa kata orang, "tanpa bertanya" kepada Tuhan terlebih dahulu !
Tuhan ,"dikepretin", sudah "tidak dianggap' lagi
Tetap semangat!
(Sephen - Hera)
0 Response to "MEDENGAR SUARA TUHAN"