BIJI YANG MATI
By
sianny
—
Kamis, 25 Juli 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Yoh 12:23-33, Mat 1:1-17
Yesus menyampaikan sebuah prinsip yang luar biasa, " Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Kutipan ayat diatas menyampaikan nubuat Yesus tentang cara kematiannya dan bagaimana kematian Yesus akan membawa dampak yang besar.
Didalam sebuah biji terkandung semua DNA dan kode genetis yang akan diturunkan ke keturunan selanjutnya, dan jika kita mau menghasilkan buah yang banyak, tidak ada cara lain menurut Yesus, bahwa benih itu mesti jatuh kedalam tanah dan mati. Mati disini berarti dia terkubur oleh tanah tersebut, terselubungi. Dari renungan kemarin sebuah tanah yang baik akan mennyediakan semua zat dan unsur hara yang dibutuhkan oleh sebuah biji untuk mengeluarkan daya hidupnya. ketika biji itu diselimuti oleh kelembaban air, energi pertumbuhan mulai bekerja mendobrak dinding biji yang keras dan mulai mengeluarkan tunasnya.
Hari ini kita tidak belajar tentang kematian, tetapi mengenai biji.
Biji adalah kristalisasi nilai-nilai, nilai-nilai yang dianggap penting supaya keturunan pohon tersebut dapat bertahan dikehidupan selanjutnya.
Misalnya suatu biji alpukat dari daerah bercurah hujan rendah ditanam didaerah bercurah hujan tinggi, buah yang timbul dari pohon ini akan berbeda dengan buah dari induk pertamanya, baik rasa maupun tekstur buahnya. Mengapa hal ini bisa terjadi ? karena pohon alpukat tersebut melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan barunya. Demkeian seterusnya pohon alpukat tersebut akan menghasilkan buah dengan kode genetis baru, sebagai penyesuaian untuk anaknya dikehidupan berikutnya.
Pada waktu membaca Matius pasal 1, kita suka pusing, apa pentingnya sih silsilah Yesus ditulis di Alkitab ? Selain untuk menegaskan jalur asal usulnya hingga ke Abraham.
Saya memahami sekarang kenapa Tuhan memilih Maria sebagai ibu Yesus. Maria dipilih Tuhan karena tertanam sifat genetis yang tangguh dan percaya kepada Tuhan, hasil dari sikap hidup dari nenek moyang Maria.
Menurunkan generasi mulia adalah tugas kita sebagai orang tua, dalam segala kesulitan, penderitaan kita, anak-anak akan merekam dan menyimpan bagaimana sikap hidup kita sebagai orang tua. Nilai-nilai tersebut akan direkam dan kemudian diwariskan kepada anak-anak mereka. Banyak masalah dalam keluarga sebenarnya membantu kita untuk melahirkan generasi yang kuat dan tangguh, anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga yang permisive biasanya akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kesulitan di dunia nyata.
Pernikahan yang bahagia bukanlah tujuan dari Tuhan menciptakan pernikahan, tetapi menghasilkan benih yang berkualitas untuk berbuah banyak dimasa yang akan datang menjadi tujuan dari pernikahan itu sendiri.
(Jefry - Afa)
0 Response to "BIJI YANG MATI"