HATI YANG TULUS
By
sianny
—
Senin, 05 Agustus 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Menjadi orang percaya, di dalam menjalani kehidupan kita yang berada di dalam keluarga kita, maupun berada di tengah tengah masyarakat yang heterogen keadaan nya, dan yang pasti, kita akan juga "bersinggungan" dengan orang fasik yang juga ada ditengah masyarakat, tentu adalah bukan hal yang mudah.
Mazmur 73:1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
Ayat mas tersebut, buat setiap orang percaya, pasti mengandung satu harapan yang besar, yang percaya akan adanya kebaikan Tuhan dan akan menjadi bagian hidup kita, ketika hati kita "tulus" dan "bersih" di hadapan hadirat Nya.
Tapi ketika melihat, menghadapi dan mengalami sendiri kenyataan yang ada di dalam kehidupan ini, yang menjadi pertanyaan buat kita, masih adakah "iman pengharapan" kepada Tuhan itu ?
Semisal , ketika hidup kita ada di dalam situasi yang "kurang baik" bila kita bandingkan dengan mereka yang "tidak percaya" ataupun mereka yang "suka menentang" Tuhan .
Bahkan pemazmur pun juga "sampai" bisa berkata, di dalam :
Mazmur 73:2-3
2. Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
3. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
Bukankah hal yang sama juga "sering" terjadi pada diri kita , ketika kita melihat kenyataan yang ada di depan mata kita, dimana "kemujuran" justru menjadi milik orang fasik, yang "suka membual".
Dan kita menjadi "cemburu", "iri hati" kepada mereka, orang fasik itu.
Hasilnya hati kita ini menjadi "tidak tulus" lagi, dan "tidak bersih" lagi. Dimana hal inilah yg mem buat pemazmur "hampir saja" kaki nya "terpeleset" dan nyaris "tergelincir jatuh" ke dalam dosa, karena " iri " dan " dengki " .
Terlebih lagi ketika orang orang fasik itu menjadi "harapan baru" dan "menjadi tujuan" bagi orang lain, bahkan orang orang fasik itu dengan segala "kelebihan"nya dan "kekuatan" nya "mempertontonkan" kecongkakan nya, mengejek, memperolokkan situasi dan kondisi dari orang percaya yang hidup dan kondisinya sedang ada di dalam "proses" atau "ujian" untuk membentuk "kepribadian" nya agar "bisa kuat" iman percayanya dalam pengiringannya kepada Tuhan dalam hidupnya yang fana ini. Dan terlalu nya orang orang fasik ini, bahkan Tuhan pun, mereka jadikan "sasaran" dan "bahan" cemoohan mereka. .
Dalam situasi yang demikian itu, maka "bersyukurlah" pemazmur kepada Tuhan , bahwa ia bisa "tetap bertahan" dengan imannya, tetap "dekat" dan "bergaul erat" dengan Tuhan nya.
Disitulah pemazmur dengan hikmat yang dari Tuhan menjadi tahu akan "akhir kesudahan" dari hidup orang fasik, yang jelas "tidak punya" masa depan yang "penuh" dengan pengharapan akan adanya "hidup kekal" bagi mereka yang "percaya" kepada Tuhan.
Mazmur 73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
Karena itu pemazmur dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan nya, bermazmur kepada Tuhannya :
Mazmur 73:25-26
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Apapun yang sedang dihadapi dan terjadi dalam hidupnya, bahkan derita itu sampai "menghancurkan" tubuhnya sekalipun, pemazmur "tetap mempercayakan" hidupnya dan ber lindung hanya kepada Allah, Tuhannya sampai kapanpun juga.
Bagaimana dengan diri anda, ketika Tuhan ijinkan kesulitan itu menjadi "bagian" dari hidup anda?
Tetap bertahan dengan iman anda ataukah anda meng ingkarinya, karena "tidak kuat" bertahan, hanya demi sesuatu yang "sementara" sifat nya. sekalipun resiko nya anda "kehilangan" peng harapan yg ada di dalam Tuhan, dan yang sudah anda miliki sekarang ?
Hidup ini adalah pilihan, mana yang akan anda pilih?
Itulah yang akan menentukan hari depan mu nanti.
Tetap semangat !
(Stephen - Hera)
0 Response to "HATI YANG TULUS"