KELUARGA YANG BAHAGIA (5)
By
sianny
—
Jumat, 16 Agustus 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Hubungan pernikahan adalah perjanjian seumur hidup. Oleh sebab itu, yang dibutuhkan untuk dimiliki oleh setiap pasangan, bukan hanya cinta, kesabaran dan kebaikan, tetapi juga kesetiaan.
Dalam KBBI, arti kesetiaan adalah keteguhan hati, ketaatan (dalam persahabatan, perhambaan, dsb.), kepatuhan. Kata benda pistis (Grk) secara konseptual bermakna keyakinan dari kebenaran atas sesuatu, kepercayaan. Kata yang tepat untuk menerjemahkan setia adalah kata pistos (Grk), bukan pistis (Grk).
Kesetiaan tidak bisa hanya dilakukan ketika kita suka, senang untuk memenuhi janji atau ketika kita berpikir suatu hal penting untuk dilakukan. Karena kesetiaan bukanlah sikap yang pasif, melainkan terus aktif dan dibuktikan dari waktu-ke-waktu, terus-menerus berlangsung, sampai kehidupan kita di dunia ini berakhir.
Kesetiaan adalah bagian tabiat Allah. Ada dalam Alkitab, sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan (Mazmur 33:4). Karena Allah berfirman : “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)
Alkitab memberikan banyak pengajaran tentang Allah yang setia. Dan sebaliknya umatNya sendiri, Israel berulang kali tidak setia. Meski demikian, Allah tetap setia pada pilihanNya, tetap berpihak pada mereka. Tuhan menghukum karena dosa-dosa mereka tapi tidak melenyapkan mereka.
Sebagai umat-Nya, kita harus menunjukkan kesetiaan kita kepada Allah, dengan cara, salah satunya setia kepada pasangan dan keluarga kita.
(Soendoro - Imelda)
0 Response to "KELUARGA YANG BAHAGIA (5)"