JATI DIRI
Pada dasarnya, Joker adalah kisah awal dari sosok penjahat paling terkenal di serial DC Comic.
Ada tiga hal bagaimana Arthur bertransformasi menjadi Joker. Setiap hal ini memunculkan pertanyaan yang berbicara kepada kita hari ini.
1. Apakah kita punya andil dalam menciptakan penjahat?
Peran utama Arthur berdandan sebagai badut untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang komedian. Arthur bergumul dengan sakit mental yang kemungkinan besar didapatnya dari kekejaman yang diterimanya sewaktu kecil dan setiap leluconnya tidak diapresiasi di semua tempat pertunjukkan yang dia kunjungi.
Beberapa kali ditunjukkan di film, Arthur di bully baik secara verbal maupun fisik oleh orang-orang yang berasal dari beragam strata sosial, mulai dari sekelompok anak-anak, tiga profesional muda, hingga oleh seorang pembawa acara profesional yang diperankan oleh Robert de Niro. Setiap perlakuan buruk yang diterima Arthur mendorongnya untuk terluka lebih dalam.
Dalam kasus Arthur, pengalaman-pengalaman buruknya membawa dia kepada kekerasan. Cerita ini sebenarnya tidaklah asing. Jika kita melihat berita internasional di televisi atau media sosial, kita mengetahui pernah ada penembakan massal yang terjadi di beberapa tempat di dunia. Dan rata-rata mereka yang melakukan kejahatan terlebih dahulu mengalami hal-hal tidak baik dalam keluarganya.
Film Joker menunjukkan fenomena nyata tersebut dan menantang para penontonnya untuk bertanya, apakah kita punya andil dalam menciptakan penjahat di dunia?
Yusuf juga mengalami hal menyakitkan ketika dia di aniaya kakak2nya sendiri dalam kitab Kejadian 37. Tetapi bersyukur Yusuf mempunyai dasar yang kuat dalam Tuhan sehingga tidak membalas dan tidak menjadi jahat.
* Bagaimana pelayanan kita kepada pasangan dan kepada anak-anak kita ?
* Dalam masa sekarang bahkan serba media sosial apakah kita menjadi pengikut Kristus yg suka Menggosip,Mengkritik orang,merendahkan dan merasa lebih rohani karena memiliki jabatan dalam pelayanan ?
* Dalam masa dimana lebih banyak waktu bersama keluarga apakah kita pakai waktu untuk membangun, mengasihi dan mempererat ?
2. Menyembunyikan pergumulan di balik kebahagiaan palsu ?
Sebagai badut dan komedian, Arthur punya mimpi untuk membuat semua orang berbahagia, tapi dia mengakui kalau dia tidak pernah merasa bahagia satu hari pun dalam hidupnya. Arthur malah “menggunakan wajah bahagia” untuk menyembunyikan kesedihan yang dirasakannya.
Salah satu akibat dari penyakit mentalnya adalah Arthur bisa tertawa tak terkendali di situasi yang sebenarnya dia tidak ingin tertawa. Salah satu bagian yang menyayat hati adalah ketika Arthur di suatu malam terduduk di sofa. Dia tertawa histeris dan air matanya menetes, menunjukkan depresi yang telah sangat akut menyerangnya.
Pernahkah terpikir oleh kita berapa banyak orang-orang di sekitar kita yang mencoba memasang wajah bahagia di balik pergumulan hebat yang mereka alami ? Atau mungkin juga pasangan kita,keluarga bahkan kita sendiri mengalaminya ?
Apakah ada orang-orang, seperti Arthur, yang ingin membuat orang lain tertawa tapi dirinya sendiri tercabik oleh depresi ?
Menanyakan kabar kepada teman atau pasangan kita dalam waktu luang kita adalah salah satu bentuk pelayanan baik karena seringkali Tuhan mau pakai kita untuk sekeliling kita.
3. Hidup ini sebuah tragedi, komedi, atau…?
Ada salah satu kutipan adalah ketika Arthur berubah menjadi sosok Joker si pembunuh. Dia berbicara kepada ibunya yang juga menderita sakit mental. Arthur berkata,”Aku pernah berpikir hidupku adalah sebuah tragedi. Tapi sekarang, aku menyadari hidupku adalah komedi.” Pemahaman ini menjadi tahap akhir yang mengubah Arthur menjadi Joker sepenuhnya.
Bagian penting dalam film Joker adalah ketika Arthur mencari tahu ayah kandungnya dan berusaha mengerti mengapa dia ditinggalkan begitu saja. Arthur hanya ingin sebuah pelukan bukan materi. Apakah kita sebagai ayah sudah menjadi imam yang mengasihi atau membiarkan ?
Pertengkaran suami istri bahkan perceraian bisa membuat anak bingung,kehilangan jati diri dan mengalami kehancuran dalam dirinya.
Film Joker tidak menyajikan akhir yang bahagia. Joker adalah tantangan bagi kita untuk lebih memperhatikan pasangan kita dan anak-anak kita,mengasihi lebih lagi juga mengasihi orang-orang di sekeliling kita sehingga mereka tahu bahwa kehidupan bukanlah sebuah tragedi ataupun komedi. Sama seperti Tuhan mengasihi Saulus sehingga dia mengalami Tuhan dan menjadi Paulus dalam kisah rasul 9 :1-18
Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Mengalami Tuhan menjadi obat buat kesembuhan hati dan jiwa yang terluka.
(Tonny - Milka)
0 Response to "JATI DIRI"