KESOMBONGAN
Dalam saat teduh pribadi yang saya lakukan ada banyak hal yang saya alami. Timbul hikmat, keberanian untuk melakukan sesuatu yang selama ini belum pernah dilakukan, bahkan ada destinasi baru. Destinasi baru baik dalam pekerjaan, bisnis, pelayanan dan keluarga.
Salah satu hikmat yang muncul dalam pikiran saya, adalah gambaran tentang sesuatu yang sudah cukup saya kenal. Gambaran yang sering saya ceritakan kepada anak-anak waktu saya ada dalam pelayanan anak dulu…Yaitu gambaran seekor ulat.
Gambaran tentang ulat ini adalah sebuah teguran dari Tuhan buat saya. Ulat adalah mahluk kecil, tapi hampir semua wanita jijik dengan ulat. Ulat memang mahluk yang merusak. Ulat adalah mahluk yang kerjanya hanya makan...makan…makan...makan. Dunianya hanya sebesar ranting pohon saja. Ulat tidak berhenti makan, beberapa kali ganti kulit menjadi lebih besar tapi tetap ulat yang hanya merusak daun-daun….
MAZMUR 22 : 6 - 7 Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya.
Saya tersentak…saya ini ternyata dalam pandangan Tuhan seperti ulat, yang hanya melihat kepentingan diri sendiri… Fokus kepada diri saya sendiri. Jadi selama ini pasti ada orang yang mencibirkan bibirnya, mengeleng-gelengkan kepala, diam-diam mengolok-olok saya karena perbuatan, perkataan, sikap saya.
Maka terkuaklah hal yang selama ini tidak saya sadari…. Kemudian saya lebih tertempelak lagi ketika saya membaca Firman Tuhan tentang dosa penyembahan berhala. Penyembahan berhala ? Bukankah saya tidak ada jimat atau sejenis itu ? Saya juga tidak menyembah kepada patung-patung. Kenapa saya ada dosa penyembahan berhala ?
Ternyata yang menjadi berhala adalah diri saya sendiri…. Terutama dalam pekerjaan, saya merasa cukup menguasai banyak hal. Saya merasa punya banyak prospek. Saya merasa mampu menjadi influencer yang pandai, saya merasa mampu mengubah dan mengarahkan orang lain. Jadi penyembahan berhala itu adalah KESOMBONGAN saya. KESOMBONGAN / KECONGKAKAN inilah dosa yang paling dibenci Tuhan karena menganggap diri setara dengan Tuhan.
Amsal 21 : 4 Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.
Yakobus 4 : 6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak , tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Dalam flashback, masalah proyek yang tidak tertagih itu, justru dimulai dari kecongkakan saya. Waktu itu saya sempat mengabaikan peringatan dari rekan / partner bisnis saya. Saya mengabaikan dia karena saya merasa lebih tahu, dan dia usianya masih muda. Karena kecongkakan itu, saya jatuh ke dalam perangkap sendiri.
Saya benar-benar seperti seekor ulat…. seekor ulat yang menjadi cela. Tapi justru saya bersyukur… karena mendapat pencerahan melalui saat teduh pribadi. Ketika keintiman dengan Tuhan dibangun, Tuhan menegur, Tuhan berkata-kata… dan saya bisa menangkapnya dalam keadaan yang sunyi, tidak bising, intim, dan khusus….. Saya hanya bisa minta ampun, bertobat dari KESOMBONGAN / KECONGKAKAN…..
Ternyata Tuhan memberikan inspirasi lagi kepada kami tentang metamofosa. Seekor ulat pada saatnya akan menjadi kepompong… Ketika kami bertobat, kami masuk dalam fase selanjutnya…KEPOMPONG
Ulat akan diproses ketika menjadi kepompong. Dalam kepompong itu pasti gelap, sepi, terasing, tidak ada suplai apapun, dalam ruang sangat sempit, sulit bergerak… Di masa pandemi ini, kami merasa demikian. Kami merasa tidak ada suplai apapun, ketika proyek terhenti, pembayaran tidak tertagih, tidak ada penghasilan. Kemudian mau berbisnis apa ? Rasanya sulit sekali bergerak. Kami jadi tersadar, masa pandemi ini, kami ada dalam masa kepompong….
Jujur saja, sebelum saya mendapat hikmat tentang ulat dan kepompong, dalam benak saya selalu muncul cerita-cerita sejarah perang. Terlalu banyak cerita bahwa pasukan-pasukan terkepung, tidak ada bantuan, kelelahan, kelaparan, luka, bahkan sampai seluruh pasukan itu musnah seluruh barulah tiba bantuan. Contohnya adalah Peristiwa Benteng Alamo, Pertempuran Operation Market Garden di Arnhem…
Benteng Alamo yang merupakan bangunan gereja dipertahankan oleh sekitar 300 orang yang harus menahan serbuan 10.000 tentara Mexico agar tidak masuk ke dalam negara bagian Texas. 300 orang tersebut bertahan sepenuh tenaga selama berhari-hari sebelum 300 orang tersebut gugur semuanya. Begitu juga dalam Operation Market Garden ketika tentara sekutu yang adalah tentara Inggris terkepung di kota Arnhem. Pada akhir pertempuran Arnhem, ada batalion yang semua anggota gugur. Jadi dalam pikiran saya situasi berat masa pandemi bisa saja seperti itu. Terus terang, masa-masa sebelum mendapat inspirasi tentang metamorfosa ulat, saya mulai goyah. Saya merasa seperti tidak ada bantuan dan pertolongan Tuhan…..
Namun dengan ada gambaran tentang kepompong, terceliklah saya… Bahwa masa kepompong hanya sementara, dan setelah masa kepompong, justru akan menjadi kupu-kupu…. Ulat dalam Kepompong memang ada dalam kesempitan tapi dia selalu bergerak……bergerak….bergerak. Jadi saya juga harus selalu bergerak sampai tiba saatnya ke luar dari kepompong.
Saya bersyukur bahwa Tuhan itu baik. Tuhan tidak membiarkan orang benar itu goyah selama-lamanya.
Mazmur 121 : 3 Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
Mazmur 55 : 22 Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau. Tidak untuk selama-lamanya dibiarkanNya orang benar itu goyah.
Mendapat pengertian ini, maka saya meresponinya… Saya meresponi dengan bergerak. Untuk yang rohani, saya mengikut doa Fajar, dan mengikuti setiap acara apapun yang ada di gereja kami. Sementara untuk hal tentang pekerjaan dan bisnis, saya mengikuti Zoom seminar di gereja kami yang membahas tentang Bisnis online, tentang membangun bisnis, workshop bisnis online dan lain lain.
Dari semua itu timbullah ide untuk mencoba melakukan tentang personal branding. Hal ini belum pernah saya lakukan. Sebelumnya saya alergi melakukan personal branding di Media Sosial. Namun saya merasa ini adalah hikmat Tuhan, maka saya melakukannya.
Saya coba personal branding ke FB, sepertinya tidak bagus. Kemudian berdasarkan diskusi dengan Benaya, anak saya yang profesinya Digital Planner Strategist, saya coba bikin posting di Linkedln. Awalnya belasan postingan saya buat. Tapi postingan-postingan tersebut dalam 5 bulan sejak Mei 2020, paling banyak hanya mendapat 85 kunjungan saja pada 1 postingan. Sedangkan yang lainnya rata-rata di bawah 50 bahkan ada yang di bawah 20.
Hal ini kembali membuat saya goyah…. Tapi saya terus belajar…. Sampai sebulan lalu saya membuat 4 postingan baru. Dari 4 postingan baru tersebut masing-masing sudah dikunjungi 240, 490, 1.600, bahkan ada yang tembus 4.000. Terus terang saya terkejut…. Surprise dengan hasil ini… Sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam hidup saya sebelumnya. Karena hal seperti ini tidak pernah saya mengerti sebelumnya.
Dari semua yang dilakukan adakah hasil bisnis ? Jawabannya sudah mulai ada…tapi masih terbatas…karena saya masih dalam kepompong sampai tiba saatnya ke luar menjadi kupu-kupu. Kami sedang menantikan waktunya Tuhan. Waktu Tuhan adalah yang terbaik.
Ulat yang tidak berguna dan perusak, diproses dalam kepompong, kemudian ke luar menjadi kupu-kupu, dia masuk ke dalam dimensi baru. Ulat makannya daun, pekerjaanya hanya makan saja, dunianya hanya seranting pohon saja. Kupu-kupu, makanannya sari bunga, tiap dia makan, dia membantu pembuahan, warna sayapnya begitu indah karena Tuhan sendiri yang desain dan melukisnya, lalu dunianya jauh…jauh…lebih luas. Dunia kupu-kupu adalah dunia sebuah taman / kebun, dunia bunga-bunga yang indah dan harum. Kupu-kupu menjadi berguna.
Ulat seperti kami, suami istri, Tuhan sedang proses untuk menjadi kupu-kupu untuk masuk dalam Dimensi Baru. Kami siap untuk Tuhan bawa kepada Destinasi dan Dimensi Baru baik untuk pekerjaan, bisnis, pelayanan, dan seluruh aspek lainnya. Ternyata Masa Pandemi bukan bencana tapi kesempatan dari Tuhan untuk membawa kami ke Dimensi Baru.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "KESOMBONGAN"