Iklan

VIRUS KENYAMANAN (3)

 Masa Pandemi sekarang ini adalah kejadian besar yang tidak pernah diperhitungkan ataupun diprediksi oleh siapapun. Di awal tahun ini orang masih punya harapan bahwa masa pandemi hanya 3 atau 4 bulan. Tapi semua harapan itu buyar total karena sampai sekarang masa pandemi di seluruh dunia belum berakhir. Kabar terakhir, Eropa yang sudah dinyatakan Zona Hijau kembali diamuk badai Virus Corona Gelombang Kedua…. Di Indonesia, mungkin saja terjadi badai lebih hebat di waktu ke depan mengingat adanya banyak demo yang dapat menjadi klaster penyebaran Virus Corona….


Masa Pandemi yang berkepanjangan ini menghabiskan banyak cadangan. Bukan saja cadangan uang yang dihabiskan tapi juga cadangan kesabaran, ketekunan, keberanian, harapan, optimisme, bahkan dapat menggerus cadangan iman…..


Bukan hal aneh, kalau berbagai jurus-jurus tentang penikahan, keluarga, bisnis, pekerjaan, pelayanan, mendadak hilang dari ingatan…… Mendadak tidak tahu lagi jurus apa yang akan digunakan padahal sudah pernah belajar bahkan tahap mahir. Kepanikan, ketakutan, kekuatiran, jalan gelap dan buntu, membuat tidak ada energi untuk melakukan jurus-jurus. 


Dalam masa sukar ini, muncullah sebuah hikmat dari Tuhan melalui seseorang dalam sebuah ibadah raya….Hikmat dan inspirasi yang luar biasa dari Tuhan bahwa masa pandemi ini adalah masa ujian iman untuk naik kelas. Ujian kenaikan kelas atau tingkat, tidak pernah ada yang mudah… Apalagi ujian akhir untuk mendapat gelar. Ujian akhir untuk mendapatkan gelar pasti jauh lebih sulit, dibandingkan ujian akhir semester atau ujian kenaikan kelas….. Ujian kelulusan gelar memerlukan energi yang lebih, bahkan sering kali masuk dalam stress. Jika kita tidak mau ikut ujian kelulusan gelar, resikonya adalah tidak ada kelulusan atau kenaikan. Jadi mau tidak mau, harus menerima ujian, persiapkan diri, lalu hadapi soal ujian. Jika lulus dari ujian, maka semua kesulitan, penderitaan, kelelahan dalam masa ujian menjadi sirna karena mendapat gelar yang diimpikan….. maka jadilah kelulusan dan mendapat gelar menjadi momen terpenting yang selalu diabadikan, diceritakan dan menjadi kebanggaan……


Masa Pandemi adalah masa ujian bagi semua orang, seluruh dunia. Hanya yang membedakan adalah soalnya… Soal ujian ini setiap orang beda, termasuk suami istri, masing-masing punya soal ujian sendiri yang berbeda. Ujian ini adalah ujian open book, nyontek juga boleh, cuma dapat dipastikan, jawaban hasil contekan tidak cocok dengan soal ujian yang didapat. Bukankah semua orang punya soal yang beda.


Inilah saatnya ujian untuk mendapat gelar…. Gelarnya adalah Dimensi Baru untuk semua orang. Inilah saatnya menyelesaikan soal ujian karena setelah ujian selesai, maka hasilnya akan membuat penderitaan dalam masa ujian terlupakan.


Dalam masa ujian, yang pertama-tama adalah terimalah soal ujian, dan BERSYUKUR untuk soal ujian yang diterima….. Lalu tenangkan diri, mulailah mengerjakan soalnya dengan tenang… Ingatlah masa ujian hanya sementara… Tapi walaupun hanya sementara hasil akhirnya tergantung dari hasil pengerjaan soalnya. Saat mengerjakan soal, maka berbagai kesulitan, penderitaan, perjuangan sudah pasti tidak dapat dihindari. 


MAZMUR 139 : 23 - 24

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal !


Tujuan ujian ini adalah supaya kita bisa mengenal diri sendiri, apakah kita berkenan di hadapan Tuhan, dan mau mengikuti apa yang Tuhan kehendaki. Dalam masa normal, tidak ada waktu untuk mengenal diri sendiri dan bertanya kepada Tuhan apakah kita berkenan di hati Tuhan dan mau mengikuti rencanaNya. Di masa normal, kita justru meminta bahkan memaksa Tuhan untuk memberikan persetujuan dan berkat untuk rencana kita. Karena di masa normal, kita merasa kitalah pemilik hidup ini, sudah ikut kegiatan rohani ini itu, sudah melayani Tuhan ini itu di mana-mana, maka layaklah Tuhan membalas dengan memberkati sesuai keinginan sendiri. 


Pernahkah di masa normal kita bertanya, Tuhan apakah hidupku sudah berkenan di hatiMu ? Apakah aku masih ada kekurangan, kesalahan, karakter yang belum menjadi berkat, bahkan menyimpan dosa yang aku tidak sadari ? Apakah aku hidup hanya menyembah kepadaMu saja ? Adakah ilah lain dan berhala dalam hidupku ? Apa yang ingin Kau kerjakan dalam hidupku, lakukanlah walaupun membuatku tidak nyaman, tapi aku mau mengikuti rencanaMu. Di masa normal, tidak ada waktu untuk bertanya seperti itu atau bahkan mengabaikannya sama sekali. 


Suami dan istri, masing-masing punya soal ujian sendiri-sendiri. Sehingga masing-masing juga harus ada persiapan pribadi. 


Soal ujian saya dan soal ujian istri saya ternyata memang beda. Sehingga, masing-masing, baik saya maupun istri harus punya waktu pribadi untuk menghadapi soal ujian. Soal ujian pribadi ini dibawa bersama dalam doa sepakat. Jadi ternyata dalam masa ujian ini, kami baru menyadari bahwa selain membangun doa sepakat, harus ada waktu teduh pribadi dengan Tuhan. 

Ternyata waktu saya mulai melakukan hubungan pribadi dengan Tuhan di masa pandemi ini, terceliklah mata saya… Di masa normal, hubungan pribadi saya dengan Tuhan tidak terbangun intim, sebaliknya merasa bahwa saya sudah cukup punya hubungan dengan Tuhan dalam doa sepakat kami. Karena doa sepakat telah kami lakukan secara rutin dan sudah menjadi budaya, makanya saya menganggap itu sudah cukup. 


Sadarlah saya betapa picik, angkuh, bodohnya saya ini yang belum punya hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan. Selama ini, saya merasa sudah cukup mengenal Tuhan…. Namun ternyata semua itu salah….Bukankah pasangan adalah prioritas setelah Tuhan ? Jadi kalau tidak prioritas untuk waktu pribadi yang intim dengan Tuhan, maka Tuhan menjadi prioritas setelah pasangan.


Selama ini di masa normal, saya merasa punya hubungan intim dengan Tuhan hanya karena doa sepakat saja tanpa perlu membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Sadarlah saya bahwa selama ini saya sudah mengganti prioritas…bahwa Tuhan menjadi prioritas setelah pasangan / istri saya…… 


Saya harus bertobat……bertobat dari pikiran ini…. seperti kata Daud dalam Mazmurnya, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal !


Saya bersyukur bahwa masa pandemi ini memurnikan kembali hati, pikiran saya… Pola pikir hanya diubah karena adanya hubungan pribadi dengan Tuhan. Bagi saya masa pandemi bukan saat yang indah, saya juga mengalami kesukaran yang belum pernah dialami, tapi justru di masa kesukaran besar ini, saya bertobat dari pola pikir yang salah….Saya bersyukur.……


Ternyata Krisis Masa Pandemi ini bukan bencana tapi sebuah kesempatan yang Tuhan berikan untuk saya masuk ke dalam Dimensi baru setelah lulus ujian nanti. 


Masa Pandemi adalah saat Change My Mindset, untuk masuk ke dalam Dimensi Baru setelah lulus ujian.


(Hanbeng - Lydia)

0 Response to "VIRUS KENYAMANAN (3)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post