Iklan

VIRUS KENYAMANAN (4)

 Sekitar Bulan Oktober 2019,tepatnya setahun yang lalu,  ketika membaca Firman Tuhan, saya mendapatkan sebuah insprirasi dari cerita tentang Maria dan Marta. Dalam kisah Maria dan Marta, seperti yang banyak sudah diketahui, adalah tentang Marta yang sangat sibuk melayani Tuhan Yesus ini dan itu. Sementara Maria hanya duduk di bawah kaki Tuhan Yesus mendengarkan apa yag dikatakan oleh Tuhan Yesus. Hal ini membuat Marta menjadi kesal, karena dia merasa Maria tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk-duduk saja tanpa melakukan apapun 



Lukas 10 : 38 - 42 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."


Dari kisah ini, Roh Kudus memberikan inspirasi bahwa saya harus mengambil waktu untuk berdiam diri, mengambil waktu duduk di bawah kaki Tuhan, mendengarkan perkataan apa yang Tuhan Yesus mau saya lakukan , yang menyenangkan hatiNya.  Saya harus memilih bagian yang terbaik yaitu duduk di bawah kaki Tuhan. 



Menjelang akhir tahun ada beberapa kejadian, saya mendapat teguran dari seorang sahabat saya , mengenai saya pribadi yang membuat saya menjadi bertanya-tanya apakah maksud semua itu. Tetapi saya bersyukur saat itu saya membayangkan  layaknya seperti Tuhan sedang menegur saya.

Puncaknya adalah di akhir Desember 2019, ketika kami ada masalah dengan sebuah proyek, proyek yang tidak dapat ditagih karena adanya permainan kotor. Kami harus bertanggung jawab atas semua kerugian proyek tersebut. Peristiwa yang berturut-turut tersebut sangat menguras energi saya , saat itu saya tidak tahu maksud dari Tuhan mengizinkan semua itu terjadi.


Saya merasa tagihan itu hak saya, telah dirampas, ditipu. Saya sangat marah, kesal, kepada semua pihak yang telah melakukan permainan kotor tersebut. Saya merasa seharusnya saya bisa memperoleh hak saya, tapi dengan adanya trik dan permainan kotor, semua itu gagal didapat. 


Dengan kejadian itu, saya berusaha untuk mendapatkan kembali hak saya tetapi sia-sia. Di tengah usaha itu, di awal tahun 2020, dimulailah virus Corona menyebar. Waktu itu masih ada beberapa prospek proyek sehingga masih ada harapan untuk menutup kerugian. 


Namun bulan Maret 2020, resmi dinyatakan kalau Pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan PSBB diberlakukan. Maka seketika itu juga semua prospek apapun hilang lenyap…

Kami merasa sudah jatuh tertimpa tangga, tersiram cat pula...pingsan rasanya… Takut…kuatir...gelap...buntu.


Seminggu sebelum PSBB, saya masuk bergabung dengan group sel dan masuk dalam group Gemar Membaca Alkitab. Kami disarankan untuk membaca Alkitab 1 pasal 1 hari secara berurutan. Tidak menunggu lama, saya melakukan itu sejak hari pertama bergabung. 


Saya mulai mengambil waktu teduh pribadi dengan membaca Alkitab 1 pasal per hari. Kegiatan ini rutin saya lakukan. Sampai saat itu saya belum menyadari , kalau saya sudah mengambil waktu Berdiam Diri di bawah kaki Tuhan. Masa PSBB yang memang hanya sedikit saja yang bisa dilakukan, sedikit kegiatan yang dapat dilakukan bagi saya salah satunya adalah berdiam diri itu. 


Bahkan lebih jauh saya ubah waktu teduh pribadi saya menjadi pagi-pagi sekali. Sebelum mengikuti Zoom Doa Fajar dari Gereja kami, saya melakukan saat teduh pribadi. Seringkali pesan firman Tuhan yang kami dapat,  hasil dari hubungan intim kami masing-masing dengan Tuhan, kami bawa didalam doa sepakat kami berdua. Terkadang Roh Kudus menyadarkan saya akan dosa , menasehati saya, membangun iman saya , dan menunjukan jalan yang harus saya tempuh . 


Pada bulan Mei saat perayaan lebaran, dimana umat muslim saling memaafkan , ada suatu dorongan dari Roh Kudus untuk saya melakukan langkah profetik , menyampaikan kalimat dari mulut saya yang keluar dari hati , yaitu melepaskan hak saya atas tagihan customer saya. Saya menyerahkan kepada Tuhan , itu bukan milik saya lagi, ini milik Tuhan . Puji Tuhan ! Dan kami sepakat memperkatakan itu dalam doa sepakat kami . Dan proyek itu bukan lagi jadi beban , tetapi jadi Berkat. Puji Tuhan, langkah selanjutnya kami melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang terlibat.


Memang tidak mudah melewati masa-masa sulit saya, sebagai istri dan ibu , apalagi dalam situasi dan kondisi tidak baik ini, Saat seperti itu , yang saya lakukan focus kepada Tuhan yang besar , focus pada kebaikan dan janji Nya yang tidak berubah dan percaya bahwa Tuhan tidak meninggalkan kami sendiri. Tuhan pasti menyertai kami.



Saat saya menjalani proses kehidupan dimasa krisis ini, Rohkudus mengingatkan saya pada Firman Tuhan  kepada Jemaat Efesus di Wahyu 2: 2-7 , Rhema ayat 4-5

“ Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh ! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikau engkau tidak bertobat “


Saya bersyukur , Tuhan Yesus begitu mengasihi saya , sehingga Tuhan memberi kesempatan dan mengingat kan saya untuk bertobat , mencari Dia , focus akan Dia, dan menanti-nantikan Dia. Agar kaki dian tidak diambil dari saya. Ternyata teguran sahabat saya itu benar adalah teguran dari Tuhan. 

Saya lakukan hal-hal yang semula saya lakukan. Intim dengan Tuhan , memuji dan menyembah Tuhan dan senantiasa konek dengan Dia. Itu yang saya lakukan sekarang-sekarang ini terus menerus agar Tuhan disenangkan . Kisah Maria yang mengambil bagian terbaik yang  duduk dibawah kaki Tuhan itu , benar-benar tergenapi, dan  menjadi bagian saya.

Suatu saat sahabat saya bertanya apa yang menjadi ambisi kamu sekarang ini, saya katakan “ Tidak ada, saya tidak punya ambisi lagi, yang ada , apa yang bisa menyenangkan hati Tuhan , itu yang mau saya lakukan dan saya mau jadi berkat buat banyak orang “ 


Puji Tuhan ! Di masa pandemi in saya benar-benar mengalami kesempatan untuk mengalami suatu dimensi yang baru , suatu ukuran yang sesuai dengan yang Tuhan mau. Amin.


(Hanbeng - Lydia)

0 Response to "VIRUS KENYAMANAN (4)"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post