APA YANG ANDA WARISKAN ?
Ada 2 bentuk warisan yang bisa kita tinggalkan buat anak-anak kita.
Warisan HAVING dan warisan BEING
Warisan Having banyak menjadi fokus dari keluarga-keluarga, bagaimana bisa meninggalkan harta sebanyak-banyaknya, dikirim ke luar negri utk menimba ilmu dari sejak kecil, sehingga akan membuat anak-anak kita aman dan terjamin di kemudian hari.
Warisan having hanya perlu surat wasiat dan tidak memerlukan komunikasi yang spesifik.
Warisan having perlu dipikirkan tapi yang lebih penting dan utama adalah warisan Being.
Mau jadi apa anak-anak kita kelak tergantung dari nilai-nilai kekekalan seperti apa yang kita wariskan saat ini.
Karena untuk meninggalkan warisan Being orang tua harus memberi waktu khusus, berbicara dan duduk bersama berbicara tentang integritas dan nilai-nilai ilahi, serta mengajarkannya berulang-ulang seperti tertulis dalam Ulangan 6:7-9
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Bagaimana mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai BEING yang menghasilkan buah ROH dalam kehidupan mereka. Bagaimana menanamkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri dalam keseharian mereka. Galatia 5:22-23
Seringkali yang terjadi para orang tua terlalu sibuk dengan fokusnya menyiapkan warisan kekayaan ketimbang warisan kehidupan.
Efesus 5:15-17 Karena itu perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Kita tidak akan pernah meninggalkan warisan kekekalan bagi anak-anak kalau tidak pernah menginvestasikan sesuatu yang paling berharga dengan bijaksana … WAKTU.
Ada masanya dimana segala sesuatu terlambat untuk disadari. Sebagai contoh saat anak-anak kita mulai masuk ke perguruan tinggi untuk kuliah. Tiba-tiba saja kita sudah tidak punya waktu lagi untuk duduk ngobrol untuk mewariskan nilai-nilai dan menjenguknya ketika mereka tidur.
Mereka sudah jauh tak terjangkau, bergaul dengan mengadopsi nilai-nilai yang dibagikan teman-teman mereka.
Ada survey dari Family research council bahwa setiap Ayah hanya bercakap-cakap dengan anaknya selama 8 menit perhari.
Anak laki-laki banyak yang menghabiskan waktu dengan para perempuan yang ada di rumah dan itu membuat anak laki-laki hanya mengenal ayah mereka secara samar-samar.
Ada kesaksian yang saya dengar di live IG, dari seorang coach yang saya kenal tentang kliennya.
Seorang pengusaha sukses yang menangis di kantornya karena anak perempuannya akan menikah dan pindah ke luar negeri bersama suaminya nanti. Dia ingin ditolong secara psikologis rasa kehilangannya.
Beliau menangis dan berkata, “Aku menyesal sudah tidak ada kesempatan lagi memeluk anak perempuanku karena terlalu sibuk dengan bisnisku. Sekarang dia sudah akan pergi dari kehidupanku untuk memulai hidup barunya, aku sudah tidak bisa ngobrol lagi dengannya.”
“Kalau aku bisa putar balik waktu, aku pasti akan luangkan waktu untuk anak-anakku, bermain dan ngobrol banyak dengan mereka. Sekarang aku memiliki segalanya tapi aku kehilangan momen-momen indah bersama anakku.”
Mari kita merenungkan sejenak apakah kita sudah memberi waktu buat anak-anak kita? Berapa lama waktu yang sudah kita habiskan dalam sehari Bersama dengan mereka?
Kalau para Ayah tidak meluangkan waktunya buat anak-anak mereka terutama anak laki-lakinya, mereka akan kehilangan banyak kesempatan untuk mentransfer nilai-nilai dalam kehidupan mereka.
(Agus - Vita)
0 Response to "APA YANG ANDA WARISKAN ?"